JakArtha : Damai

22 1 0
                                    


Satu Minggu setelah pernyataan Jean di rumah sakit, dan masih belum ada kejelasan. Jaka sangat ingin meminta penjelasan pada Jean, namun Jaka sudah terlanjur janji pada Tiara jika dia akan membiarkan Jean dengan Tiara. Dan satu Minggu sudah Tiara dirawat di rumah sakit, dan hari ini Tiara kembali masuk sekolah dengan bantuan kruk untuk berjalan.

Di kelasnya Tiara lebih terlihat diam, meskipun Tiara memang pendiam. Tapi kali ini beda, sesekali dia melihat ke arah tempat duduk Nathan di belakang. Tapi laki-laki itu malah asyik dengan game di ponselnya, tanpa melirik sedikit pun pada Tiara. Tiara lalu menghela nafasnya lelah, dan menatap lurus ke arah papan tulis di depannya.

Sementara itu, Jean pun terlihat lebih diam dari biasanya. Buku di tangannya hanya sebagai kamuflase, matanya mungkin melihat ke arah buku itu tapi pikirannya tidak. Beda halnya dengan Ricky, dia terlihat gelisah dan sesekali melirik ke arah Jean.

Ricky menghembuskan nafasnya kasar, lalu dia merubah posisi duduknya menghadap Jean sepenuhnya.

"Jean!" Panggil Ricky, sembari menyenggol lengan Jean. Jean hanya melirik sekilas ke arah Ricky sebagai respon.

"Lo gak mau jelasin kejadian di rumah sakit?" Tanya Ricky, Jean diam masih menatap pada buku di tangannya.

"Ya, seenggaknya Lo harus ngomong lah sama Jaka. Kalo bisa, Lo, Jaka, Nathan, sama si Tiara ngobrol berempat. Biar masalahnya clear. Nih ya Jan, untuk saat ini Lo mesti turunin gengsi Lo, dikit. Lo gak mau kan, hubungan antara Lo sama Nathan kaya dulu lagi? Lo berdua tuh baru baikan beberapa Minggu lalu, masa mau balik musuhan lagi karena hal yang sama. Coba Lo pikir lagi." Nasehat Ricky.

Ricky tau meskipun Jean diam, tetapi dia mendengarkan semua ucapannya. Ricky membiarkan Jean memikirkan kembali ucapannya, karena Ricky tau untuk saat ini Jean memerlukan banyak waktu. Ricky hanya perlu tetap berada di samping Jean, mendukung apapun keputusan terbaik untuk sahabatnya.

🏫🏫🏫


"Jak, ke kantin gak?" Tanya Kean, yang berdiri di samping bangku Jaka. Jaka menatap Kean, lalu menggelengkan kepalanya.

"Ayolah, mau sampe kapan sih Lo kayak gini terus?" Ucap Satrio, yang duduk di kursi depan Jaka. Namun Jaka sama sekali tidak menghiraukan ucapan Satrio.

"Lo kan tau, Jean tuh sukanya sama Lo. Jadi apa sih yang Lo pikirin?" Tanya Kean, yang kini tengah bersandar di meja sebelah Jaka.

"Gue tau, tapi gue udah janji sama Tiara kalo gue gak akan deketin Jean lagi." Ucap Jaka, sembari menempelkan pipinya pada meja.

"Tiara lagi, udah deh masalah Tiara gak usah dipikirin. Jean sukanya sama Lo, mau gimana." Ucap Satrio.

"Tau ah, bingung gue." Ucap Jaka.

"Gue saranin, Lo mesti ngobrol deh sama si Tiara. Masa Lo mau lepasin Jean gitu aja, setelah selama ini Lo mati-matian ngejar dia. Apalagi udah jelas-jelas, si Jean juga suka sama Lo. Udah dari lama lagi." Ucap Kean, membuat Jaka kembali berpikir.

"Udah ah, ayo ke kantin, ayo!!" Ajak Satrio, sambil menyeret Jaka untuk pergi ke kantin.

Setelah bel istirahat berbunyi, Jean segera pergi menuju kelas Nathan. Dia ingin secepatnya menyelesaikan masalah kemarin di rumah sakit. Setelah sampai di depan kelas Nathan, Jean berpapasan dengan Tiara yang baru saja keluar dari kelas itu. Mereka tak sengaja saling bertatapan, namun Jean segera mengalihkan pandangannya dan berjan lurus. Sedangkan Tiara langsung menundukkan kepalanya.

Jean memperhatikan Nathan yang tengah berbincang dengan teman sekelasnya. Hingga lawan bicara Nathan pergi dari sana setelah memberitahu pada Nathan jika Jean tengah berdiri di depan kelas mereka. Jean menganggukkan kepalanya kepada teman sekelas Nathan itu, lalu berjalan masuk menghampiri Nathan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JAKARTHA (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang