aku terbiasa mencurahkan semuanya padamu
tanpa risau membelenggu
tanpa peduli reaksimu
lalu-lalang dihadapanmu,
tumpah ruah dalam ragamumenjadikanmu secangkir kopi hangat yang menenangkan di sore hari setelah hari yang tak ada baik-baiknya
kamupun seolah menawarkan diri untuk menjadi secarik kertas yang siap dilukiskan apapun yang ada dibenakku
aku terbiasa melanglang buana di pikiranmu
menangis, tertawa, menjerit padamulalu...
pada siapa aku harus jatuh,
jika yang ingin kuceritakan adalah dirimu?pada siapa aku harus berlabuh,
jika pertanyaanku adalah tentang dirimu?apa aku tetap berlari saja padamu dan berpura-pura bahwa yang sedang kuceritakan bukan kamu?
atau aku harus cari orang baru?
tidak,
tidak ada orang lain yang boleh tahusemua kisah tentangmu itu serba terlalu
terlalu sendu
terlalu tabu
terlalu kaku
terlalu harucerita ini, hanya pantas kuceritakan pada Tuhan,
dan dongeng sebelum tidur malamkuㅡphoturis
kisah yang sudah usang namun belum usai
25 November 2018