Satu persatu maju untuk memberikan hadiah yang mereka persiapkan terutama selir Gong. Dan kini giliran Soo Jeong untuk memberikan hadiahnya, ia maju perlahan dengan masih mempertahankan senyum tipisnya.
Soo Jeong melirik Selir Gong yang tersenyum puas dari ekor matanya dan terus berjalan. Soo Jeong sampai di depan ibu suri agung dan memberi hormat.
"Selamat datang kembali ibu suri agung.... saya menyiapkan hadiah ini untuk anda." Soo Jeong meminta dayang untuk menghampirinya. Sebuah nampan di hadapkan kearah Soo Jeong dan dibuka. Beberapa wadah kecil terdapat di nampan itu. Soo Jeong mengambilnya dan memberikan kepada ibu suri.
"Ibu suri ini adalah beberapa krim buatan saya sendiri yang dapat membuat wajah tetap awet muda dan juga beberapa krim untuk memperkencang serta melicinkan kulit anda ." Semua orang penasaran dengan apa yang di bawa oleh Soo Jeong. Selama ini tak pernah mereka dengar kalau ada sebuah krim yang seperti itu.
"Wahh cucuku hadiah yang kamu bawa sangatlah cantik, terimakasih cucuku.... sini-sini nenek peluk." Ibu suri membuka lebar kedua tangannya dan siap untuk memeluk.
Soo Jeong manaruh nampan itu dan memeluk ibu suri dengan erat. "Hati-hati aku sudah mempersiapkan semuanya dan sekarang aku mencemaskanmu."
"Tenanglah nenek aku pasti bisa, tunggu dan saksikan saja."
Soo Jeong melepas pelukan mereka dan tersenyum lebar. Dan pergi meninggalkan ibu suri menuju ke arah yang mulia kaisar.
Soo Jeong berjalan semakin dekat ke arah yang mulia kaisar yang sedang tersenyum kearahnya.
Kau pasti bisa Soo Jeong.. kau pernah melakukan ini di masa lalu.
Setelah sampai di hadapan kaisar, Soo Jeong menyelipkan kedua tangannya di kedua lengannya. Dengan sambil berjalan kedepan ia menatap ke arah selir Gong yang menyuruhnya untuk cepat.
Setelah sampai dengan gerakan cepat Soo Jeong mengarahkan kedua benda yang ada di tangannya ke arah kaisar. Yang berada di tangan kanannya adalah belati emas yang diberikan Selir Gong dan yang di sebelah kiri sebuah kain yang di dalamnya adalah cairan merah seperti darah.
Soo Jeong memosisikan wadah cairan itu di dada kaisar dan belati emas itu secara bersamaan. Soo Jeong bergerak sangat cepat sampai membuat kaisar tak tau apa-apa.
"Pura-puralah kesakitan dan mati!" Soo Jeong berbisik di telinga kaisar.
Setelah itu sebuah darah keluar dan keluar dari dada kaisar sampai mengenai wajah Soo Jeong. Semua orang histeris dan berteriak.
Orang-orang berteriak meminta bantuan kepada para penjaga namun para penjaga tidak membantu malah menyandra semua orang.
"Perajurit.... penjarakan mereka semua di sel bawah tanah, jangan sampai ada yang tersisah." Selir Gong mengintruksikan para perajurit pemberontaknya.
Kaisar yang linglung kini sadar dengan apa yang terjadi, kaisar memandang Soo Jeong yang di balas anggukan Soo Jeong dan kaisar pura-pura mati.
Semua orang menyaksikan kaisar tewas sangat sedih, para penjabat dan yang lain tidak bisa pergi untuk menolong kaisar karna mereka di sekap oleh perajurit pemberontak.
"Hahaha.... kini istana telah kosong dan sekarang aku adalah penguasa istana ini hahaha..." suara itu menggema di seluruh tempat. Tidak ada yang berani menentangnya.
"Sae Na..... So Ra..... apakah kalian juga terlibat?" Tiba-tiba selir Ming angkat suara.
Semua orang menatap kearah selir Ming yang terlihat sangat sedih bahkan Nana yang berada di samping selir Ming sangat ketakutan.
"Ibunda So Ra minta maaf....."
"Kenapa kau minta maaf So Ra." Selir Gong menyela. "Kita tidaklah salah, kita hanya meminta hak yang tidak kita dapat."
"Selir Gong, apakah kamu tidak memikirkan semua orang yang ada di istana ini?"
"Kenapa aku harus memikirkan mereka disaat mereka tidak memikirkanku.... perajurit segera penjarakan mereka semua dan bersiap-siap untuk menunggu berita eksekusi kalian."
"BERHENTI!!!!" Soo Jeong berdiri dari posisinya dan berjalan ke arah selir Ming dan juga Nana yang sedang di sandra.
Aura pembunuhan menyelimuti Soo Jeong bahkan prajurit yang menyandra selir Ming dan juga Nana tiba-tiba merasa takut. Semua arah mata tertuju ke arah Soo Jeong yang berjalan perlahan dengan tangan mengepal.
Setelah Soo Jeong sampai tanpa mereka sadari dengan gerakan cepat Soo Jeong menarik tangan salah satu prajurit itu melintirnya ke samping sampai berbunyi retakan, tangan satunya meninju wajah prajurit itu dengan keras membuat hidung dan mulutnya keluar darah. Tangan Soo Jeong melepaskan tangannya dan tiba-tiba prajurit itu tak sadarkan diri.
Belum puas Soo Jeong berjalan kearah prajurit satunya dan dengan cepat Soo Jeong memutar kepala prajurit itu sampai mati. Semua orang hanya dapat menonton dengan mulut terbuka lebar. Mereka seperti tersihir untuk menyaksikannya.
Selir Gong yang menyadari ketidak beresan segera tersadar. "Seo Rim apa yang kau lakukan??" Selir Gong berteriak ke arah Soo Jeong.
Soo Jeong hanya menjawabnya dengan senyum dinginnya. Ia sudah tak tahan melihat semua ini. Dan kini sisi gelapnya telah keluar untuk menyelesaikan ini.
"Perajurit tangkap dia!" Perintah Selir Gong.
Seluruh prajurit dengan cekatan mengepung Soo Jeong dengan membentuk lingkaran, baju baja dengan tombak berjajar rapi melingkari Soo Jeong. Dengan keadaan itu Soo Jeong tak takut sama sekali bahkan ia pernah di kepung dengan musuh menggunakan pistol ia tak gentar sama sekali.
Soo Jeong melihat prajurit itu satu persatu dengan jeli. Dan dengan bersamaan para prajurit maju untuk membunuh Soo Jeong.
Salah satu tombak mengarah ke Soo Jeong, dengan gerakan memutar Soo Jeong menendang tobak itu ke arah salah satu prajurit hingga mati. Soo Jeong melompat dan memosisikan kedua kakinya di leher musuh dan memelintirnya sampai tulang itu patah. Musuh lain mendekat Soo Jeong berdiri dengan cepat dan menghantamnya salah satu kaki menendang musuh lain. Dalam hitungan beberapa menit sepuluh prajurit telah mati.
Masih banyak prajurit pemberontak yang tersisah namun tenaga Soo Jeong separuh sudah hilang, musuh mendekat kembali denga sekuat tenaga Soo Jeong meladeninya, satu persatu mati. Tetapi tanpa sadar bahu kiri Soo Jeong tertanjap panah yang melesat cepat kearahnya. Soo Jeong menahan rasa sakit itu dengan menarik anak panah dari pundaknya sehingga mengeluarkan banyak darah. Soo Jeong kembali melawan mereka dengan sisah kekuatannya.
TBC⏰
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Historical Fictionseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...