3 | Finding Hana

978 135 78
                                    

Perempuan berhijab warna hijau pastel bermotif abstrak itu sekarang tengah sibuk membereskan tugas di butik miliknya mulai dari menelepon bagian produksi, menyelesaikan desain baju untuk musim terbarunya, menghubungi beberapa distributor kain dan banyak lagi kegiatannya sebelum siang ini dirinya akan menghadiri acara yang sudah dipersiapkan bersama teman-temannya selama hampir satu bulan kebelakang.

"Lila!"

Orang yang di panggilnya tidak langsung menyahut sehingga membutuhkan beberapa kali panggilan agar bisa menyahut.

"Kenapa Mbak Hana? Maaf Lila barusan ke luar dulu ada pelanggan"

Hana menatap Lila, sang asisten yang telah menemaninya dari awal mula butik miliknya di bangun. Suka dan duka yang Hana lalui di ketahui Khalila.

"Siang ini saya ada acara, sekitar habis dzuhur" Hana menggantungkan ucapannya membuat Khalila menunggu sampai memperhatikan Hana membereskan beberapa kertas yang tergambar desain kasar baju yang akan di buatnya.

"Saya tadi udah telepon pihak distributor kain, sore ini katanya barang bakal sampai. Tolong kamu cek ya, untuk contohnya saya simpan di sini" Hana menyimpan beberapa jenis potongan kain di atas meja kerjanya yang diperhatikan oleh Khalila secara seksama. "Nanti kalau bahannya ada yang beda jangan di ambil, suruh di retur aja"

"Iya Mbak" Khalila menjawab paham.

"Oh iya, nanti sore juga Mama mau ke sini. Mau ambil desain baju yang untuk laki-laki. Kalau itu saya simpan di laci sana" tunjuk Hana yang di angguki oleh asistennya itu.

"Memangnya Mbak Hana keluar sampai jam berapa?" Tanya Khalila akhirnya karena cukup merasa heran melihat bosnya itu sedikit sibuk dari pada biasanya, menitipkan ini dan itu kepadanya.

"Sampai malem. Ada acara reuni La"

Khalila mengangguk.

"Kalau di butik ada apa-apa, hubungin saya langsung ya kalau bisa sih chat dulu"

"Iya Mbak"

"Hati-hati ya, saya titip butik sama kamu. Besok saya  kasih yogurt deh satu karton" bujuk Hana yang sangat tau kalau kesukaan asistennya itu adalah minuman yogurt. Ini bukan bujukan sih, tapi sebuah bayaran lebih dari Hana untuk Khalila yang bersedia diberikan sedikit tanggung jawab.

"Duh Mbak Hana, gak usah deh" tolak Khalila halus merasa tidak enak.

"Beneran kamu gak mau? Yah sayang dong, padahal adik saya tadi udah beli" bohong Hana, itu semua hanya bualan agar Khalila mau menerima pemberiannya.

"Kalau udah di beli, ya udah deh Mbak gak apa-apa saya terima" kata Khalila akhirnya, padahal dalam hati Khalila sudah merasa kurang enak. Masalahnya bosnya yang satu ini terlalu sering memberikan sesuatu kepadanya. Baik itu berupa makanan, barang bahkan uang.

Khalila kadang bingung sendiri kenapa dirinya bisa bertemu dan bekerja sama dengan atasan yang sebaik Hana, sampai-sampai Khalila suka merasa sangat tidak enak hati kalau berbuat kesalahan saking baiknya Hana.

"Mbak kenapa sih jadi orang baik banget, Lila jadi gak enak kalau buat kesalahan" jujur Khalila yang membuat Hana tersenyum.

Khalila yang melihat senyum tersungging di bibir Hana saja langsung terhipnotis oleh kecantikan yang dimiliki Hana, itu Khalila sebagai seorang perempuan apakabar kalau Khalila laki-laki.

"Memangnya kamu mau punya atasan yang jahat?"

Khalila langsung menolak, "ya enggak lah Mbak"

"Kalau soal berbuat kesalahan namanya juga manusia semuanya pasti berbuat kesalahan, tapi tetep ingat harus diminimalisir dan dihindari"

Rendezvous | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang