[1] ❌I Don't Care

14.1K 863 20
                                    

dimohon untuk vote sebelum mulai membaca, terima kasih!

.
.
.

Irene POV

Aku mendorong pintu toko dengan lesu. Aku langsung duduk di kursi plastik milik toko GS25, sembari menaruh bir yang aku beli. Saat ini aku sudah lulus kuliah ternama di Seoul, dan sekarang aku malah gugup untuk mencari pekerjaan.  Aku mengeluarkan bon belanja, lalu merematnya sambil menghela napas berat.

Aku selalu gagal saat interview, dan aku selalu mengkhawatirkan bagaimana masa depanku nanti. Aku meneguk bir dua kali, memejamkan mataku merasakan bir yang menelusuri kerongkonganku. Kemudian aku menunduk, menatap meja berlabel GS25, memikirkan tentang interview yang baru saja aku ikuti.

"Permisi..."

Tiba-tiba seorang perempuan memakai jaket vest khas GS25. Dia seorang kasir yang tadi melayaniku. Perempuan itu tersenyum padaku, aku hanya menengadahkan kepalaku dengan bingung.

"Unnie meninggalkan dompetmu." Kata perempuan itu sambil mengulurkan tangan dan menaruh dompetku di atas meja.

"Oh?" Aku mengambil dompetku. Sedikit gugup aku membungkuk sedikit. "Terima kasih."

Perempuan itu tersenyum, memamerkan eye smile miliknya. Dia melipat kedua tangannya di depan dada, dan itu membuat penampilannya semakin gemas.

"Lain kali jangan lupa." Katanya, menatapku, sambil tersenyum. "Unnie juga pernah lupa mengambil minuman yang unnie bayar waktu itu."

"Oh.. baiklah..." Hanya itu yang bisa aku jawab.

Perempuan itu tersenyum. "Kalau begitu, silahkan dinikmatin minumnya." Kemudian dia pamit pergi melanjutkan pekerjaannya di Toko GS25.

Ini sudah menjadi kebiasaanku, kalau aku stress atau depresi karena interview, aku selalu pergi ke sini untuk melepaskan keluhanku.

000

Malam selanjutnya, aku berjalan hendak melewati Toko GS25. Tiba-tiba handphoneku berdering, ternyata pihak perusahaan yang mengirimkan pesan. Aku membacanya pelan-pelan, dan sesuai dugaanku, aku ditolak lagi.

"Ah... jangan lagi..." Desahku.

Seperti yang aku bilang, aku akan melepaskan rasa stressku dengan minum bir. Aku masuk ke toko, berjalan ke tempat kulkas dimana bir kesukaanku berada. Setelah mengambil bir, aku berjalan ke rak penuh gimbab segitiga. Lalu aku pergi ke kasir, dan aku bertemu dengan perempuan itu.

Dia meliriku sebelum meng-scan barang belanjaanku, entah kenapa dia tersenyum setelah menatapku sebentar.

"Jangan tinggalkan barang lagi setelah ini." Katanya.

"Ah, baiklah..." Aku menjawabnya sedikit gugup.

"Unnie pasti tinggal di daerah sini."

"Huh?"

"Soalnya unnie sering datang ke sini." Perempuan itu tersenyum lebar.

"Kebetulan lewat aja." Aku berusaha cuek. Tapi, justru tidak sengaja melihat nametag di jaket vestnya.

Kang Seulgi.

Tapi, hal yang aku senangi melihatnya adalah dia bekerja keras dan semangat untuk pekerjaannya. Tidak sepertiku, yang lagi-lagi gagal interview sampai titik darah penghabisan. Setelah membayar, aku keluar dan duduk di tempat yang sama seperti kemarin malam.

Aku memainkan handphoneku sebentar, tapi aku lagi-lagi dikejutkan oleh perempuan bernama Kang Seulgi. Seulgi tiba-tiba memberiku gimbab segitiga lagi.

Oneshoot » SeulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang