Violetta Adams tidak bisa tidur. Kejadian kemarin sore betul-betul membuatnya pusing. Jet-lag nya belum pulih akibat bolak-balik melintasi Samudra Atlantik dan sekarang dia harus mempersiapkan diri untuk lomba yang sangat penting ini.
Delapan belas jam sudah berlalu sejak dia meninggalkan Krust Towers. Uang di dalam kartunya belum berkurang sesen pun. Dia masih punya seratus lima puluh jam lagi untuk menghabiskan satu milyar dolar sialan itu.
"SYLVIE!"
Sylvie muncul di ambang pintu kamarnya. "Bonjour, mademoiselle. Anda bangun lebih awal pagi ini."
"Aku tak bisa tidur!"
Alis Sylvie terangkat. Selama dua puluh satu tahun menjadi pelayan pribadi Violetta Adams, dia tidak pernah menemukan satu hal pun yang dapat membuat nonanya tidak bisa tidur semalaman. Eh, tapi tunggu dulu. Sylvie mengingat-ingat. Pada malam ulang tahunnya yang ketujuh belas, Nona Adams tidak bisa tidur memikirkan hadiah ulang tahun apa yang akan didapatkannya pada keesokan hari. Dia uring-uringan semalaman karena menginginkan kuda balap. Keesokan paginya Monsieur Adams muncul dengan kunci sebuah Lamborghini model terbaru yang jelas lebih baik dari kuda balap tercepat sekalipun. Malamnya Nona Adams tidur setenang orang mati.
"Ada masalah, nona?"
Violetta menarik napas dalam-dalam. Otaknya perlu oksigen. "Apa yang harus kulakukan dengan kartu ini, Sylvie? Aku harus menghabiskan uangnya tanpa membeli barang atau jasa apa pun!"
Sylvie melipat tangan di dada dan berpikir. Dia ingat bagaimana Nona Adams menghabiskan lima ratus Euro dalam sekejap untuk membeli baju-baju Barbie ketika berusia delapan tahun. Sekarang di usianya yang kedua puluh dua, keahlian itu telah berkembang berkali-kali lipat. Sylvie yakin kini Nona Adams dapat menghabiskan sepuluh milyar dolar dalam setengah jam. Tapi itu dengan membeli.
"Saya akan menyumbangkannya," gumam si pelayan menyerah.
Violetta mengigit bibir. Dia memang belum memborong koleksi musim gugur terbaru dari Prada. "Tak adakah cara lain?"
"Bagaimana jika diinvestasikan?"
"Mr. Krust ingin uang ini habis, Sylvie! Bukan bertambah banyak!"
Sylvie menggeleng muram. "Sejauh ini hanya itu yang dapat saya pikirkan."
Violetta terdiam. Vincent Krust tak akan memberikan seluruh uang ini jika betul-betul tidak ada cara untuk menghabiskannya. Meski tampaknya Sang Penyihir itu idiot, rupanya dia cukup cerdas untuk merancang teka-teki misterius ini. Violetta harus menemukan cara bagaimana menggunakan kartu itu secepatnya. Dia tidak sudi dikalahkan oleh pemuda kumuh dari New York itu.
Otak Sarjana Peternakan milik Violetta berputar cepat.
Vincent Krust mengatakan selama kartu itu menjadi miliknya, dia tak dapat memakainya untuk membeli. Kalau dia nekat menggunakannya, itu berarti dia melanggar peraturan. Pelanggaran akan membuatnya didiskualifikasi. Jika dia didiskualifikasi, artinya dia membiarkan si New Yorker udik itu menang.
Tunggu dulu.
Violetta mengeluarkan kartu itu dari balik saku piyamanya. Sylvie berjingkat mendekat, mencoba melihat kartu keemasan itu lebih jelas.
Bagaimana jika yang terjadi sebaliknya, Monsieur Krust?
![](https://img.wattpad.com/cover/175996761-288-k188531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rich & The Lucky One [End]
Ficção GeralMenghabiskan satu milyar dolar dalam seminggu? Ah, itu sih gampang! Semua orang berpikir begitu setelah menonton pengumuman akbar yang dilakukan Vincent Krust - sang megamilyuner terkaya di dunia. Krust mengadakan pengundian massal yang menyertakan...