Setelah beberapa lama, Hira semakin mengenal kedua hantu perempuan ini. Bagaimana kehidupan mereka sebelum mereka menghembuskan nafas terakhir, atau hobi mereka.
Libur musim dingin mereka lewati dengan masih bertemu satu sama lain, kadang, jika Hira tidak ada pekerjaan di rumahnya, ia akan berkunjung ke sekolah hanya untuk bertemu dengan kedua hantu itu.
Bagaimana dengan Sora? Kadang ia ikut berkumpul, kadang hanya menyendiri di lapangan. Entahlah, Reina dan Miyuki bilang mungkin gengsi Sora terlalu besar.
Lalu di bulan Februari ini, mereka menemukan sesuatu yang kurang menyenangkan.
"Hira, apa kau pernah melihat seorang hantu perempuan lain, belakangan ini?" tanya Reina. "Ada, tentu. Kenapa?" Hira menoleh ke arah Reina. "Sudah seminggu ini aku melihat hantu perempuan yang mondar-mandir seperti tersesat, tadinya aku ingin menyapanya, tapi ia tampak suram." jelas Reina sembari memainkan rambut Miyuki. Miyuki sedang tidur, paha Reina ia jadikan bantal.
Apakah hantu dapat tidur? Entahlah.
"Ciri-cirinya?"
"Warna rambutnya jingga kecoklatan, poninya sangat panjang sampai menutupi mata sebelah kanannya-"
lalu bagian suramnya?
"-lalu pergi sambil membawa bawa tali tambang." Reina melanjutkan.
Tali.. tambang?
"Entah deh, perasaan aku ga enak kalo ngedeketin dia." Reina menghela nafas. "ah.."
"Aku harap kau berhati-hati jika bertemu dengannya." Senyuman terpatri disana.
Bel masuk istirahat berbunyi dengan begitu nyaring, membangunkan Miyuki seketika. "Belnya kenceng banget, sialan." Miyuki mengumpat. "Kaget ya?" Hira menggodanya. "Engga! Udah sana masuk kelas!" ucap Miyuki dengan raut wajah sedikit kesal. "Baiklah, aku ke kelas ya." Hira berdiri dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu keluar dari area kolam renang.
"Sudah diceritakan?" tanya Miyuki, kembali bersandar ke Reina.
"Sudah." jawab Reina singkat.
"Baguslah." Miyuki mengusal-usalkan kepalanya ke bahu Reina.
"Iya, bagus." Reina bangkit dari duduknya tiba-tiba, membuat Miyuki jatuh ke lantai.
"Aaaa Reina ikanaidee," Rengek Miyuki. "Tiduran lagi saja sana di kolam renang." Reina menjawab sambil tertawa, dan rengekan Miyuki tidak membuatnya berhenti beranjak dari tempat itu.
Tepat seperti yang Reina katakan, di jalan sepulang sekolah, Hira bertemu dengan hantu itu.
Aura hantu itu memang tidak mengenakkan.
Saat Hira berpapasan dengannya, Hira kian sulit bernapas.
Tadinya ia hanya akan mengabaikan hantu itu, mengingat kata-kata Reina sebelumnya. Tapi entah mengapa, Hira merasa tidak asing dengan hantu itu. Rasanya tidak lama ini ia pernah bertemu dengannya.
Tapi.. Dimana?
"..Naomi," tiba-tiba suara bisikan Sora terdengar. Hira segera menatap Sora, mempertanyakan penjelasan dari ucapannya.
"Hantu itu, Naomi" jelas Sora.
Naomi.. Perempuan dari kelas X-4 yang meninggal itu ya?
Hira hanya mengangguk, lalu memberikan isyarat agar Sora segera menjauh darinya sebelum Naomi sadar. Ia pun berjalan menuju rumahnya sembari menjauh dari hantu itu, namun rasanya aura itu tidak menghilang.
Sekitar jam 8 malam, Hira makan malam bersama keluarganya. Setelah itu ia berjalan menuju kamar. Rutinitas yang sama, terlampau repetitif. Jika kau bertanya apa ia bosan, tentu jawabannya akan mengiyakan. Tapi, apa yang bisa ia lakukan? Tidak ada. Tepat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
See
RandomSetelah kecelakaan itu, Hirasaki bisa melihat apa yang tidak terlihat.