Sesuai dengan kesepakatan, pukul satu di hari Sabtu yang cerah benderang Rian datang ke butik milik Hana. Bukan untuk apa-apa, tapi hanya untuk memberikan barang yang waktu itu di belikan oleh Rian di Hongkong.
Awalnya Rian tidak akan sampai datang ke butik Hana, sebelumnya mereka sudah memiliki janji untuk bertemu di salah satu tukang bubur terkenal di daerah Jakarta Selatan sekaligus untuk sarapan. Namun karena Hana mendapatkan pekerjaan mendadak yang sangat urgent dan tidak bisa di tinggalkan, akhirnya Rian datang ke Butik Hana untuk memberikan barang yang menjadi satu-satunya bahan dan jalan mereka untuk terus berkomunikasi yang tentunya diizinkan oleh Hana.
Tiba di pelataran butik Hana, Rian bergegas sedikit berlari kecil masuk ke dalamnya tak lupa dengan satu kantung berisi bahan yang di butuhkan Hana yang dia jinjing. Rian bergegas bukan karena ingin cepat-cepat bertemu dengan Hana, tapi Rian ingin menghindari paparan sinar matahari.
Rian bukan ganteng-ganteng serigala. Dia cuma manusia biasa yang juga kadang ingin menghindari sinar matahari yang terlampau panas menyengat terasa membakar di bagian kulitnya. Hari Sabtu siang ini memang cuacanya sangat panas sekali, tidak seperti biasanya. Bahkan suhu yang di tampilkan oleh aplikasi ramalan cuaca di ponselnya menunjukan angka 35 derajat celcius. Panas gelo! Kalau kata Fajar.
Suara dentingan bel di atas pintu utama butik milik Hana berbunyi, menandakan bahwa pengunjung telah tiba.
Rian membuka pintu hati-hati, sambil mengucapkan salam dirinya mengedarkan pandangan mencari sosok yang hendak di temuinya. Namun, orang lainlah yang datang menyambutnya.
"Selamat datang, silahkan ada yang bisa diban-" salam sapa Khalila tiba-tiba terhenti tak terselesaikan karena terlalu kaget melihat sosok tegap yang berdiri dihadapannya.
Khalila untuk beberapa detik menahan napas, menahan kedipan mata dan juga membuka mulut menganga.
Ini Rian? Mas Jom? Ini gak salah liat kan?
Itu lah yang terucap di dalam batin Khalila.
"Hana nya ada, Mbak?" Tanya Rian.
Khalila langsung waras kembali setelah suara Rian benar-benar menyapa telinganya, "Ada Mas Jo-, eh Mas Rian"
Tapi persekian detik kemudian, Khalila di buat menganga lagi. Kali ini ditambah tampang bingung. Khalila kembali bertanya-tanya dalam batinnya. Dia merasa tidak salah dengar ketika Rian tadi menanyakan Hana kepada dirinya.
Kalau begitu, dia kenal sama Mbak Hana dong?
Takut menunggu lama, Khalila langsung pergi ke ruangan Hana untuk memberitahukan kalau ada Rian di ruang tunggu pengunjung.
"Mbak Hana!"
Langkah Hana terhenti, "kenapa La?"
"Mbak Hana bisa kenal sama Mas Jom itu gimana caranya?"
Hana terkekeh mendengar pertanyaan Khalila, fans garis kerasnya Rian. "Dia pacar saya La"
Kedua bola mata Khalila membulat, untung tidak sampai loncat dari tempatnya.
Kembali lagi Hana menghentikan langkahnya dan menengok ke arah belakang di mana Khalila berada, "saya becanda La, dia temen waktu SD saya dulu" ujar Hana di tambah tawa.
"Udah ayo sini, mau foto sama dia kan? Saya bantuin ngomong sama dia. Saya kenalin juga" sambung Hana.
Bagaikan mendapat jackpot, Khalila langsung menghampiri Hana dan menggelayut di lengan bosnya itu yang sudah dia anggap seperti saudara sendiri. "Mau banget Mbaaaak. Makasih, aku makin sayang deh sama Mbak Hana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous | Rian Ardianto
FanficNamanya Muhamad Rian Ardianto, sering di sapa Rian. Dan mereka berdua adalah, temannya?