"Satu..... dua.... tiga."
Soo Jeong segera pergi mencari Nana yang sedang bersembunyi. Soo Jeong mencari di setiap tempat yang ada. Ia terus mencari Nana dengan teliti.
"Anak kecil memang pintar bersembunyi." Kata Soo Jeong pada dirinya sendiri.
Soo Jeong clingak-clinguk, kesana kemari hanya mencari anak kecil. Saat asik-asiknya mencari Nana, Soo Jeong tak sengaja mendengar suara pedang yang berbenturan.
Sikap kepo Soo Jeong hadir begitu saja. Ia segera berlari menuju arah suara pedang itu. Soo Jeong bersembunyi di balik tanaman untuk melihatnya.
Di sana terdapat seorang peria berbaju hitam merah bertarung dengan beberapa perajurit sendirian. Gerakannya sangat sempurna, Soo Jeong tiba-tiba iri dengan pria itu. Kenapa ia hanya bisa ilmu beladiri dan menggunakan pistol saja, sedangkan ilmu pedang ia tak bisa.
"Huh menyebalkan..."
Dengan hitungan detik pria itu berhasil menaklukan beberapa perajurit dengan hebat.
"Uuwwahh... dia sangat hebat."
Tak beberapa lama pria itu beralih dengan busur dan anak panah. Ia kembali iri karna juga tak bisa memanah.
"Jangan-jangan ia juga hebat memanah."
Dan benar, anak panah di lepaskan dan melesat cepat pas dengan tujuannya.
"Uuwwaahhh kamu sangat hebat." Soo jeong tak sadar apabila ia berada pas di sebelah pria itu.
Pria itu menoleh seketika ia kaget dengan apa yang ia lihat. Ia mencoba untuk melihat lebih jelas apakah dia benar-benar Putri Seo Rim.
"Hallo..." Soo Jeong melambaikan tangan di depan wajah pria itu.
Dan pria itupun akhirnya sadar akan lamunannya. Ia segera membungkuk di depan Soo Jeong dengan hormat.
"Salam Putri..." dan kembali berdiri. Soo Jeong melihat di mata pria itu terdapat rasa rindu.
"Kamu melakukan semua ini dengan hebat." Soo Jeong berjalan ke arah anak panah yang tepat sasaran itu dan mengacungkan dua jempolnya.
"Benar dia adalah Seo Rim, tapi kenapa sikapnya berbeda."~batin Jun Wal.
Soo Jeong berjalan ke arah Jun Wal sambil berjabat tangan.
"Perkenalkan aku Soo Jo... maksudku Seo Rim kamu?" Jun Wal ragu-ragu.
"Ahh berita itu benar putri Seo Rim mengalami hilang ingatan, apa ia juga melupakanku."
"Saya Jun Wal, panglima istana Han, Putri." Membalas jabatan Soo Jeong.
Soo Jeong tersenyum lebar, Jun Wal yang melihatnyapun ikut tersenyum. Ia tak menyangka bahwa temannya sejak kecil ini memang benar sudah kembali hidup tetapi yang ia sedihkan Seo Rim mengalami hilang ingatan.
"Kak Seo." Panggil Nana dengan merajuk.
"Ahh.. Nana." Beralih menghampiri Nana yang cemberut.
"Ucucucu adikku yang manis jangan cemberut dong, maafkan kakak ya. Kakak lupa kalau kita sedang bermain hehehe.."
"Baiklah aku maafkan kalau begitu ayo kita main lagi." Dengan menyeret Soo Jeong.
"Ehhh... tuan Jun Wal, kapan-kapan kita bertemu lagi pai pai."
Dan meninggalkan Jun Wal yang masih diam tak percaya.
***
Jun Wal mondar-mandir di dalam perpustakaan ia tak menyangka bahwa Putri Seo Rim kembali hidup. Ia bahkan belum sempat menyelesaikan permasalahan itu.
Dia masih memikirkan bagaimana putri Seo mengalami kecelakaan itu. Apakah putri Seo bunuh diri ataukah ia sengaja di dorong oleh seseorang.
Jun Wal berlari menuju puncak gunung. Ia mendapat berita kalau putri Seo berada di sana. Tiba-tiba terdengar suara jeritan yang di kenali itu suara Putri Seo. Jun Wal semakin mempercepat kakinya.
Saat di perjalanan Jun Wal melihat dua orang perempuan bercadar turun dari gunung. Jun Wal sepat curiga dengan itu, tapi tak ingin terjadi sesuatu dengan putri Seo, Jun Wal tak memperdulikan dua orang itu.
Sampai di puncak gunung Jun Wal tak melihat putri Seo berada di sana.
"Putri Seo..."
"Putri Seo..."
"Seo Rim..."
Jun Wal terus berteriak sampai ia melihat sebuah sepatu yang di kenalnya.
Jun Wal mendekati sepatu itu dan ternyata sepatu itu benar milik putri Seo. Jun Wal melihat ke arah bawah tebing, ia menitihkan air matanya. Hujan turun dengan sangat derasnya.
Istana di hebohkan dengan adanya berita kalau putri Seo jatuh dari tebing dan meninggal dunia. Jun Wal menggendong putri Seo memasuki istana dengan bercucuran air mata. Ia tak menyangka teman masa kecilnya pergi begitu saja.
Melihat sahabatnya tiada Jun Wal terus melampiaskan emosinya dengan berlatih dan berlatih sampai ia mendengar bahwa putri Seo kembali hidup. Tapi Jun Wal tak memperdulikannya ia terlalu sedih saat melihat sahabatnya tiada di depan matanya.
Dan pada akhirnya ia melihat putri Seo datang kepadanya. Ia benar-benar kembali hidup.
"JUN WAL..." sambil memeluk leher Jun Wal.
"Haiss... kau membuatku kaget Gwi Do." Gwi Do adalah sahabat Jun Wal.
Jun Wal berjalan ke arah rak dan mengambil salah satu buku untuk di bacanya. Gwi Do menyusul duduk di sebelahnya.
"Apa kau tahu..."
"Aku tidak tahu." Potong Jun Wal.
"Aku belum selesai... apa kau tahu berita kalau putri Seo kembali hidup?"
"Yaa aku sudah tahu."
"Wahh beritanya memang sudah cepat tersebar sampai kau yang sibuk saja mengetahuinya."
"Aku bahkan sudah melihatnya tadi." Jun Wal membalikan halaman bukunya.
"Benarkah?? Bagaimana dia, katanya putri Seo tambah cantik dan ceria tidak seperti dulu yang selalu bersedih."
Jun Wal membayangkan pertemuanya tadi dengan putri Seo. Memang ia sedikit berbeda dengan dulu, putri Seo yang sekarang lebih ceria dan bahagia daripada putri Seo yang dulu.
"Haiss kau melamun lagi Jun Wal."
Jun Wal kembali tersadar dari lamunannya.
"Kalau begitu aku pergi dulu ada tugas untuk ku." Lanjut Gwi Do dan langsung pergi.
Mungkin ini yang di namakan takdir.
TBC⏰
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Time (Tamat)
Historical Fictionseorang wanita berlarian di sepanjang jalan dengan nafas yang sangat berat. sesaat ia berhenti untuk mengambil oksigen sebanyak banyaknya. ia menoleh kebalakang dan dua lelaki berbaju serba hitam itu kembali mengejarnya. ia kembali berlari dengan se...