[5] ✨Neomu Yeppeo (pt. 2)

3.6K 498 21
                                    

AN: chapter ini adalah part 2 dari " Neomu Yeppeo (pt. 1) "
.
dimohon untuk vote sebelum mulai membaca, dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar, terima kasih!

.
.
.

Keesokan harinya. Irene berjalan di koridor dengan kepalanya menatap lantai. Di dalam hatinya dia berdoa, mengingat kejadian semalam itu benar-benar membuat mood sekolahnya runtuh.

Saat Irene masuk ke dalam kelas, dia sudah mendengar suara tawa Seulgi di tempat duduknya. Sekilas Irene melihat Seulgi sudah tertawa bersama Jennie dan Tzuyu.

"Hai." Irene menyapa ketiga temannya.

"Hai, Irene!" Sapa Tzuyu, Jennie juga menyapa tapi dia sedikit canggung.

Sedangkan yang diharapkan hanya membuang mukanya. Seulgi menunduk ketika Irene menyapanya. Tahu kalau tidak diinginkan, Irene langsung pergi ke tempat duduknya.

Seulgi malah berdiri lalu keluar dari kelas. Jennie dan Tzuyu juga bingung, padahal tadi lagi asiknya cerita. Irene makin menundukkan kepalanya, dia tahu ini salahnya, seharusnya dia tidak menyapa Seulgi agar temannya tidak kehilangan titik keseruan.

Jennie menyadari Irene yang tidak biasa. Berkali-kali Jennie berpikir kalau ini ada kaitannya dengan semalam. Akhirnya Jennie menghampiri Irene, berdiri disamping mejanya.

"Irene.. kamu gak apa-apa?" Tanya Jennie.

"Ya." Irene mengangguk tanpa melihat Jennie. Disitu, Jennie sadar kalau Irene tidak menginginkannya.

"Irene, kalau ada apa-apa ceritakan padaku. Aku tidak mau kamu memendamnya sendirian." Jennie belum menyerah.

"Aku tidak apa-apa. Ini tidak ada hubungannya denganmu." Jawab Irene.

Jennie menghela napas, seharusnya dia siap mental dengan jawaban Irene. Apalagi setelah pengakuannya semalam.

ooOOoo

Saat ini sedang jamnya istirahat. Seulgi sedang menikmati ramen yang dia beli, ditemani Jennie. Seulgi sedari tadi tidak bicara dengan Jennie, karena Jennie juga tidak punya semangat untuk makan.

"Ada apa denganmu?" tanya Seulgi.

"Irene... dia menjauhiku."

Mata Seulgi reflek menatap wajah sendu Jennie. "Menjauh gimana? Bukannya kalian sahabatan?"

"Sesuatu terjadi..."

Seulgi memejamkan matanya. Sebenarnya dia sendiri sudah tahu, tapi dia tipe orang yang objektif.

"... sepertinya aku menyukai Irene." Lirih Jennie.

Tanpa sadar Seulgi mematahkan sendok plastik yang dia pegang. Itu mengejutkan Jennie, dia kaget begitu melihat jari Seulgi berdarah karena Seulgi terus menekan ujung sendok yang tajam pada jarinya.

"Yah! Kamu ngapain sih?!" Jennie rusuh mengambil tisu, mengelap darah di jari Seulgi. "Kenapa kamu melakukan hal bodoh ini?!" Marahnya.

"Tidak apa-apa, tiba-tiba aku teringat sesuatu." Bohong Seulgi.

"Aish, tapi jangan sampai melukai jarimu." Jennie masih mengusap jari Seulgi. Sedangkan Seulgi menatap Jennie dengan tatapan sendu, ada hal yang ingin Seulgi katakan.

Mengenai kemarin malam. Kenapa Jennie tidak jujur padanya?

"Hei, Seulgi-ah. Kenapa kamu melamun?"

Seulgi berkedip beberapa kali, membawa kembali jiwanya yang nyari terbang. Seulgi menggeleng pelan, kemudian berterima kasih pada Jennie sudah membersihkan lukanya. Saat Seulgi sudah menyelesaikan makannya dan ingin kembali ke kelas, tiba-tiba Jennie memanggilnya.

Oneshoot » SeulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang