SEASON 1.

3K 312 230
                                    

MAIN CAST


Sehun as Sean

Chanyeol as Chan

Jongin as Kai

Baekhyun as Byun

Irene as Baechu

PROLOG

"Kau terlambat lagi?"

Byun sedang menyeduh satu cup moccachino ketika suara pintu cafe itu terbuka dan muncul lah seorang pria muda yang berjalan terburu-buru masuk ke dalam konter dapur dan langsung memakai apronnya.

Tas punggungnya dia letakan asal di atas salah satu meja lalu kemudian dia menempatkan diri di meja kasir masih dengan nafas yang terengah-engah.

"Dimana Sean?"

Byun menoleh, berjalan mendekati Kai sambil meletakan cup minuman yang baru saja dia buat dengan satu alis terangkat.

"Posisimu bukan disitu, antar minuman ini di meja sana," perintah Byun tidak perduli.

"Kau dan Chan sama buruknya," sambil mendengus, Kai menuruti perintah Byun yang lantas meninggalkan meja kasir.

Byun tahu Sean maupun Chan juga belum datang padahal jam kerja mereka seharusnya sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Apalagi Chan-mentang-mentang dia yang paling tua- jadi pria itu sering sekali bertindak seenaknya. Tapi ketika yang lain memprotes hal itu, Chan akan melebarkan dua matanya yang bulat lalu berkata seperti orang yang ingin menantang berkelahi, tidak terima.

"Dengar ya, kau kan tahu aku geli dengan orang semacam itu," sekarang Kai sudah masuk kembali ke konter dapur dan yang dia maksud adalah pria sedikit melambai yang baru saja dia layani. Kai kesal kenapa Byun tidak menyuruh karyawan lain saja yang pergi kesana. "Masa tadi dia menanyakan siapa namaku dan dimana aku tinggal, apa maksudnya?"

"Hah, kau serius?" mimik wajah Byun yang terkejut kentara sekali dibuat-buat, padahal sejujurnya dia tidak begitu peduli dengan keluhan Kai. "Wah, wah, wah, sepertinya kau lupa bahwa kau memiliki hutang dan dia bermaksud menagihmu."

"Hutang nenekmu!"

Kai malas meladeni rekan kerjanya yang tukang menyuruh-menyuruh. Pria itu memilih berkutat dengan adonan kue yang sebenarnya bukan menjadi keahliannya. Kalau sedang tidak ada kerjaan, Kai memang sering kedapatan mengganggu karyawan lain yang sedang bekerja atau dia akan sibuk mencicipi ini dan itu semaunya.

"Jangan memasukan jari kotormu ke adonan itu!" kalau saja tidak ada pengunjung yang mendekati meja kasir, sudah dipastikan telinga Kai akan panas oleh omelan Byun. Beruntung Byun sekarang sedang memasang wajah super ramah- yang menurut Kai hanya pencitraan saja- setiap kali pria itu menghadapi para pengunjung. Tapi sikap semacam itu memang wajib mereka lakukan ketika sedang bekerja kan? Lagi pula orang-orang akan malas mengunjungi tempat itu jika pelayanan yang mereka terima kurang memuaskan.

Kai tengah menjilati ujung jari telunjuknya saat Sean datang, tapi pria itu tidak peduli. Dia hanya tidak tahu siapa orang yang berjalan di belakang Sean dengan tampang super mengesalkan. Baru ketika suara berdehem yang rendah terdengar, Kai buru-buru menoleh tapi tidak berani memprotes keterlambatan keduanya. Jadi yang dia lakukan hanya sekedar bergumam lirih.

"Syukurlah kalian sudah datang. Kalian sehat?"

Tidak ada dari keduanya yang menjawab selain sama-sama mengenakan apron hitam setelah mengganti pakaian mereka dengan kemeja putih. Sean menggantikan Byun duduk di meja kasir sementara Chan berkutat memasukan beberapa takar biji kopi robusta ke dalam coffe grinder.

"Memangnya seberapa penting urusan yang tidak bisa kalian tinggalkan itu?" pertanyaan Kai entah kenapa terdengar menyindir membuat Chan menoleh sekilas ke arahnya, tapi tetap tidak menjawab apa-apa. Jadi Kai melanjutkan ucapannya, "aku ini sedang berbicara pada tembok ya?"

"Dari pada banyak omong, kenapa kau tidak mencuci piring-piring yang kotor itu saja. Ayo ikut aku," Byun menyela bersamaan dengan ditariknya lengan Kai menuju bak cucian.

"Kenapa harus aku sih? Kemarin aku sudah mencucinya, sekarang giliranmu!"

Suara ribut-ribut antara Kai dan Byun cukup mengangganggu namun tetap tidak membuat Chan maupun Sean bersuara. Mereka itu kakak beradik yang baru mengalami sebuah pertengkaran hebat sekitar 30 menit yang lalu. Itu juga yang menyebabkan keduanya datang terlambat ke cafe ini. Byun sendiri sudah mengetahuinya sejak Chan mengirimkan pesan pendek tadi. Berbeda dengan Kai yang memang tidak tahu apa-apa.

Bagaimana Chan tidak marah kalau adiknya sudah kesekian kali membuat mobilnya penyok disana-sini. Sean beralasan itu terjadi karena dia menghindari seorang bocah yang sembarangan menyeberang jalan ketika dia pulang dari membeli biji kopi. Tapi yang Chan tahu, Sean itu sedikit ceroboh dan dia pasti melakukannya hanya karena beberapa hari lalu Chan memecahkan layar ponsel adiknya secara tidak sengaja, itu pun sudah langsung dia ganti. Seharusnya mereka saling menyayangi, sayangnya mereka nyaris selalu terlibat dalam perdebatan sengit dan orang lain pasti akan menganggap hubungan keduanya itu aneh. Lebih aneh lagi karena semenjak dua tahun yang lalu mereka harus bekerja di tempat yang sama, cafe Universe.

*****

Note:
Cerita ini aku dedikasikan untuk salah satu sahabatku dan untuk kalian semua yang menikmatinya. Mengangkat tema persahabatan, keluarga dan cinta. Ringan aja ya...selamat membaca🤗🤗🤗

Love,

Cafe UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang