Jam sudah menujukkan pukul setengah enam sore, tetapi derasnya hujan menahan Alina dan Davaro untuk segera pulang. Mereka terlambat pulang karena kegiatan di sekolah yang padat. Tadinya mereka berlima, tetapi teman-teman mereka sudah pulang duluan sebelum hujan turun. Akhirnya mereka tinggal berdua dan memilih berteduh di halte depan sekolah karena sekolah sudah kosong.
"Alin, kalo nanti aku pergi jauh, kamu bakal kangen gak?" disaat dinginnya hujan, pertanyaan itu spontan terlontar dari mulut Varo.
"Apaan sih? Emang kamu mau pergi kemana? Sejauh mana?" Alina menanggapi pertanyaan itu dengan candaan. Ia hendak mencubit hidung mancungnya Varo tetapi Varo menahan tangannya, menggenggamnya erat. Lalu menatap mata Alina. Mereka berdua beradu pandang.
"Aku serius," ucapnya datar tapi tegas. Iya, Varo serius. Ia tidak pernah tampak seserius ini. Sangat jelas dari tatapannya.
"Pasti," jawab Alina menunduk, tak sanggup menatap mata Varo. Tanpa sadar air matanya mengalir. Terisak pelan.
"Sejak kapan Alin-ku cengeng?" Varo menghapus air mata Alina dan tersenyum lebar.
"Aku cuma becanda. Aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkanmu""Aku takut," ucap Alina pelan, tetapi Varo masih bisa mendengarnya.
"Kalo kamu beneran pergi, aku akan membencimu," sambungnya. Varo terdiam. Alina juga terdiam. Suasana menjadi kaku beberapa saat."Udahlah lupain aja, yuk pulang, hujan udah reda," ucap Varo mengalihkan pembicaraan, menarik tangan Alina menuju motornya.
***
Hai,
Ini cerita pertamaku, jadi maaf ya kalau tidak bagus dan banyak kesalahan kata.
Semoga suka
Jangan lupa kritik dan sarannya ya
Makasih
Love you 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GO (ON GOING)
Teen Fiction"Aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkanmu" Kalimat yang sangat dibenci Alina ▪️Update setiap Sabtu