Sinopsis

617 7 0
                                    

Setiap detik setiap pikiran dia tenggelam begitu dalam, Takdir kadang berperan menyakiti, saat itu terjadi kamu hanya bisa menerimanya dengan lapang tanpa protes dan omong kosong. Kita bisa melawan nasib tapi tak bisa melawan takdir. Tiada daun yang jatuh tanpa kehendakNYA. Tak ada ranting yang patah tanpa kondratNYA.  Ia bisa pura-pura tersenyum, berpura-pura tertawa, tapi ia hanya manusia biasa. Jauh didalam sana ia berdarah, hancur berkeping-keping saat ia kembali jatuh. Akan ada masa dimana kau tak lagi punya pilihan selain menerima. Begitupun dengan kehidupan Annisa. Tak ada yang abadi meskipun kesedihan yang selama ini ia rasakan. Takdir hanya memberimu pesan, bahwa dunia bukanlah tempat, dimana semua keinginan bisa terwujud. Semua itu sekejap saja membuatnya tertegun tanpa sepatah kata, hanya ada debar, menyisakan diam yang begitu senyap dan tak berapa lama matanya sudah berkabut.  Apa yang bisa ku perbuat ?hanya terpaku dengan semua ini. Terkadang aku menangis bukan karena aku lemah,tapi terkadang karena aku ingin mengeluarkan beban yang terlalu lama tertahan di jiwa ini. Pilihan itu selalu bimbang membuahkan keraguan tanpa kepastian.

Tangis seolah menjadi teman karib seorang Annisa Humaira Az-Zahra.
Sampai kemudian datang seorang Arsyad Rafiq Al-faruq menawarkan sebuah arti kebahagiaan. Akankah terwujud atau takdir kembali mempermainkannya.

Sebuah ungkapan menyebut, sabar itu ilmu tingkat tinggi, belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya sering mendadak, sekolahnya seumur hidup.

××××××××××🥀🥀🌺🌺🥀🥀×××××××××

Assalamualaikum.wr.wb

Janji-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang