Chapter 1 - Mimpi Buruk

404 7 2
                                    

Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ  الْمَوْتِ ۗ 
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185)

Sambil baca sekalian puter mulmed 👆
                               
××××××××××🥀🥀🌺🌺🥀🥀×××××××××
                                
Ica terdiam kaku melihat di pagar rumahnya terdapat bendera kuning. Banyak orang yang memakai Koko dan peci serta pakaiannya serba putih, mereka terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing.

Langkah kaki seorang wanita paruh baya yang menginjak usia hampir setengah abad menghampiri ica yang hanya terdiam kaku seakan tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya."Neng Ica ....?"suara serak bi Inah dengan wajah berlinang air mata.

"Bi, ko di rumah Ica ada bendera kuning, siapa yang me..ning..gal ?"Tanpa sadar air mata sudah membasahi wajahnya, apa yang terjadi di dalam rumahnya, apakah bundanya baik-baik saja, berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya.

"Hiks .. neng ica masuk dulu yuk .."dengan suara bergetar bi Inah menarik tangan ica untuk masuk ke dalam.

Seolah ada batu besar yang menghimpit dada, rasanya sesak. Melihat siapa yang terbujur kaku dengan tubuh  tertutup kain putih."Bu-bunda ...,"suara ica tercekat di tenggorokan."Hiks.. Bi ini gak mungkin bunda kan"ia buka kain yang menutupi wajah seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya, air matanya mendesak keluar semakin deras.
Ica mengusap setiap inci wajah bundanya dengan penuh kasih sayang. Wajah yang tak pernah  menampilkan rasa lelah sedikitpun, mata yang selalu menatap dengan penuh kelembutan, bibir yang selalu memberikan senyuman, semangat, tangan yang selalu mengusap air mata, mengulurkannya ketika jatuh untuk bangkit, selalu menggenggam, memberikan kehangatan, kini semua itu hilang,tidak dapat di rasakanya kembali. Isak tangisnya semakin keras.

"Neng Ica harus ikhlas, biar bundanya tenang disisi Allah"ucap bi inah, ia sungguh tidak tega melihat anak majikannya serapuh ini, sorot matanya redup seakan tak ada lagi binar yang selalu menghiasinya yang ada hanya pancaran luka yang begitu dalam.

"Gak bisa Bi, Ica masih mau sama Bunda,Bunda bangun!! Bunda jangan bercanda sama Ica. Gak lucu bunda ,bunda ayok bangun..," dengan tangan gemetar ica terus menggoyangkan tubuh ibundanya berharap ia bangun.

"BUNDA BANGUN! JANGAN TINGGALKAN ICA!"tangis Ica meledak lagi dan lagi.

"Bunda bangun .."suaranya lirih.

"BUNDA ..."teriaknya

"Astagfirullah "Ica terbangun dari tidur dengan napas terengah-engah. itu hanya mimpi kenapa terasa sangat nyata , bahkan ada bekas air mata di pipinya.

Clek

Terdengar suara pintu terbuka dan muncul lah wanita paruh baya yang sedang lari tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Ada apa neng? Tadi bibi denger neng Ica teriak makanya bibi langsung ke sini takut terjadi apa-apa"terlihat sekali raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

"Hmm , Ica tadi mimpi buruk. Maaf udah ganggu waktu istirahat bibi"jawabnya disertai senyum bersalah.

Diusapnya kepala gadis berusia 20 tahun itu dengan penuh kasih sayang, bagaimanapun Bi Inah sudah menganggap Ica sebagai cucunya karena ia yang merawat sejak kecil,"Yasudah, kalo gitu neng Ica tidur lagi dan jangan lupa berdoa supaya gak mimpi buruk lagi"
"Bibi kembali ke kamar dulu"

"Iya bi,"Jawab Ica dengan anggukan kecil dan bi Inah kembali ke kamarnya.

Dilihat jam yang ada di nakas ternyata pukul 2 dini hari, secepatnya ica bangun dari tempat tidur menuju  kamar mandi ,mengambil air wudhu, menggelar sajadah dan melaksanakan sholat malam.

Di kesunyian malam dalam sujud ia kembali terisak, berdoa mencurahkan segala ketakutan dan kegelisahan yang sedang ia rasakan, karena sebaik-baiknya tempat mencurahkan segala keluh kesah hanya kepada sang pencipta.
"Ya Allah, segala yang ada dalam hidupku ku sadari bahwa semua ini milikMu, dunia dan seisinya hanya milikMu, hidup dan mati seseorang ada dalam kuasaMu, sesungguhnya apa yang engkau hadirkan dalam kehidupan ini hanya milikMu dan kapanpun engkau akan mengambilnya, engkau berhak ya Allah. Jadikanlah setiap permasalahan membuatku lebih sabar dan tabah, jadikanlah aku orang-orang yang selalu berbaik sangka atas segala takdirMu. Ya Rabb, sampaikanlah salam rinduku kepada Ayah Zikri tempatkan ia disisi terbaikMu dan berikanlah kesembuhan tanpa meninggalkan kesakitan kepada bunda Zainab, Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar,Aamiin"lagi dan lagi tangisnya pecah.

Selesai melipat mukena ica segera bangkit dan keluar kamar menuju kamar bundanya.

Kamar ini tidak pernah berubah, semuanya masih tetap sama, terdapat foto-foto keluarga yang terpampang di setiap  dinding, hanya saja ada sedikit perbedaan yaitu terdapat ranjang rawat dan peralatan medis lainnya seperti alat pendeteksi jantung,alat bantu pernapasan dan masih banyak lagi yang entah namanya apa. Rasa sesak seolah tak pernah hilang dari dada ica setiap melihat orang yang ia sayang terbaring lemah di atas ranjang rawat itu. Bolehkah ia meminta takdir untuk mengubah, ia ikhlas menggantikan posisi bundanya dibandingkan harus menahan ribuan rasa sakit setiap melihat bundanya dalam keadaan seperti ini.

"Bunda, apa bunda masih betah dalam tidur bunda?"
"Bunda ga kangen sama Ica? atau bunda mimpi ketemu sama ayah jadi bunda ga mau bangun. Kalo iya, bilangin ke ayah kalo Ica kangen, ayah udah jarang lagi datang ke mimpi ica".

"Tadi ica mimpi kalo bunda tinggalin I-ca"tanpa terasa air matanya kembali jatuh,"cukup ayah aja yang tinggalin Ica bunda jangan,hiks"ia semakin terisak.

Menelungkupkan kepala di sisi ranjang dan menggenggam tangan bundanya sudah menjadi kebiasaan ica ketika ia sedang lelah akan keadaannya, ada saat-saat ia akan serapuh ini, ia butuh penopang untuk selalu kuat menjalani hidup perih ini.
"Ica takut, ica gak mau sendirian, saat ini ica cuman punya bunda, jadi jangan tinggalin ica".
"Ica sayang bunda"bisik ica sebelum alam bawah sadar menghampiri nya.

Tanpa di sadari ada seseorang yang memperhatikannya di balik pintu, Bi Inah ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Ica. Ia tahu betul bagaimana kondisinya saat ini. Di tinggal sosok seorang ayah di usia 15 tahun dan kini wanita yang melahirkannya harus terbaring lemah selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Bukanlah hal yang mudah untuk dilalui ica sampai saat ini, banyak air mata yang harus di korbankan.
"Semoga kebahagiaan cepat datang menghampirinya"batinnya. 

Terlalu lelah menangis semalam membuat ia ketiduran di samping bundanya dan dilihat waktu sudah menunjukkan sholat subuh. Ia segera bangun, mengambil air wudhu bersiap-siap untuk melaksanakan sholat dan menjalankan aktivitas nya di pagi hari.

××××××××××🥀🥀🌺🌺🥀🥀×××××××××

Janji-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang