Chapter 8 - Pilihan sulit

82 2 0
                                    

Setiap kita mempunyai pilihan untuk memutuskan apa yang terbaik menurut kita namun jangan lupa libatkan lah sang khalik dalam setiap keputusan. supaya kelak tidak akan menyesal jikapun keputusan itu membuat kita kecewa.

××××××××××🥀🥀🌺🌺🥀🥀×××××××××

Happy reading 🤗

Arsyad menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, Aisyah beserta orang yang berada di ruang tamu mendengar nya sempat syok.

"Nak boleh Ummi minta sesuatu?"tanya Aisyah pada Arsyad

"Apa Ummi?"jawab Arsyad penasaran

"Jagalah Ica"ucap Aisyah menatap dalam anaknya.

"Maksud Ummi?"jawab Arsyad balik memandang terheran

"Kamu sudah cukup dewasa untuk mengetahui apa maksudnya bang"ujar Adam menimpali

"Ummi tidak akan memaksa kamu nak, semua keputusan ummi serahkan semuanya kepada mu"ucap Aisyah  menepuk pundak anaknya

"Mintalah petunjuk kepada Allah dek supaya kamu tak salah memilih karena setiap pilihan Allah pasti yang terbaik"ucap sang kakak memberikan nasihat

Arsyad terdiam memikirkan semua perkataan mereka.

"Arsyad akan memikirkannya Ummi"putus Arsyad

****

Bagaimana perasaanmu jika baru sampai rumah ada seseorang yang bertamu terlebih tujuan  mereka untuk memintamu menjadi istri  dan menantunya tentu saja syok dan bingung, sama seperti yang dirasakan Ica saat ini, ia syok dengan kedatangan keluarga Arsyad.

"Berhubung nak Ica sudah datang, kami ingin menyampaikan maksud dan tujuan datang kemari, adapun maksud dan tujuan kami yaitu ingin meminang nak Annisa Humaira Az-Zahra untuk anak kami Arsyad Rafiq Al-faruq"ujar Adam

"Kami menerima niat baik mas Adam dan sekeluarga tetapi Semua keputusan ada ditangan Ica karena semua ini Ica yang akan menjalankannya" jawab Indra menatap ponakan tersayangnya

Semua orang harap-harap cemas terlebih arsyad menunggu respon apa yang akan diberikan Ica. Fatimah yang melihat Ica gelisah mengusap tangannya menyalurkan ketenangan.

"I-ica butuh waktu"ucap Ica menunduk, ia tak berani menatap orang-orang di sekelilingnya.

"Ummi mengerti pasti Ica syok karena ini begitu mendadak tapi percayalah kami datang dengan niat baik dan semoga Ica dan keluarga menerima niat baik kami. Boleh Ummi meminta kepastian waktunya?"ucap Aisyah tersenyum

"Kurang lebih 2 Minggu Ummi,boleh?"jawab Ica menatap Aisyah

"Boleh sayang, ummi dan keluarga tunggu kabar baiknya"ujar Aisyah tersenyum tulus

"Jika begitu kami pamit dan kami akan datang kembali untuk meminta jawabannya"ucap Adam tersenyum serta bangkit untuk berpamitan

****

Pernyataan dari om adam membuat kehidupan Ica jungkir balik , ia lebih sering uring-uringan. Tidak bisa memutuskan ini sendirian ia butuh teman curhat untuk menceritakan kegundahan hatinya. Ia memutuskan untuk menghubungi sahabatnya.

Assalamualaikum
Put ketemuan di cafe biasa ba'da ashar, wajib Dateng!

Send

Ting!

Putri :
Wa'alaikumsalam
Siap komandan!

Setelah mendapat jawaban dari pesan yang ia kirim, Ica langsung bersiap-siap untuk melaksanakan sholat ashar setelah itu pergi menemui Putri.

Brakk

"Serius demi apa? Ica udah di khitbah?"ujar Putri kaget dengan berita yang didapatkannya, ia masih tidak menyangka bahwa sahabatnya ini sudah ada yang mengkhitbah.

"Gak mungkin Ica becanda masalah kek begini put"jawab Ica lesu menelungkup kepalanya di atas meja, jujur ia malu akibat reaksi putri yang berlebihan beberapa orang melirik penasaran kepada mereka. Putri emang malu-maluin.batin Ica

"Trus apa jawabannya?"tanya putri keppo sambil mencolek-colek tangan Ica supaya Ica duduk dengan benar.

