Aku mungkin tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Aku mungkin tidak paham apa yang kamu rasakan tapi aku selalu ingin menjadi orang yang paling memahamimu dalam segala hal.
Aku dan kamu yang pernah hampir menjadi kita, dan masih kulihat celah untuk itu terjadi. Maaf karena aku menyakiti perasaanmu akan beberapa hal karena aku yang masih bimbang.
Kebimbanganku tidak semata-mata karena aku egois tetapi karena aku pun masih bertanya-tanya tentang siapa yang sebenarnya ada di hatimu. Apa benar aku?
Kamu memang pernah mengatakan itu, tapi kamu mengatakannya setelah aku mengaku terlebih dahulu. Apa itu terpaksa? Apa sebenarnya kamu tidak?
Kamu memang tidak sekali - dua kali menunjukkan, dan tidak kupungkiri bahwa itu sangat manis.
"Talk less do more" itu memang sangat bagus, tapi kata - kata juga menjadi penegas sekaligus penguatnya. Bahkan sebuah perjanjian pun butuh bukti hitam diatas putih kan? Ya, semacam itu namun dalam bentuk yang lain, yaitu verbal.
Jadi, katakanlah. Aku butuh pengakuan, penegasan agar aku tak lagi kebimbangan dan dapat memutuskan.