Bab 15

2.3K 181 30
                                    


"kau takkan pernah di izinkan untuk pergi..."

😱😱😱


Setelah Ivan kembali dari rumah sakit, Ivan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dia merasa menjadi orang asing saat kembali ke Mansion itu. Terdengar suara Lolongan yang sangat keras dari luar.

"Anna kau kah itu? Seru Ivan. "Kaukah itu? Apakah kau baik-baik saja?"

Lolongan itu bertambah keras. Kedengaran tepat dari balik pintu Ivan.

"Siapa di situ? desak Ivan, berusaha keras agar suaranya kuat dan stabil.

Kata-kata Anna melintasi benaknya. 'Makhluk itu memakannya, melahap daging dan tulangnya dan meminum darahnya.' Ya Anna pernah mengatakan dia pernah melihat makhluk mengerikan itu. Ada apa diluar sana? Ivan berusaha melihatnya, dia bahkan bisa mendengar suara jantungnya sendiri berdentam-dentam di telinganya. Di sekitarnya, seluruh kamar itu seperti menahan napas menunggu apa yang akan terjadi. Tangan Ivan memutar kenop pintu, telapak tangannya basah oleh keringat. Dia menarik napas panjang sekali lagi, kemudian dihentakkannya pintu hingga terbuka lebar.

Ivan melongokkan kepalanya keluar, ditatapnya karpet yang terhampar di depan kamarnya. Tak ada apa-apa, Ivan menghembuskan napas keras-keras, tangan dan kakinya terasa lemah dan lemas. Dia menutup pintunya pelan-pelan berpaling ketempat tidur. Aroma pedas dan aneh di seprainya seperti mengepungnya. Ivan tidak bisa tidur, apa yang dilihat Anna dan dirinya bahkan Antonio itu? Mungkinkah desas-desus mengerikan tentang keluarga Vanholtent itu benar? Benarkah sesuatu yang jahat ada dirumah ini?

Sinar matahari terik membangunkan Ivan ke esokan paginya. 'Carlota pasti tadi masuk dan membuka jendela-jendela itu,' pikirnya. 'Dan aku sama sekali tak terbangun.' Ivan tidak ingin membuat Natalia marah. Dia melompat berdiri, buru-buru membersihkan wajahnya di washtaple, menyikat rambutnya, dan berganti pakaian.

Dia melesat keluar dari kamarnya dan menyusuri koridor. Dia mulai menuruni tangga dua-dua kemudian berhenti. Perlahan-lahan dia mengingat dirinya sendiri. Ayahnya pasti akan marah jika dia meluncur turun seperti anak kecil, Ivan memaksa dirinya berjalan menuruni anak tangga marmer yang melingkar itu. Lantai dasar terasa sepi sekali. 'Aku tahu semalam aku tidur kemalaman,' pikir Ivan. 'Ini gara-gara suara lolongan itu membuatku tidak bisa tidur selama berjam jam.' Ivan memutuskan untuk mencoba pintu di ujung ruangan dimana Carlota masuk semalam. 'Pilihan yang bagus,' pikirnya ketika tercium aroma kopi. Dia segera menemukan ruangan sarapan. 'Tunggu, kenapa aku seperti baru datang kerumah ini? Apa yang terjadi denganku?' pikir Ivan. 'Kepalaku sakit sekali.' Ivan memegangi kepalanya yang sakit.

Perutnya terasa lapar, dia mengabaikan apa yang dia rasakan saat ini. Ruangan itu kosong melompong, tapi wadah-wadah makanan berpenutup memenuhi meja hidangan. Ivan mengintip kebalik salah satu tutupnya-bubur. 'Mereka pasti ingin aku mengambil sarapan sendiri,' Ivan berpikir. Diisinya sebuah piring dan duduk sendirian di meja kayu yang mengkilap. Beberapa saat kemudian, Carlota melongokkan kepalanya kedalam ruangan.

"Selamat pagi tuan Ivan," serunya. "Apakah yang anda butuhkan ada semua?"

"Ya," sahut Ivan. Carlota pergi sebelum Ivan sempat berbicara lagi. 'Carlota pasti khawatir aku akan memulai menanyakan tentang keluarga Vanholtent lagi,' pikir Ivan.

Dia makan perlahan-lahan, dia tak yakin apa yang harus dilakukannya setelah selesai sarapan, lancangkah dia kalau melihat-lihat seluruh rumah sendirian? Mungkin dia bisa berjalan-jalan dihalaman. Digigitnya roti panggangnya lagi, pintu keruang sarapan terayun membuka, dan Natalia muncul disitu. Ivan mencoba tersenyum namun menjaga bibirnya tetap tertutup.

[BL]-THE MANSION VANHOLTEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang