Soo Jeong menatap orang yang mencengkram tangan kanannya itu.
"Tolong lepaskan tuan."
"Ahh Putri jangan salah sangka dulu, bagaimana kalau kita sekedar... ya seperti mengobrol bersama." Masih tidak ingin melepas tangan Soo Jeong.
"Maaf tuan saya sedang sibuk." Dengan menghampas tangan Jeongin kasar. Soo Jeong tidaklah bodoh seperti yang dulu.
"Huhh.. dasar lelaki playboy sudah terlihat dari wajahnya kalau kau itu lelaki yang hanya mempermainkan perempuan saja."~batin Soo Jeong.
Soo Jeong segera meninggalkan Jeongin untuk bermain lagi sedangkan Jeongin hanya menatap dengan senyuman misteri.
"Menarik.." katanya lalu pergi.
Jun Wal sedang berlatih memanahnya, ia membidik ke tengah-tengah lingkaran merah dan anak panah di lepaskan. Pas dengan sasaran.
"Uwwah... Jun Wal tolong ajarkan aku bagaimana caranya memanah." Soo Jeong berjalan ke arah Jun Wal dengan wajah berseri-seri.
Di tempat latihan tak ada seorangpun karna tempat itu memang tempat latihan pribadi, letaknya yang di belakang istana dan banyak poho-pohon yang tumbuh membawa kesan nyaman untuk latihan.
"Putri Seo." Dengan hormat.
"Haiss.. aku sudah bilang jika kita berdua saja panggil aku dengan nama tak ada embel-embel putri."
"Ahh aku lupa,, maaf."
"Baik-baik dan sekarang tolong ajarkan aku caranya untuk memanah." Sambil membawa anak panah beserta busurnya.
"Kenapa kamu ingin memanah setauku kau sangat tidak suka dengan hal-hal yang membuat tubuhmu lelah dan hanya menghabiskan waktu dengan membaca buku." Sambil berjalan ke arah anak panah yang tadi ia lepas.
"Itu...itu karna aku ingin menjaga diri apabila ada orang yang berniat jahat padaku. Mau atau tidak??? Kalau tudak aku akan pergi."
"Ehh... kenapa kau marah aku akan mengajari mu.. sini."
"Gitu dong."
Jun Wal mengajari bagaimana langkah pertama jika ingin memanah, cara memegang panah, melihat situasi, membidik saran, dan lain-lain. Dari arah lain seseorang menatap mereka dengan kesal ada rasa cemburu pada dirinya.
"Huh... Seo Rim...awas kau." Orang itu adalah So Ra anak dari selir Ming dan kakak dari Nana.
So Ra memang sudah menyukai Jun Wal sejak masih kecil, tetapi ia merasa bahwa Jun Wal selalu berada di dekat Seo Rim. Bahkan waktu kecil mereka tak bisa di pisahkan itu membuat So Ra cemburu. So Ra segera pergi dengan perasaan kesal.
*****
"Ayahhanda bagaimana kalau para warga di beri pekerjaan atau sekedar tanah untuk mereka mencari nafkah." Soo Jeong sedang berada di kediaman Naga milik yang mulia kaisar untuk membahas tetang masyarak yang Soo Jeong temui kemarin bersama Jun Wal.
"Tapi Putri Seo kenapa kamu menyarankan ayahhanda semua itu." Tanya yang mulia kaisar dengan nada yang lembut.
"Saya menyarankan hal tersebut karna saya melihat beberapa masyarakat harus hidup dengan keadaan yang memperhatikan, mereka bahkan tak bisa memakan sesuap nasi sedangkan kita semua yang ada di sini menikmati bebagai jenis harta yang melimpah.
Dan intinya adalah bagaimana kalau kita menyewakan sebuah lahan untuk mereka tanam sesuatu, dengan hasil dari apa yang mereka tanam akan di jual dan mendapatkan uang. Kita juga akan untung."
"Apa yang akan kita dapat, Putri?"
"Kita akan mendapat untung dari hasil penjualan itu, yaa seperti membayar sewa, tetapi tidak terlalu banyak hanya sebanyak 5% per panen."
Yang mulia kaisar menimbang-nimbangkan apa yang Putri Seo ucapkan, dengan begitu masyarakat akan hidup dengan damai dan istana juga untung.
"Tetapi bagaimana kalau itu tidak berjalan lancar?"
"Kita coba dengan beberapa bulan dan apabila itu berjalan maka kita lanjutkan."
"Wahh... putri Seo, ayahhanda sangat bangga dengan mu. Putri sangat peduli dengan masyarakat kita, anda memang putri yang patut di puji." Yang mulia kaisar tak henti-hentinya mengagumi Putri Seo yang memiliki sikap simpati yang tinggi.
"Terimakasih ayahhanda."
"Apa yang akan Putri lakukan."
"Pertama-tama saya akan memilih lahan kosong yang subur untuk mereka tanami."
"Baiklah,, apa ayahhanda bisa bantu."
"Tidak perlu ayahhanda, saya akan melihat lahan itu sendiri..... hemmm mungkin dengan panglima Jun Wal."
"Baiklah..."
Setelah Soo Jeong pergi dari kediaman Naga, ia segera pergi untuk menemui Jun Wal. Soo Jeong mencarinya di tempat latihan tetapi tak ada Jun Wal di sana. Ia beralih mencari kekediaman miliknya tetapi juga tidak ada.
"Astaga.. kemana perginya tuh panglima." Ia menengok di sepanjang jalan.
"Apa yang sedang kau cari Putri."
Tiba-tiba suara mengagetkan Soo Jeong membuat ia menoleh dengan cepat sampai kakinya terkilir ke kiri membuat keseimbangannya hilang. Soo Jeong menutup matanya untuk menerima bahwa ia akan jatuh ke tanah. Tetapi lama ia menunggu tak terasa apapun, ia perlahan membuka matanya.... dan terkejut. Mata hitam lembut menatap pas di mata hazelnya. Jantungnya terasa di pompa dengan cepat membuatnya merasa bingung dan bahagia..
"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Jun Wal membuat Soo Jeong tersadar.
"Ahh... ehemm aku baik."
"Soo Jeong kenapa kau sangat ceroboh... haiss..."~batin Soo Jeong.
"Apa yang sedang kamu cari Seo Rim?"
"Aku mencarimu..." alis Jun Wal terangkat satu.
"Kenapa?"
"Ikut saja..." Soo Jeong langsung mengandeng tangan Jun Wal.
Jun Wal sedikit kaget dengan sikap putri Seo yang berubah tetapi ada juga perasaan bahagia di hatinya. Jun Wal menatap tangan kicil dan halus menggandeng tangannya, ia tersenyum kecil menatap itu. Ia menginginkan saat-saat ini tiba.
TBC⏰
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Historical Fictionseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...