2 : Bulan Purnama Pertama

209 31 45
                                    

"Bisa kau ulangi sekali lagi?" tanya Jin Ki mencoba membersihkan telinganya, berharap apa yang dia dengar barusan hanya lelucon belaka.

"Aku adalah Werewolf," jawab pria yang sedang duduk berhadapan dengan Myung Soo dan Jin Ki di ruang tamu keluarga Lee yang tidak terlalu besar. Tubuh si pria terlihat sangat berisi dan hanya dilapisi kaus abu-abu biasa yang kelonggaran dibagian lehernya, sementara jeans butut yang tepian bawahnya sudah compang-camping dan kusam melekat erat pada kaki berototnya.

"Kau Werewolf," ucap Jin Ki setelah menelan ludah. "...dan kau hampir menjadi Werewolf," tambahnya seraya menatap wajah Myung Soo yang terlihat sangat penasaran dengan pria asing di depan mereka saat ini.

"Kau sama denganku sejak Vargulf menancapkan taringnya pada tubuhmu," ucap si pria lagi.

"Tunggu," ucap Myung Soo seakan dirinya tak suka dengan kenyataan bahwa dirinya memang benar-benar sudah berubah menjadi makhluk setengah anjing. "Aku bukan Werewolf. Um, memang...seharian ini aku tidak begitu berselera melihat menu salad-ku dan lebih tergiur dengan daging..."

"Itu sudah membuktikan," sela si pria seraya memajukan tubuhnya, membuat Myung Soo maupun Jin Ki otomatis memundurkan tubuh mereka. "Werewolf bisa memakan apa saja, tetapi tetap tidak bisa melawan kodrat bahwa mereka lebih suka diberi daging. Dan kau Werewolf."

"Lalu apa tujuanmu datang kesini, menghampiri kami dan menegaskan bahwa sobatku ini bukan murni manusia lagi?" tanya Jin Ki. "Dan siapa kau? Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu."

"Nama asliku Seo In Guk," ucap si pria seraya menatap dalam kedua mata Myung Soo yang berwarna kecoklatan. "Aku datang untuk membantumu. Karena dapat kupastikan, seorang Werewolf baru tidak akan bisa mengatasi dirinya sendiri tepat bulan purnama muncul."

"Untuk apa kau membantuku?" tanya Myung Soo yang sepertinya setengah dari isi kepalanya saat ini berisi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang makhluk jejadian itu. "Lalu kenapa kau bisa tahu Vargulf menggigitku kemarin malam?"

"Pertanyaan yang bagus," sambung Jin Ki cepat. "Dan satu pertanyaan dariku, jika kau melihat si Vargulf berbulu itu menggigit sobatku ini, kenapa kau tidak menolongnya? Bukankah mengasikkan berkelahi dengan sesama anjing?"

In Guk menarik nafasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan dari keduanya.

"Percayalah, aku mengikutimu kemarin malam," jawab In Guk. "Jika kau ingin tahu mengapa aku tidak bisa membantumu saat Vargulf menyerangmu, karena aku pun sedang bersembunyi darinya."

Jin Ki mengerjap bingung, begitupun dengan Myung Soo.

"Vargulf mencariku," ucap In Guk. "Dia bukan berasal dari sini..."

"Tentu saja," sela Jin Ki merasa pemikirannya benar. "Mana mungkin Seoul masih menyimpan makhluk menyeramkan seperti itu."

"...dia datang kesini karena aku disini," ucap In Guk. "Aku kabur dari Seattle, mencari tempat persembunyian."

"Kenapa kau bersembunyi darinya?" tanya Myung Soo.

"Lalu kenapa kau memilih Seoul?" sambung Jin Ki tak tahan jika tidak ikut bertanya.

"Ceritanya panjang," jawab In Guk. "Dan Seoul...negara ini tempat kelahiranku, tempat aku seharusnya tinggal. Paling tidak sebelum aku bergabung dengan gerombolan Alpha."

**

Di dalam kamarnya, Jin Ki dengan sangat serius mencoba mengulang DVD Teen Wolf yang diputar di laptopnya sebelum akhinya dia berteriak memanggil Myung Soo yang baru saja menutup pintu rumah setelah In Guk pergi.

The WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang