JakArtha : Gara-gara The Jidats

69 11 2
                                    

Pukul 06.45 mungkin itu waktu yang paling siang untuk berangkat sekolah, atau kerja. Apalagi untuk mereka yang bepergian menggunakan angkutan umum.

Nunggu lama, macet, dan masih banyak kendala lainnya. Tapi perempuan itu masih asyik tertidur meski dengan posisi duduk.

"Jaka!!!!! Bangun, ini udah siang!! Kamu mau bolos sekolah!!!"

Benar, perempuan itu Jaka. Dan yang berteriak tadi, itu adalah Mita, mama Jaka. Mita berteriak cukup nyaring, namun tidak membuat Jaka bangun dari mimpi indahnya. Meskipun Mita sudah menggedor-gedor pintu kamar Jaka, namun Jaka tetap pulas tertidur.

Dan jika sudah seperti ini, Mita biasanya akan mengeluarkan jurusnya yang paling ampuh.

"Jaka, itu ada kecoak terbang!"

Setelah mendengar teriakan mamanya, Jaka langsung berdiri dan...

Gedubrak..

"Adaww!"

"Kamu udah bangun kan, sekarang kamu cepet siap-siap! Gak lihat jam kamu tuh!"

"Tapi gak usah gitu juga kali, Ma. Sakit ini lutut sama pinggang Jaka."

Sedikit informasi, Jaka itu takut kecoak terbang. Jadi saat Mama nya berteriak seperti itu, Jaka otomatis berdiri, dan lututnya terbentur meja. Dan saat akan duduk, Jaka malah terpeleset dan mendarat dengan gaya yang sangat tidak elegan.

Jaka masih mengomel dengan kejadian tadi. Lalu saat Jaka melihat jam dinding, Jaka langsung berdiri dari posisi duduknya, dan berlari ke kamar mandi.

5 menit waktu yang dibutuhkan Jaka untuk bersiap-siap. Setelah itu, jaka turun dan menghampiri mama nya di meja makan.

"Ma, Jaka berangkat dulu, assalamualaikum!"

"Eh, Jaka, ini...."

Jaka berlari keluar rumah tanpa menunggu apa yang akan mamanya katakan. Dan saat Jaka baru satu langkah keluar dari rumahnya, Jaka kembali masuk dan berteriak.

"Mama, uang jajan Jaka ketinggalan!"

"Nih, makanya, kalo bangun itu jangan siang-siang. Jadi riweuh sendiri kan?"

"Iya, iya, iya. Yaudah Jaka barangkat dulu ah, udah telat banget. Assalamualaikum!"

Jaka terus berjalan, bahkan sedikit lari-lari kecil karena untuk naik angkot, Jaka harus berjalan beberapa meter dari kompleks perumahan yang di tempatinya.

Biasanya, dia akan ikut dengan abangnya. Tapi pagi tadi, abangnya itu meninggalkan Jaka. Jadi, terpaksa Jaka harus naik angkot.

Dan disinilah Jaka sekarang. Di depan gerbang kompleks perumahannya. Sesekali Jaka melihat kearah jam dinding yang ada di pos satpam.

"Aduh, nih angkot mana sih? Gini, nih. Giliran lagi gak butuh banyak banget yang lewat. Eh sekalinya lagi butuh, satu aja gak ada! Tukang ojek juga, mna sih? Biasanya pada mangkal di sini?"

Lalu, beberapa saat kemudian angkot yang akan membawanya ke sekolah lewat. Dan tanpa menunggu lama lagi, Jaka langsung naik angkot tersebut.

10 menit waktu yang ditempuh Jaka menuju sekolahnya, itupun jika tidak macet. Kalau macet mungkin bisa sampai waktu 15 atau bahkan sampai 20 menit. Dan sekarang sudah pukul 07.15,  itu berarti Jaka terlambat 15 menit. Dan berarti Jaka harus menunggu sampai bel jam pergantian mata pelajaran berbunyi.

Setelah sampai Jaka langsung turun, dan memberikan uang selembar dua ribu. Lalu, Jaka berlari.

Dan seperti dugaannya, gerbang sudah ditutup rapat. Dan seperti biasa, hanya Jaka seorang yang terlambat.

JAKARTHA (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang