Arbi dan dinda sudah menceritakan apa maksud mereka datang menemui kedua orangtua arbi. Arbi mengaku bahwa dinda telah hamil anaknya. Agar kedua orangtua arbi mengizinkan mereka untuk menikah. Namun ternyata tidak. Kedua orang tua arbi Tidak menyetujui atas keinginan arbi
"Aku tidak bisa menikahkanmu saat ini, kau masih harus kuliah belum lagi bekerja. " bantah ayah arbi
"Tapi pah, dinda sudah hamil" ucap arbi memohon
"Biarkan kandungannya membesar. Kau boleh menafkahinya tapi untuk menikah saat ini tidak akan papah izinkan" ucap ayahnya menolak
"Lagipula arbi. Kamu masih remaja" ucap mamahnya menyambungkan ucapan papanya
"Tapiiiii" terpotong oleh ucapan dinda
"Sudahlah bi. Jujur saja pada kedua orangmu. Aku tidak apa2" ucap dinda kemudian
"Apa maksudnya din" ucap arbi menatap dinda
"Kita katakan yang sebenarnya. Aku tidak mau membebani mu" ucap dinda menatap arbi
"Tapi din. Aku sudah janji" ucap arbi lagi
"Lupakan janji. Aku akan mengerti. Teruskan pendidikan mu. Masa depan kamu masih panjang. Lagipula aku tidak pantas untukmu" ucap dinda sembari meneteskan air mata
"Apa maksudnya ?" ucap papa arbi kemudian
"Om,tante. Sebenarnya anak yang aku kandung bukan anak arbi" ucap dinda masih menangis
"Apa yang kamu ucapkan din" bentak arbi
"Apaaaa" ucap kedua orang tua arbi kaget
"Tidak. Dia anakku" ucap arbi membela
"Sudah arbi! Aku gak mau ada kebohongan lagi" ucap dinda berdiri
"Bagus. Kau memanfaatkan anakku untuk menikahi mu dengan alasan hamil karna anakku" ucap mama arbi membentak dinda
"Tidak. Bukan itu aku tidak menyuruh arbi untuk..."
"Keluar kau dari rumahku!" bentak keras dari mama arbi
"Mama" ucap arbi
"Aku akan keluar" ucap dinda beranjak ke kamar
"Din" ucap arbi mengikuti dinda
Sesampainya dikamar. Dinda membereskan barangnya lalu dimasukan ke dalam tas. Sementara itu, arbi hanya menatapnya dengan rasa emosi yang terbendung
"Kamu mau kemana?" ucap arbi mendekati dinda
"Aku akan keluar dari sini. Jaga diri kamu baik²" ucap dinda tanpa menatap arbi
"Jangan din. Ini sudah malam. Kamu akan kemana?" tanya arbi lagi
"Entahlah bi. Ini sudah jadi resiko buat aku" ucap dinda sambil menangis
"Baik kita akan keluar bersama" ucap arbi mengambil tasnya
"Tidak perlu. Ini rumahmu. Kau harus tetap disini. Aku akan kembali ke jakarta berharap masih ada yang mau menerimaku disana" ucap dinda tersenyum
"Enggak!" bentak arbi
Kemudian datanglah kedua orangtua arbi lalu berdiri didepan pintu kamar.
"Cepatlah angkat kaki dari sini. Aku tidak mau keluarga sial atas kehadiranmu" ucap mama arbi menghina
"Tentu" ucap dinda mengangkat tasnya
"Dinda" ucap arbi menahan tangisnya
"Biarkan dia pergi arbi" ucap papahnya menahan arbi
Dindapun keluar dari rumah itu. Tentunya dengan perasaan sakit sedih dan kecewa semua campur aduk. Dinda tidak tau kemana ia akan pergi namun hatinya berkata bahwa ia harus menjauh dari arbi..
"Dindaaaaaa" teriak arbi dari pintu luar
"Arbi" ucap dinda dalam hati tanpa menatap arbi
"Ma pa izinkan aku mengantarkan dinda" ucap arbi memohon
"Tidak" ucap papanya
Dinda hanya menatap jalan dengan mata yang dipenuhi airmata itu. Ia tak tau harus apa sekarang. Ia sudah tidak punya siapa" lagi. Yang ia punya hanya zia itupun jika dia di jakarta.
"Ya allah aku harus bagaimana, aku harus kemana?" ucap dinda dalam hati
Bersambung😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone
Teen Fictioncerita ini cuma fiksi doang, ya diangkat dari kisah seorang gadis lugu yg berakhir nakal karena pergaulan dan problem keluarga hingga mengakibatkan dia menjadi wanita malam dan berakhir penyesalan... gua harap kalian suka yah sama ceritanya.. amin d...