Bagian 3

45 12 13
                                    

Sebuah mobil sedan merah terpakir di depan rumah Alina. Karena penasaran, Alina menghampiri mobil tersebut.

"Na, yuk ke sekolah bareng gue" tiba-tiba orang yang yang di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, membuat Alina kaget.

Alina sempat menolak, tetapi Erga memaksanya. Akhirnya Alina menerima ajakannya Erga. Di perjalanan tidak ada sepatah kata pun yang terlontarkan dari mulut Alina. Suasana menjadi canggung.

"Alina," panggil Erga lembut ketika sudah sampai di sekolah.

Alina menoleh, "makasih ya Ga, tapi lo gak perlu jemput gue lagi, gue gak mau ngerepotin lo," ucap Alina lalu turun dari mobil.

***

"Alin, tugas dari Bu Siska udah lo buat belum?" baru saja memasuki pintu kelas, Alina disambut oleh pertanyaan dari Keila.

Alina tau maksud dan tujuan Keila sebenarnya, ia membuka tas dan menyodorkan buku tugas yang berwarna biru itu kepada Keila. "Nih, basa basi lo basi tau gak" jawab Alina tertawa kecil dan dibalas seringaian oleh Keila.

"Gue nyontek tugas lo juga ya Lin, ada beberapa soal yang belum gue isi" pinta Fesya.

Alina mengangguk, "cepet kerjain, bentar lagi jam pelajaran pertama di mulai tuh" jawab Alina sambil berjalan menuju kursinya.

"Alina! Fesya! Keila!" panggil Balqis yang tiba-tiba datang, "Sini, kalian harus liat" ucapnya sambil menyeret tangan Alina dan Fesya. Keila tidak menghiraukannya, ia masih sibuk menyalin tugas.

"Kei, lu harus liat juga" ajak Balqis.

"Apasi, tugas gue belum selesai, kalian aja"

"Bentar doang kok" Balqis menarik tangan Keila. Ia akhirnya pasrah dan mengikuti kemauannya Balqis. Balqis membawa mereka bertiga ke depan pintu kelasnya.

"Liat tuh! ganteng kan?" ia menunjuk ke seorang cowok, anak baru itu, yang sedang duduk memainkan handphone-nya, "target gue tuh" ucap Balqis menaikkan dagunya sambil tersenyum.

Tiba-tiba cowok itu bangkit dari kursinya, berjalan menuju pintu. Sontak mereka berempat pura-pura mengalihkan pandangan.

Ya, cowok itu sangat tampan, kulit putih, hidung mancung, mata coklat, rambutnya sedikit pirang, dan tinggi.

"Mirip Varo ya" bisik Keila pelan ketika cowok tersebut lewat melalui mereka.

"Lo apa-apaan sih" Fesya menutup mulut Keila sambil melotot.

Alina hanya diam. Sebenarnya iya, sekilas anak baru itu mirip dengan Varo, pacarnya yang sudah sebulan hilang entah kemana dan sampai sekarang tidak ada kabar berita. Hanya saja Varo sedikit lebih tinggi dan warna rambutnya coklat kehitaman. Alina tidak dapat menyangkalnya, tapi ia juga tidak mau mengakuinya.

Kriiiingg

Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran pertama sudah di mulai.

"Mati! Tugas gue belum selesai" ucap Keila menepuk jidatnya. Lalu ia langsung berlari dengan sekuat tenaga, di ikuti oleh kedua sahabatnya, Alina dan Fesya.

***

"Ini punya lo?" anak baru itu menyodorkan sebuah dompet kepada Alina yang tengah duduk sendirian di perpustakaan membaca novel. Alina merogoh saku roknya. Benar, tidak ada dompetnya di dalam saku.

"Makasih ya," ucap Alina mengambil dompet tersebut. Cowok itu mengangguk.

"Nemu dompet gue dimana?" tanya Alina.

"Di kantin, dan maaf ya tadi gue buka dompet lo, untuk liat kartu pelajarnya biar gue tau itu punya siapa. Ternyata punya lo Alina" jawab cowok tersebut.

"Lo tau dari siapa kalo nama gue Alina?" tanya Alina lagi.

"Tadi gue tanya sama temen," jawabnya. Alina hanya mengangguk.

Cowok tersebut duduk di sebelah Alina, "nama gue Andrean, lo bisa panggil gue Rean, gue anak baru di sini, kelas XI IPA 3" ucapnya memperkenalkan diri.

"Kalo lo kelas berapa?" tanya Andrean kepada Alina.

"XI IPA 1" jawab Alina

"Lo pindahan dari Los Angeles itu kan? Lo bisa bahasa Indonesia?" tanya Alina.

"Ya bisa lah, kan gue juga orang Indonesia" jawab Andrean terkekeh.

"Ngomong-ngomong lo suka baca novel ya? Itu genrenya apa?" tanya Andrean melirik buku novel yang di pegang Alina.

"Thriller"

"Gue juga suka genre thriller, apalagi kalo film" jelas Andrean tanpa ditanya. "Kalo lo suka film thriller juga gak?" tanyanya.

"Suka"

"Gue punya rekomendasi film buat lo, bagus banget filmnya, kalo lo mau bisa kapan-kapan kita nonton bareng" ajak Andrean.

Alina mengangguk, "gue duluan ya" pamitnya meninggalkan Andrean sendirian.

***

Terima kasih telah membaca. Jangan lupa vote dan komennya ya
Kritik dan sarannya juga
Love you ❤️

DON'T GO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang