Embun, Awan, Menunggu, Rindu dan Perjuangan

4 0 0
                                    

[Tentang Embun]

Aku suka embun, karena embun itu seperti aku yang akan menghampiri bumi dengan sangat perlahan, menawarkan kesejukan, tapi tergantung satu daratan menyambutku seperti apa, jika daratan itu merasa aku menghalangi pemandangannya maka aku akan pergi. Namun jika daratan itu tidak peduli dengan pandangannya yang terhalang olehku dan malah menikmati sejukku, maka aku akan tinggal disana.

[Tentang Awan]

Awan itu seperti perasaan, menjatuhkan rintik hujan satu persatu kepada sang idamannya, hujan tidak pernah mengharapkan apapun dari bumi. Namun jika bumi merasa tidak senang dengan hujannya, awan akan meminta bantuan matahari untuk mengambil lagi seluruh uap airnya untuk kembali menjadi awan, lalu ia akan pergi, mencari daratan baru yang akan menerima hujan sepenuhnya.

[Tentang Menunggu]

Kamu tahu apa itu menunggu? Walaupun bahasanya menunggu, tapi menunggu bukan berarti soal diam seperti karang yang bahkan tetap tegak walau diterjang ombak. Arungilah lautan untuk mencari sambil menunggu, bukan diam sambil menunggu.

[Tentang Rindu]

Dan jangan kamu berani berkata rindu, jika rasamu saja terombang - ambing. Jika kamu ingat kamu pernah menganggap rindu adalah hal gila. Tak peduli serenyah apapun gurauanmu, sayangnya rindu tidak sebercanda itu.

[Tentang Perjuangan]

Kamu tahu apa itu perjuangan? Perjuangan itu seperti anak burung yang belajar terbang, bukan seperti ikan yang tiba - tiba bisa berenang.

28 Januari 2018

PengakuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang