Soo Jeong berada di sebelah jendela kamarnya, ia menatap langit yang terbentang luas di sana. Sesaat ia menutup mata apabila angin tertiup segar menerpa wajah cantiknya.
"Soo Jeong... mungkin ini semua takdir dari tuhan untukmu. Tuhan memberikanmu kesempatan untuk yang kedua kalinya agar kau dapat memperbaiki perbuatanmu di masalalu..... dengan demikian kau bisa berbuat baik sekarang ataupun masa depan."
Soo jeong membuka matanya perlahan dan tersenyum lebar. Ia segera beranjak dari tempat dan pergi ke alam mimpi.
.
.
."Ini apa kak Seo?" Tanya Nana kepada Soo Jeong.
Mereka berdua kini berada di kebun belakang istana Han. Soo Jeong pagi ini terlihat sangat cantik dengan balutan Hanbok berwarna putih dan biru muda. Senyum mengembang di wajahnya melengkapi kecantikan alaminya itu.
"Ini namanya ketapel." Sambil melihat-lihat buah mangga yang berada cukup jauh di atas.
"Memang buat apa?" Nana terus mengikuti Soo Jeong kesana kemari.
"Lihat ini..."
Soo Jeong mengambil sebuah batu, menarik ketapelnya dan melepaskannya.
Suuutt
Batu itu pas mengenai buah mangga yang cukup jauh letaknya. Soo Jeong segera berlari mengambil mangga itu diikuti oleh Nana di belakang.
"Wahhh... kak Seo hebat."
"Nih mangganya maaf sedikit lecet." Memberikan kepada Nana.
"Terima kasih... kak lihat." Sambil menunjuk mangga yang berukuran besar.
"Kamu ingin mangga yang besar itu?"
"Iya."
"Baiklah."
Soo Jeong segera memosisikan ketapel kepada mangga yang cukup besar itu, Soo Jeong melepaskannya dan tiba-tiba....
"AAWWW..."
Batu itu meleset dan mengenai seseorang. Soo Jeong dan Nana menghampiri orang yang terkena batu.
"Astaga... maafkan saya tuan." Orang itu menoleh ke arah sumber suara.
"Tuan Jun Wal, akhhh... kita bertemu kembali." Lanjut Soo Jeong.
"Salam putri..." sedikit membungkuk tanda hormat.
"Tidak usah formal seperti itu tuan Jun."
"Maaf putri tapi saya hanyalah panglima berbeda dengan anda yang seorang putri."
"Tidak-tidak, kita ini adalah sahabat."
"Apakah Seo Rim sudah mengingatnya."~batin Jun Wal.
"Kata Soon Mi kamu adalah teman masa kecilku." Ada raut penyesalan di wajah Jun Wal.
"Owhh begitu." Soo Jeong melihat wajah sedih Jun Wal.
"Maaf apabila aku melupakanmu."
"Tidak, tidak.. papa putri."
"Karna aku melupakanmu bagaimana kalau kita berteman kembali."
"Apa?" Jun Wal belum mengerti.
"Mari kita jadi sahabat." Soo Jeong menarik tangan Jun Wal dan menjabatnya.
"Sahabat??" Tanya Soo Jeong sekali lagi.
Jun Wal tersenyum.
"Baiklah... Sahabat." Mempererat jabatannya.
"Kak Seo... kak Jun, Nana sudah capek berdiri menunggu kalian selesai bicara."
"Astaga maaf Nana.... kalau begitu kita pergi dulu, sampai jumpa tuan Jun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Ficción históricaseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...