"Ya Ica bingung lah, Ica bilang aja minta waktu"ujar Ica memasang raut putus asa

"Masalah ini buat Ica frustasi, Ica bingung putriii"ucap Ica uring-uringan

"Ok sekarang  tenang dulu, semua masalah ada solusinya"ucap putri bijak, "Ica udah coba sholat istikharah?"Ica menjawab dengan anggukan

"Tapi Ica masih ragu"jawab Ica menggembungkan pipinya

"Apa yang ngebuat ragu?"tanya putri berusaha mengorek informasi dari gadis yang berada di hadapannya.

"Entahlah, Ica cuma takut. Tak-"

"Mengapa menakuti apa yang belum terjadi, menghawatirkan yang belum pasti. Saya hanya ingin menjalankan Sunnah Rasul, membaiat cinta dengan semestinya, ikatan yang diridhai Allah"suara Arsyad yang tiba-tiba muncul di hadapan Ica dan Putri. Ica terpaku dengan kedatangan Arsyad yang tiba-tiba. Degup jantungnya berdetak kencang, keringat dingin mulai bercucuran.
Mengapa Arsyad datang di saat yang tidak tepat.batin Ica
Ica berdehem berusaha menetralkan suasana yang tiba-tiba canggung. Ia berusaha bersikap normal.

"Tapi kenapa harus saya?"Ica memberikan pertanyaan yang selama ini berputar di kepalanya.

"Karena saya percaya bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik untuk saya"jawab Arsyad mantap menatap Ica yang menunduk

"Permisi mas, ini pesanan anda"ucap pelayan menghentikan obrolan mereka

"Saya permisi karena urusan saya sudah selesai dan maaf mengganggu waktu kalian. Assalamualaikum"ucap Arsyad berpamitan

"Wa'alaikumsalam"jawab Putri, Ica menjawab salam Arsyad namun hanya mampu di dengarnya.

Putri kembali menatap Ica "jadi itu lelaki yang mengkhitbahmu?"tanya putri penasaran

Ica membalas dengan anggukan, jawaban yang diberikan Arsyad semakin membuat dirinya tidak karuan.

****

Sebelum pulang dari rumah sakit tempatnya bertugas ia singgah di cafe untuk membelikan minuman yang dipesan oleh ponakannya

Ketika sedang menunggu pesanan ia melihat seorang gadis berjilbab yang tidak asing baginya. Melangkah mendekati gadis tersebut untuk memastikannya, tak sengaja ia mendengar percakapan mereka.

"Ica udah coba istikharah?"sayup-sayup pertanyaan temannya yang dijawab dengan anggukan lemah Ica

"Tapi Ica masih ragu"jawab Ica dengan gelisah

"Apa yang ngebuat  ragu?"

"Entahlah, Ica cuma takut. Tak-"

"Mengapa menakuti apa yang belum terjadi, menghawatirkan yang belum pasti. Saya hanya ingin menjalankan Sunnah Rasul, membaiat cinta dengan semestinya, ikatan yang diridhai Allah"suara Arsyad memotong ucapan Ica setibanya dihadapan mereka. Arsyad sadar bahwa gadis yang berada dihadapannya ini kaget atas kedatangannya. Entahlah apa yang dilakukannya benar atau salah namun ketika ia mendengar bahwa Ica masih ragu atas niat baiknya, ada dorongan dalam dirinya untuk menyakinkan gadis tersebut.

"Tapi kenapa harus saya?"jawab Ica menunduk

"Karena saya percaya bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik untuk saya"jawab Arsyad mantap tanpa ada keraguan di dalamnya.

Tidak lama pesannya datang, ia langsung bergegas pamit memberikan waktu untuk kedua gadis itu melanjutkan obrolan mereka yang sempat terhenti karena kedatangannya.

Ia yakin bahwa Ica sedang gelisah tentang apa yang sedang dihadapinya sama seperti yang ia rasakan ketika sang ummi meminta Ica secara tidak langsung untuk menjadikan sebagai makhramnya. Kini ia sudah memantapkan hati bahwa apa yang dipilihnya tidak akan pernah salah karena ia melibatkan Allah dalam hal ini.

×××××××××🥀🥀🌺🌺🥀🥀×××××××××

Janji-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang