"Aku ingin menjadi diksi yang indah dalam buku-buku yang kau cerna. Aku ingin menjadi kertas-kertas kosong yang kau torehkan pena. Aku ingin menjadi objek dari sajak-sajak misterius yang kau tulis penuh makna. Aku ingin menjadi tokoh dari setiap khayalan-khayalan yang merangsek masuk kedalam benakmu setiap malam sebelum pekatnya malam membuat insting tidurmu terlena."
"Kamu tidak akan. Karena kamu sudah menjadi satu buku yang akan terus kubaca tanpa bosan. Karena kamu sudah menjadi satu kertas yang akan terus kutulis walau penat melawan. Karena dari sajak - sajak misterius yang kubuat, setiap kalimatnya selalu kita yang berperan. Karena kamu bukan sekedar khalayan-khayalanku saja, namun juga kenyataan."
"Tapi dimanakah kini engkau yang kurindukan teramat? Apakah di dalam istana emas dengan ribuan pasukan berkuda yang siap menghantam, jikalau aku mendekat? Atau diantara gunung-gunung es dimana hipotermia segera merengkuhku, hingga tak bisa berkutat? Atau di tengah labirin semak berduri yang bisa saja mematikanku sebab tajamnya ataupun sebab banyaknya sekat-sekat?"
"Aku disini. Didalam hatimu. Di dalam rumah yang begitu hangat dalam dekapanmu. Di atas awan bersamamu. Tak peduli dimanapun, seindah bahkan seburuk apapun tempat itu, aku selalu denganmu"
24 Mei 2018