[ 🎭 ] Tentang /?

141 19 4
                                    

T w i n s

-

Aca mendengus, haruskah ia membuang tenaganya? Menyebalkan sekali.

"Aksara."

"Abang, Aca."

"Hm, gue izin buat keluar rumah sebentar. Bilang ke Bunda."

Aksa mendelik, setelah mem-pause game yang sedang dimainkannya.

Ia menatap Sang Adik garang, mau kemana gadis itu malam-malam begini? Ditambah dengan baju yang Aca kenakan membuat Aksa menatapnya sedikit mengintimidasi.

Emang ada ya, istilahnya ngelawat malem-malem?

Batin Aksa bersuara, membuat sang adik berdecak karenanya.

"Sebentar, jam 9 gue balik." Lalu mulai melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

Langkahnya terhenti, disebabkan oleh cekalan tangan Aksa di pergelangan tangannya.

Mereka beradu tatap, dengan ekspresi dingin milik Aca, juga intimidasi dari Aksa. Sungguh perpaduan yang amat sangat, sengit.

"Lepas."

"Lo baru balik dari rumah sakit, lo harus banyak-banyak istirahat, Aca." Aca memandang remeh sang kakak, kemudian berusaha melepaskan cekalan itu dengan paksa. Namun gagal.

"Punya hak apa lo ngelarang gue? Emang ada yang peduli gue sakit atau enggak?" Aksa mendesis, lalu kemudian menatap Aca tajam.

Perlu kalian ketahui, ini ialah termasuk kejadian langka di dalam kehidupan Aksa. Mengeluarkan aura garang, sampai-sampai membuat Aca sedikit menciut karenanya.

Ingat, hanya sedikit.

"Hak apa? Gue kakak kembar lo Aca, lo harus inget itu. Dan gue, gue peduli sama lo, Bunda sama Ayah juga. Enggak usah berurusan sama Sarah lagi, biar gue yang urus dia." Balas Aksa sedikit menekankan suaranya di setiap kalimat. Dan membuat Aca memelototkan kedua matanya ke arah manik mata Aksa.

Jadi, selama ini Aksa tahu bagaimana hubungan dirinya dengan Sarah?

Bagaimana bisa?

Padahal ia sudah berusaha untuk menutupi segalanya. Agar tidak ada yang ikut campur, termasuk kakak kembarnya, sahabat, Bunda juga Ayahnya.

Tapi, apa? Bahkan sekarang Aksa sudah mengetahui semuanya.

"Nggak, gue bisa nyelesaian sendiri. Nggak usah ikut campur."

Aca menatap Aksa dingin, masih dengan berusaha melepas cekalan tangan Aksa secara paksa. Namun gagal, dikarenakan tenaga Aksa lebih besar dari pada Aca.

Aksa memandang adiknya sendu, tidak bisakah Adiknya itu menganggap bahwa dirinya mempunyai seorang kakak? Walau hanya sekedar meminta perlindungan.

Ya, hanya sebuah perlindungan.

"Gue salah apa sama lo, Ca? Sampai-sampai lo sebenci ini sama gue?" Ujar lelaki itu, lalu kemudian mengelus surai lembut adiknya dengan penuh kelembutan. Aca hanya menundukkan kepalanya memberikan reaksi.

"Gue sayang sama lo Ca, please, anggep gue ada."

Aca memandang wajah Aksa dengan tatapan datar, lalu kemudian mulai melepaskan cekalan Aksa yang mulai mengendur.

Aca melangkah mundur, Aksa terdiam.

Beberapa menit hanya dilalui dengan keheningan. Dan tak lama kemudian sebuah senyuman tipis menghiasi pipi manis Aca.

"Lo nggak salah apa-apa. Cuman gue yang salah." Ucap gadis itu, Aksa terlihat bingung dengan pernyataan yang adiknya berikan. Lalu maju selangkah lebih dekat dengan sang adik.

"Maksud lo apa?"

Aca membuang napas berat, lalu menatap Aksa lurus.

"Aksara, lo saudara kembar gue? Kalo iya, kenapa kita beda? Kenapa gue beda? Harusnya kita sama, nggak beda kayak dulu juga sekarang. Gue rasa, kita bukan saudara, apalagi kembar. Kita cuman dua orang, yang kebetulan lahir dalam kandungan juga rahim yang sama."

Aca berjalan kembali, dan sebuah pernyataan yang ia lupakan membuat dirinya membeku seketika.

"Kembar nggak harus sama, Ca. lo salah, kalo lo nganggep kembar itu harus sama, sama persis. Dari segi fisik, ataupun psikis anak kembar itu. Lo punya satu penyakit, dan gue normal. Lo dapet perhatian yang lebih dari Bunda sama Ayah, gue biasa aja. Bahkan, gue terkesan kayak anak nakal di mata mereka.

Mereka selalu mengutamakan lo, adek gue Ca. Karena mereka pikir, lo butuh kasih sayang lebih dari mereka. Bukan berarti mereka nganggep lo beda, bukan. Tapi, karena mereka udah terlanjur sayang sama lo, mereka nggak mau lo kekurangan apapun yang ada di dunia ini. Mereka nggak mau, lo lebih menderita dari yang sekarang lo hadapin.

Masalah tentang gimana perbedaan jalur hidup kita, itu cuman Tuhan yang tau dan cuman Dia yang bisa ngatur semuanya. Dan, asal lo tau. Selama ini, gue selalu ngerasain apa yang lo rasain."

Dan sepertinya, hujan itu akan segera turun dari tempat terindahnya malam ini.

(+)

Hope you enjoy this story

Love you 💖

Is he, My Twin Brother? {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang