[18] 📷 Kamera (pt.2)

2.6K 335 17
                                    

As always jangan lupa vote dan komen!
Saran dan kritikan selalu saya terima!

.

.

Sooyoung sudah sampai di kamar apartemen Seulgi. Seulgi menyuruhnya untuk menaruhnya di ruang tengah, mendengar keributan akhirnya Wendy muncul dari dapur. Wendy terkejut melihat Sooyoung namun clueless ketika melihat Seulgi berbicara intens dengannya.

"Makasih banyak udah mau membantuku." Kata Seulgi.

"Santai aja." Sooyoung melihat Wendy kemudian menyapanya. Kemudian dia menatap Seulgi lagi. "Tapi, Seulgi-ah."

"Hm?"

Sebelum Sooyoung menjawab, dia mengambil secarik kertas di atas meja dan menuliskan sesuatu sebelum diberikan kepada Seulgi. Seulgi menerimanya dengan ekspresi bingung, Sooyoung menuliskan sebuah nomor.

"Hubungi dia."

"Siapa?"

Sooyoung mendekati telinga Seulgi. "Irene." Bisiknya. Tidak menginginkan Wendy untuk mendengar atau mengetahui kalo dia siapa-siapanya Irene.

"Kenapa?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa aku harus menghubunginya?" Seulgi sebenarnya masih kesal tapi karena pemberian ini Seulgi mau tidak mau harus bersikap baik.

"Kamu akan tau nanti." Sooyoung melihat ekspresi Seulgi dan akhirnya dia menjelaskan. "Dengar, kadang dia bisa jadi manusia bejat karena dia gak bisa menyaring kata-katanya. Kamu pasti tersinggung karena sikapnya, tapi percayalah sebenarnya dia itu sangat menyesal dan ingin membantumu."

Seulgi terdiam. Benar, dia memang tersinggung dengan sikap Irene. Terlebih lagi dia adalah seseorang yang dikenal, beda derajatnya dengan Seulgi. Sooyoung akhirnya pamit dan pergi, Wendy mendekat dan melihat semua tas belanja dan kerdus dihadapannya.

"Apa ini?" tanya Wendy dengan mata yang melotot.

Seulgi menaruh kertas yang Sooyoung berikan di atas meja. "Hadiah."

"Hadiah? Gimana bisa kamu dapat hadiah? Dan Sooyoung, gimana ceritanya dia mengantarkan semua ini?"

Seulgi tidak menjawab, dia mengabaikan Wendy dengan membuka tas belanja. Seketika Seulgi merinding ketika melihat kamera barunya, dan sejenak Seulgi merasa tidak enak. Aku tau dia ingin membantuku, tapi gak perlu semahal ini kan? Aku hanya orang asing, kita bahkan bukan teman, wajarkah dia memberikanku barang mahal seperti ini? batin Seulgi.

Seulgi menyalakan dan mengatur-atur kamera barunya, dia juga mengecek tas belanja lain dan itu berisikan jenis-jenis lensa. Seulgi terkesiap, melihat lensa itu Seulgi sangat tau berapa harganya. Seulgi terdiam ketika menemukan secarik keras, dia membuka lipatan kertas dan melihat isinya.

"Teruntuk Kang Seulgi,

Ini aku Bae Joohyun, atau Irene. Terserah mau panggil aku siapa. Jujur, aku ini gak pintar buat ngomong maka dari itu aku menulis disini. Aku tau kamu pasti tersinggung tapi sungguh aku gak punya maksud apa-apa. Itu hanya kebiasaanku. Aku sangat bersalah ketika menjatuhkan kameramu, bahkan aku gak bisa berhenti mikirin kamu. Aneh, padahal kamu bukan siapa-siapa. Kalo kamu tersinggung melihatku tersenyum seperti itu, aku bisa jelaskan. Aku memberimu semua ini bukan untuk menyogokmu agar diam dan gak menyebar kebencian. Tapi, karena aku sangat bersalah dan ingin membantumu. Maaf kalo ini berlebihan.

BaeJoohyun"

Tanpa sadar Seulgi tersenyum membacanya. Dia menghela napas, rasa kesalnya pada Irene perlahan menghilang. Benar, ini memang berlebihan namun Seulgi akan tetap menerimanya. Jarang-jarang dia akan mendapatkan hadiah segila ini.

Oneshoot » SeulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang