Selama perjalanan pulan, Soo Jeong selalu memikirkan keadaan warga yang ia lihat tadi. Setelah ia sampai di istana, Soo Jeong akan langsung memberi tahu yang mulia kaisar untuk menolong mereka. Siapa tahu kalau yang mulia membantu tidak akan ada lagi pencuri.
Selama perjalanan pun Jun Wal selalu memerhatikan putri Seo yang melamun, Jun Wal menatap wajah serius putri Seo. Kulit yang terlihat lebih bersinar, mata yang indah, hidung yang mancung, dan bibir tipis berwarna merah muda membuatnya terlihat bak bidadari.
"Putri Seo, ikutlah dengan ku."
"Ehh..." Jun Wal langsung mengandeng tangan Soo Jeong.
"Kita mau kemana?"
"Aku akan menunjukan sesuatu." Mereka berjalan menaiki bukit yang tak terlalu jauh dengan ibu kota.
Sepanjang perjalanan mata Soo Jeong di penuhi dengan pemandangan yang sangat indah, bunga-bunga bermekaran, pohon-pohon yang rindang, hewan-hewan yang berkejaran. Sungguh ini semua tak ada di dunia Soo Jeong.
"Uwwahhh... indah sekali." Jun Wal hanya menatapnya dengan senyum tipis.
Dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Sebuah rumah pohon yang tidak terlalu besar maupun terlalu kecil.
"Wahh.. rumah pohon."
Soo Jeong yang melihatnya langsung berlari memasuki rumah pohon itu. Ia menaiki tangga dengan tergesah-gesah sampai tiba-tiba dia tak menginjak salah satu anak tangga membuatnya terpeleset dan terjatuh.
"Aaa.."
Dan dengan sigap Jun Wal berlari, dan menangkap Soo Jeong agar tak jatuh. Mereka berpandangan cukup lama, entah mengapa hati mereka berdua berdetak dengan kencang dan suara burung yang berkicau membuat mereka tersadar.
"Ehem.. apa kau baik-baik saja putri?" Dengan mengalihkan pandangan matanya.
"Ya.. aku baik."
Soo Jeong dan Jun Wal segera kembali menaiki anak tangga itu dan sesaat mereka sampai di atas. Di dalam rumah pohon terdapat berbagai gambaran dan kenangan masa kecil seseorang.
"Punya siapa semua ini?" Tanya Soo Jeong.
"Ini semua adalah kenangan kita berdua waktu kecil." Sambil membayangkan.
"Seo Rim kau tak pandai mengambar." Ejek Jun Wal.
"Benarkah... aku memang tak pandai mengambar." Ucapnya menerima ejekan Jun Wal.
"Ahh.. aku hanya bercanda Seo Rim, kenapa kamu selalu mengaggap serius."
"Owh tak apa."
"Wooii... melamun."
"Haiss.. aku terkejut." Ucapnya pura-pura.
"Begitu saja terkejut huh." Berjalan ke arah jendela dan melihat pemandanga.
"Sungguh indah tempat ini, aku tak pernah melihat semua ini." Lanjut Soo Jeong.
"Kamu berkata seperti tak pernah melihat semua ini." Jun Wal mengambil duduk di sebelah Soo Jeong.
"Ka..kata siapa,, a..aku pernah melihatnya." Dengan nada yang marah tapi terbata-bata.
"Aku hanya bercanda, hilang ingatanmu membuat kepribadianmu juga berubah putri Seo." Sambil menjitak kening Soo Jeong.
"Aww sakit tahu." Tetapi Jun Wal langsung mengelus-elus kening Soo Jeong yang ia jitak.
"Ohh soswit aku tak pernah di perlakukan seperti ini." Sambil mengedip-edipkan matanya. Memang benar, dikehidupan sebelumnya Soo Jeong belum pernah mendapatkan perlakuan yang begitu lembut oleh seseorang. Kegiatannya yang selalu membunuh membuat semua orang merasa takut kepadanya. Dan hari ini dia telah mendapatkan itu dari Jun Wal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Ficção Históricaseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...