Haiiiii maaf ya kalau lama upnya...
Jangan lupa tinggalkan jejak Vote dan komennya ya...
Happy reading guys...
🤩🤩🤩
Setelah selesai berbincang-bincang Ivan dan Sandiego memutuskan untuk segera tidur, mengingat besok adalah waktunya Ivan untuk kuliah. Ivan sangat segan dengan keluarga barunya ini, meski mereka baik Ivan tidak melulu bergantung kepada keluarga ini. Hingga akhirnya Ivan memutuskan untuk mencari sebuah pekerjaan agar dia bisa mencari tempat tinggal baru untuknya.
Di satu sisi jauh di lubuk hati Ivan yang paling dalam dia sangat senang, tapi disatu sisi juga dia sangat takut akan kehilangan orang-orang yang baik kepadanya. Contohnya seperti nyonya Bella, meski nyonya Bella hanya sebuah arwah yang ingin menolong dan membantunya tetapi Ivan juga merasa kalau dia ingin memberinya peringatan.
Ivan sudah berada dikamar, tapi dia tidak bisa tidur. Matanya sangat sulit untuk di pejamkan, setiap dia memejamkan matanya dia selalu terbayang asap hitam yang melahap nyonya Bella. Rasa kantuknya sudah tidak tertahankan lagi, akhirnya dia pun terpejam, Baru 15 menit dia sudah bermimpi buruk.
Di dalam mimpi Ivan bertemu dengan asap hitam yang menjulang tinggi, mata Ivan terbelalak lebar, asap hitam itu mendekati dirinya Ivan mundur 2 langkah, asap hitam itu maju 4 langkah, kelewatan. Asap hitam itu berbalik dan menoleh ke arah Ivan lagi. Suara gemuruh mengerikan itu terdengar jelas di telinga Ivan. Ivan di lahap oleh asap hitam itu.
"AAAAAAARRRRRRRGGGGHHHH, HOOST HOOOOST," napas Ivan tersengal-sengal, dia terbangun dari mimpi buruknya. Pintu kamar terbuka dan terlihat sosok Sandiego dan Ariella menghampirinya dengan cemas.
"Ivan ada apa? Kenapa kau berteriak?" ujar Sandiego.
"Aaakuuu mimpi buruk, asap hitam tebal itu, asap itu mau memakanku dan nyonya Bella di lahap habis hingga menyisakan tulang kecil," ujar Ivan sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Sudahlah, itu hanya mimpi. Tidurlah aku akan menemanimu tidur jika kau takut," ujar Sandiego lagi.
"Ibu juga akan menemanimu nak," ujar Ariella sambil tersenyum.
Entah mengapa Ivan merasa sedikit risih dan aneh dengan keluarga ini. Ingin dia mencari tau, tapi itu tidak pantas karena mengingat keluarga ini telah menolongnya. Ivan terus melamun dan matanya tidak bisa terpejam lagi.
"Kenapa aura mereka sama seperti ayahku? Siapa mereka sebenarnya?" gumam Ivan dalam hati.
Matanya mulai berat dan diapun langsung tertidur dengan pulasnya. Pagi sudah tiba, Ivan dan Sandiego sudah siap untuk berangkat melanjutkan aktifitas mereka. Mereka pun sudah berpamitan dengan Ariella, kedua pria itupun akhirnya pergi meninggalkan rumah. Ivan sudah sampai di kampusnya dan Sandiego pergi meninggalkan kampus Ivan. Ivan berjalan dan bertemu lagi dengan Angelica.
"Ivan... Tunggu aku..." teriak Angelica.
"Eh iya... Kamu jangan lari-lari nanti jatuh," ujar Ivan kepada Angelica.
"Hosh hosh hosh... Iya ehehehe. Oh iya ke kantin yuk, aku agak lapar nih," ajak Angelica.
"Boleh, ya sudah ayo..." balas Ivan. Mereka berjalan menuju kekantin, dan mereka pun sampai di kantin.
"Kamu pesan apa? Kamu gak makan?" ujar Angelica.
"Kamu saja yang makan, aku sudah makan tadi. Tidak apa-apa aku temenin kamu makan ya," ujar Ivan kepada Angel.
"Eh, aku jadi gak enak. Gak apa-apa nih?" Gumam Angel, dia merasa tidak enak jika dia hanya makan sendiri sementara pria tampan di hadapannya tidak makan apapun.
"Gak apa-apa, aku pesen minum aja ya biar kamu gak sungkan?" ujar Ivan kepada Angel.
Angel hanya mengangguk, lebih baik seperti itu dari pada dia hanya makan sendirian. Aktifitas makan itu akhirnya selesai dan mereka sudah berada di dalam kelas dan memukai mata pelajaran mereka. Pelajaran itu selesai dan semua murid berhamburan seperti itik yang baru lepas dari kandangnya. Ivan dan Angel berpisah di gerbang kampus, Ivan melihat Angelica yang perlahan menjauh dari pandangannya. Entah kenapa disaat dia berada didekat Angelica jantungnya selalu berdegub kencang...
Ivan melanjutkan langkah kakinya, dia menyusuri koridor. Dia berhenti untuk membeli koran, siapa tau disana ada lowongan pekerjaan yang sesuai untuknya. Mengingat uangnya sudah mulai menipis, mau tidak mau dia harus bekerja. Walau sebenarnya keluarga Martines mau memberinya apapun yang dia inginkan. Tapi entah kenapa dia merasa sulit untuk menerima tawaran itu.
Ivan membolak balik koran dan dia melihat ada info lowongan pekerjaan menjaga seorang anak. Persyaratan laki-laki atau perempuan pun tidak masalah, soal gaji nego di tempat. Ivan pun bergegas untuk pulang dan mempersiapkan segala sesuatu untuk melamar pekerjaan itu besok harinya...
Bersambung.....
Maaf ya pendek bgt kali ini. Maklum author lagi boring n bete ni. Wkwkkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]-THE MANSION VANHOLTEN (End)
Misterio / SuspensoIvan Sastra Wiguna adalah mahasiswa fakultas Ekonomi yang terjebak dalam situasi yang sulit. Sejak dia pindah ke Paris pasca meninggalnya kedua orang tuanya. Kehidupannya hancur, kondisi Ekonomi yang semakin sulit membuatnya rela melakukan pekerjaan...