Soo Jeong merasa sangat segar hari ini, entah kenapa tubuhnya merasa sangat ringan. Ia berhenti sesaat untuk melenturkan tubuhnya yang kaku. Saat matanya terbuka perlahan, Soo Jeong langsung terbangun dari tempat tidur yang cukup tipis itu.
Ia mengucek-ucek matanya, melihat apakah ini nyata ataukah ia masih berada di alam mimpi.
Pintu terbuka perlahan dan masuklah seorang wanita yang diperkirakan seusianya dengan membawa sebuah nampan berisikan hidangan.
"Selamat pagi Putri." Ia setengah membungkuk lalu berdiri tegak lagi.
"Saya membawa sarapan pagi untuk anda."
Soo Jeong merasa tidak mungkin sebuah mimpi senyata ini. Wanita dengan berpakaian biru muda itu meletakkan nampan di meja dekat jendela.
"Apa Putri ingin makan terlebih dahulu ataukah anda ingin menyegarkan diri?" Tanya wanita yang bernama Soon Mi itu.
"Eemm... saya ingin mandi." Jawab Soo Jeong agak cangung.
"Baiklah.... dayang." Soon Mi memanggil tiga orang perempuan untuk masuk.
"Bantu tuan Putri untuk membersihkan dirinya."
"Apa... apa mereka ingin memandikanku seperti anak kecil."~batin Soo Jeong.
"Tidak, aku ingin mandi sendiri!" Bantah Soo Jeong.
"Tapi Putri..."
"Aku bukan anak kecil lagi, jadi biarkan aku mandi sendiri. Di mana pakaian ku?" Mereka semua saling menatap tidak percaya.
"Baik Putri, kami mohon undur diri."
Soon Mi segera menata pakaian Soo Jeong dan langsung pergi. Tak ingin ambil pusing Soo Jeong segera membasuh tubuhnya yang lengket. Tak butuh waktu lama Soo Jeong sudah selesai membasuh tubuhnya, ia ingin memakai pakaian yang di beri dayang tadi namun di urungkannya.
"Permisi apa ada orang di luar?" Dengan sedikit berteriak.
Tak beberapa lama masuklah dayang Soon Mi dan beberapa dayang lainnya.
"Iya Putri, apakah ada yang Putri perlukan."
"Aku tidak bisa memakai pakaian ini, tidak adakah pakaian lain?"
"Maaf Putri tidak ada pakaian lainnya."
"Hemm.. baiklah, bisakah kalian membantuku memakainya?"
"Baik Putri." Mereka bertiga membantu Soo Jeong untuk memakaian pakaiannya.
"Aneh sekali kenapa aku harus mengalami semua ini, atau jangan-jangan ada acara suting film tapi tidak ada satu kamerapun.... berarti....aku benar-benar ada di zaman kuno.... bagaimana bisa??"
"Sudah selesai." Ucapan Soon Mi membuat Soo Jeong terbangun dari lamunannya.
Soo Jeong melihat pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya sama yang membedakan adalah pakaian yang ia kenakan. Ia memperhatikan wajahnya lebih lekat, kenapa wajahnya terasa sedih dan lemah? Apakah ini benar-benar dirinya?
"Siapa namamu?" Tanya Soo Jeong.
"Hamba, Soon Mi Putri, dayang pribadi anda." Dayang lain segera beranjak terkecuali Soon Mi.
"Bisakah kamu menemaniku berkeliling dan menjawab pertanyaan ku?"
"Bisa Putri."
"Baiklah." Soo Jeong segera beranjak dari tempatnya dan mulai berjalan.
Alangkah terkejutnya Soo Jeong melihat istana yang seluas ini. Ia hanya melihat di gambar-gambar saja tapi sekarang ia berdiri di sebuah istana entah dimana ini.
Soo Jeong berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Soon Mi di belakang. Soo Jeong terus menatap sekeliling dengan takjub saat memikirkan keindahan istana ini Soo Jeong tersadar akan niatnya untuk bertanya.
"Eemm..... Soon Mi bisakah kau ceritakan asal usulku!"
"Baik Putri... Putri Seo adalah anak dari yang mulia kaisar dan ratu Yoon, kaisar memiliki tiga orang istri termasuk ibunda anda ratu Yoon, yaitu selir Gong dan selir Ming. Selir Gong yang pertama memiliki putra pertama yaitu pangeran Han Kyul dan seorang Putri yang bernama Sae Na.
Tak beberapa lama selir Ming memiliki seorang Putri yaitu Putri So Ra. Dua tahun kemudian ratu Yoon melahirkan anda..."
"Bentar-bentar, kenapa tidak selir Gong yang menjadi ratu tetapi Ibundan yang menjadi ratu kan dia memiliki anak pertama atau selir Ming." Potong Soo Jeong.
"Karna yang mulia kaisar menikah dengan ratu terlebih dahulu tetapi beliau sulit untuk mendapatkan anak."
"Owh jadi ibunda yang menikah pertama kali dengan yang mulia kaisar tetapi ia sulit untuk memiliki anak, lalu yang mulia kaisar menikahi selir Gong dan memiliki anak pangeran Han Kyul serta Putri Sae Na."
"Benar Putri."
"Lalu kenapa Kaisar menikah dengan Selir Ming?" Mereka berhenti di sebuah taman.
"Saat itu yang mulia kaisar memenangkan sebuah perang dan raja dari kerajaan itu meminta yang mulia kaisar untuk menikahi putrinya."
"Aku tahu, jadi putri dari raja itu adalah selir Ming dan mereka menikah lalu memiliki anak... dan dua tahun kemudian akhirnya ratu Yoon memiliki putri yaitu aku." Soo Jeong duduk di salah satu bangku taman.
Soo Jeong melirik Soon Mi yang masih berdiri.
"Kenapa kamu tidak ikut duduk?" Tanya Soo Jeong.
"Ampun Putri, kami para dayang tidak pantas bersanding dengan putri."
"Kenapa begitu?"
"....."
"KAKAK SEO RIM......" tiba-tiba suara dari arah lain membuat Soo Jeong menoleh.
Di sana terdapat seorang gadis kecil sedang berlari menghampirinya. Ia berlari sambil menangis.
"Awas nanti kamu jat..." belum sempat Soo Jeong bicara gadis itu tersandung dan terjatuh ke tanah.
Soo Jeong segera berlari menghampirinya, membantu gadis kecil itu berdiri.
"Apa kamu baik-baik saja?" Sambil menghabus air matanya.
"Hiks...hiks... kak Seo, Nana sangat merindukan kakak." Gadis itu langsung memeluk Soo Jeong dengan erat.
"Sudahlah jangan menangis lagi, siapa nama kamu gadis cantik?" Gadis itu terkejut dengan apa yang di tanyakan kakaknya, bagaimana bisa ia melupakannya.
"Maaf putri saya belum memberi tahu kalau gadis kecil ini adalah adik tiri anda anak dari selir Ming."
"Owhh maafkan kakak ya siapa tadi... oh ya Nana ku yang manis, kakak sedikit lupa hehe." Soo Jeong mengajak Nana untuk berdiri.
"Berapa usia Nana?" Sambil duduk kembali di bangku.
"Usia Nana enam tahun Kak Seo." Sambil menunjukan gigi putihnya.
"Hemm... bagaimana kalau kita bermain, untuk ganti rugi karna kakak sempat lupa Nana." Nana langsung tersenyum lebar mendengar itu.
"Yeyeye... main apa kak?"
"Hemm.. bagaimana kalau petak umpet?"
"Nana setuju.."
"Permisi Putri bukannya saya melarang Putri untuk bermain tetapi Putrikan masih lemah." Soon Mi memberitahu Soo Jeong.
"Tidak papa Soon Mi ini cuma petak umpet biasa kok, iyakan Na?"
"Iya." Jawab Nana.
"Tetapi jangan jauh-jauh ya Putri."
"Okok... ayo Nana yang sembunyi, kakak hitung."
Nana segera berlari untuk sembunyi sedangkan Soo Jeong menghitung di balik tembok.
"Satu.... dua.... tiga...."
TBC⏰
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Historical Fictionseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...