Semua siswa SMA Galaksi Mega berlarian karena jam sudah menunjukkan pukul 06.55, artinya 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Sementara Alina berjalan di koridor dengan lunglai. Tak menghiraukan gerombolan orang-orang yang berlarian tersebut, bahkan ada yang hampir menabraknya.Cewek berambut sebahu mengejarnya dari belakang sambil berteriak memanggil nama Alina. Tanpa melihat ke belakang, Alina sudah tahu siapa itu dari suara cemprengnya. Dia Fesya, sahabat Alina.
"Lo gue panggil dari tadi diem aja" ucap Fesya ngos-ngosan, "eh, tumben lo dateng jam segini." sambungnya sambil berusaha mengatur napas.
Alina melirik Fesya sebentar, lalu kembali berjalan sambil menundukkan kepalanya. Alina tampak lesu dan lemas. Kantung matanya terlihat besar dan menghitam. Sepertinya, dia tidak tidur semalamam. Fesya yang tadinya ingin menanyakan berbagai hal kepada Alina akhirnya mengurungkan niatnya. Ia menggenggam tangan Alina, dan mereka berjalan beriringan.
***
"Eh guys, kalian udah denger gak ada anak baru pindahan dari luar negeri? Katanya cowok ya?" tanya Fesya antusias.
"Iya cowok, katanya dari London, dan katanya lagi dia sekelas sama Balqis" jawab Keila.
Alina hanya diam tak menghiraukan sahabatnya. Ia masih sibuk mengaduk-aduk baksonya yang sudah dingin dari tadi, tanpa ada ia makan sedikit pun. Alina tahu kedua sahabatnya itu pasti sedang membicarakan Erga, tapi mulutnya seakan berat untuk bicara.
"Hai guys!" Sapa Balqis yang baru datang entah darimana membuat semua orang yang ada di meja itu terkejut. Melihat sahabat-sahabatnya geram, ia hanya balas dengan menyeringai.
"Gue laper nih tapi antrian panjang banget" ucapnya sambil memonyongkan bibir sok imut, berharap ada salah satu dari sahabatnya yang rela mengantri untuknya.
"Gue ngerti maksud lo. Maap!" ujar Fesya tanpa pikir panjang sambil mengangkat tangannya, seakan memberi tanda "No"
"Nih" Alina yang dari tadi diam akhirnya mengeluarkan suara, ia menyodorkan baksonya kepada Balqis. "Belum gue makan kok."
"Uh maaci Alin-ku sayang" Balqis langsung mengambil mangkok itu dan menyuapnya dengan cepat.
"Tapi lo belom makan dari tadi Lin, tadi pagi lo gak sarapan juga pasti kan?" protes Fesya tak terima. Enak saja si Balqis baru datang dapat bakso dan itu gratis.
"Gapapa kok." jawab Alina tersenyum tipis.
"Eh Qis, kok lo lama banget keluar kelasnya?" tanya Keila.
"Ya gue bikin PR dulu lah, yakali nggak buat PR, entar disuruh berdiri di depan kelas sama Buk Wati sampai jam pelajaran abis, kan capek." cerocos Balqis karena dia pernah mengalami itu sebelumnya, kapok.
"Pasti lo nyontek punya nya Ilham kan?" tanya Fesya. Balqis mengangguk sambil tersenyum lebar.
Sebenarnya, pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan lagi. llham adalah murid terpintar di sekolah mereka, selalu menjadi juara umum. Ilham sudah lama menyimpan perasaan kepada Balqis, sejak awal pertama masuk sekolah. Karena itu, Balqis memanfaatkannya menjadi tempat ia menyontek, bahkan Ilham rela membuatkan tugasnya. Tetapi Balqis tidak pernah mengindahkan perasaan Ilham. Ya bagaimana tidak, gadis secantik Balqis yang dijuluki Primadona Galaksi Mega mana mungkin mau dengan cowok cupu seperti Ilham. Balqis pun juga terkenal sebagai playgirl dan mantan-mantannya harus cowok-cowok keren di sekolah.
"Eh Qis, bener ya ada anak baru di kelas lo yang pindahan dari luar negeri?" tanya Keila penasaran.
"Iya." jawab Balqis singkat, fokus mengunyah bakso.
"Singkat banget lo jawab, cerita dong! "
"Iya, bule, eh enggak blasteran Indo-Amerika gitu lah mukanya. Ganteng."
Balqis menceritakan semuanya, juga menjelaskan ciri-cirinya, dan cowok baru yang sekelas dengannya itu pindahan dari Los Angeles, bukan dari London."Apa Erga nggak jadi sekolah di sini ya?" batin Alina.
***
Jam kosong adalah jam yang membosankan bagi Alina, untuk hari ini dan mungkin untuk seterusnya. Ia mengetukkan jari tangan kanannya di meja, sedangkan tangan kiri menopang dagunya. Ia menatap ke depan, akan tetapi pandangan itu kosong.
Ia menoleh ke samping, terlihat Keila yang sudah tertidur. Kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai bantal. Sementara, di belakangnya ada Fesya yang sibuk memainkan handphone. Bolak-balik di beranda Instagram, stalking oppa-oppa Korea.
Alina hanya mengiyakan ketika Fesya menanyakan pertanyaan seperti, "Lin, Sehun ganteng banget, ya." atau, "Lin, kok gue merasa mirip Lisa Blackpink, ya?" dan masih banyak pertanyaan halu lainnya.
"Eh, gue ke toilet dulu, ya," pamit Alina ketika ia merasa rasa bosannya sudah memuncak.
Jarak dari kelasnya ke toilet tidak terlalu jauh, hanya melewati beberapa kelas. Namun, ia memilih memutar jalan mengelilingi sekolah. Ia pergi ke toilet bukan karena kebelet, tapi hanya ingin menghilangkan rasa bosannya.
Ketika Alina sedang berjalan, ada seseorang yang menutup matanya dari belakang.
"Varo?" Nama itu spontan terucap dari mulut Alina, karena itu hal yang sering dilakukan Varo kepadanya.
Orang itu melepaskan tangan yang menutup mata Alina, sontak Alina lalu langsung berbalik ke belakang. Ternyata Erga.
"Varo?" Orang itu mengernyitkan dahinya.
"Erga? Gue pikir lo gak jadi sekolah di sini," ucap Alina berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Jadi, dong, kan gue udah bilang sama lo." Alina hanya mengangguk-angguk mengiyakan.
"Lo kenapa keluar? Jam kosong?" tanya Erga.
"Iya. Bosen di kelas. Makanya, gue jalan-jalan ke luar," jawab Alina menyeringai.
"Yaudah, yuk, temenin gue keliling sekolah, gue kan belum tau lingkungan sekolah ini, lo sebagai tour guide gue. Gimana?"
"Oke." Alina mengangkat kedua jempolnya.
Halo semua, maaf ya aku baru update.
Semoga kalian suka.
Jangan lupa vomment dan krisar nya teman-temanku sekalian.
Aku cinta kamu tiga ribu💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GO (ON GOING)
Teen Fiction"Aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkanmu" Kalimat yang sangat dibenci Alina ▪️Update setiap Sabtu