"All blame is a waste of time. No matter how much fault you find with another, and regardless of how much you blame him, it will not change you" - Wayne Dyer.🕸️🕸️🕸️🕸️
Mereka semua sudah kembali dari pemakaman tuan Alex. Ny. Natalia nampak sangat sedih karena kepergian tuan Alex, Ivan masih memikirkan orang yang dia lihat tadi di pemakanan itu. Ny. Natalia pergi kekantornya, kini hanya Ivan, Anna, dan Carlota yang ada di mansion. Ivan seperti biasa membersihkan Redrigos si boneka itu, mengganti pakaiannya dan mengajaknya berkeliling. Ivan meletakan kembali boneka itu di bangku dekat jendela, Ivan berjalan kearah dapur tapi tidak tau kalau boneka itu berjalan mengikutinya.
"Kenapa boneka ini disini? Bukannya tadi aku meninggalkanmu disana?" gumam Ivan penasaran.
Ivan mengambil boneka itu karena takut kotor diapun meletakkannya di atas meja. Ivan membuat secangkir kopi untuk dirinya sendiri, saat dia menuangkan air kedalam cangkir kopi itu, airnya berubah menjadi warna darah.
"AAAAAAAARRRRGGGHHHHHHH," Ivan berteriak ketakutan.
Ivan menjatuhkan cangkir kopi itu kelantai, pecahan gelas itu berubah menjadi jari-jari tangan yang terpotong dan berdarah, Ivan mundur. Semakin Ivan mundur jari-jari runcing yang berlumuran darah merayap kearahnya. Ivan berlari dan menyambar Redrigos siboneka itu.
Ivan masuk kekamar dia memeluk erat boneka itu, tapi ada yang aneh dengan boneka itu. Boneka itu berubah berlumuran darah, Ivan melempar boneka itu jauh darinya. Tapi boneka itu hidup dan menyeringai kearahnya, Ivan mundur dia melihat sekeliling untuk mencari pintu keluar. Nihil, dia tidak menemukan pintu keluar karena ruangan itu mendadak berubah rata dan tidak ada celah sedikitpun. Redrigos mendekat lalu melompat, Redrigos mencekik Ivan, Ivan berusaha meronta dan berteriak tapi boneka itu sangat kuat seperti seekor banteng.
Ivan terus meronta, Redrigos sang boneka memuntahkan belatung dan berbagai macam hal aneh penuh darah, bahkan bisa dilihat seperti isi perut keluar semua. Ivan menepis dan berhasil lepas dari cekikan boneka itu. Redrigos kembali mendekat Ivan mundur mundur dan...
PRAAAAAAAANG
Ivan terjatuh lewat jendela kamarnya di lantai dua. Tepat pada saat Ivan terjatuh tubuhnya di tangkap oleh laki-laki tampan bermata satu itu. Mata mereka saling pandang dan bertemu, laki-laki itu menurunkan Ivan, tapi sebelum Ivan mengucapkan terimakasih Ny. Natalia sudah datang.
"Apa kau baik-baik saja?" ujar Ny. Natalia kepada Ivan.
"Sssaa. Saayyyaaa baik-baik saja nyonya. Maaf saya..." balas Ivan terbata-bata.
"Syukurlah, masuklah dan jangan pernah dekat-dekat dengan orang ini, walau dia tetanggaku, dia adalah orang yang berbahaya!" ujar Ny. Natalia kepada Ivan.
"Tterimakasih tuan... Maaf sa..." ujar Ivan, belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya tangannya sudah ditarik oleh Ny. Natalia.
Pria bermata sebelah yang biru dan indah itu memandang marah Ny. Natalia, tapi Ny. Natalia tampak biasa saja dan tidak takut kepadanya. Ivan masih merasa ketakutan saat melihat Redrigos lagi, boneka setan itu sudah bersih kembali.
"Iiitu...? Dia...?" ujar Ivan menunjuk kearah Redrigos.
"Tidak perlu takut, itu adalah ulah pria gila yang diluar tadi," jawab Ny. Natalia sekenanya.
"Tapi pria itu sepertinya baik, dia..." ujar Ivan terputus lagi kata-katanya.
"Kau tidak tau siapa dia? Aku beritahu kepadamu. Dulu dia adalah jendral perang yang sangat di takuti akan kekejamannya. Musuhnya selalu dia bantai habis dan bunuh, bahkan dia suka mengkuliti orang-orang penyusup. Kau tau kenapa matanya hanya sebelah? Dan dia tutupi dengan penutup perak itu? Kakinya juga pincang kau tau kenapa?" ujar Ny. Natalia kepada Ivan, dia melanjutkan kata-katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]-THE MANSION VANHOLTEN (End)
Mystère / ThrillerIvan Sastra Wiguna adalah mahasiswa fakultas Ekonomi yang terjebak dalam situasi yang sulit. Sejak dia pindah ke Paris pasca meninggalnya kedua orang tuanya. Kehidupannya hancur, kondisi Ekonomi yang semakin sulit membuatnya rela melakukan pekerjaan...