Gw 4

505 55 22
                                    

"Sang mentarimu akan kalah oleh sebatang lilin yang selalu ada dalam setiap kegelapanmu"

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, semua siswa langsung bergegas menuju parkiran lalu menuju kerumah masing-masing untuk beristirahat. Namun tidak dengan Sarah, ia harus mampir dulu ke perpustakaan untuk mengembalikan buku, lalu pergi bimbel.

"Sini gue bantuin ra?" tawar Rana seraya menyajarkan langkahnya dengan Sarah, sementara Katya pamit pulang duluan. Katanya ada urusan mendadak.

"Gak usah ran, biar aku aja. Lagian bukunya cuman dikit kok. Kamu pulang duluan aja, udah ditunggu kan?" ujar Sarah

Rana hanya mengangguk sebagai jawaban "beneren nih gak papa gue tinggal?" tanya Rana memastikan.

"Iyah Rana" jawab Sarah sekenanya

"Ya udah, lo hati-hati yah. Gue duluan ra, Assalamualaikum".

" Waalaikumsalam" jawab Sarah, lalu Rana menghilang dibalik tembok.

Setelah Sarah mengembalikan bukunya diperpustakaan, ia mampir dulu di ruang Osis untuk mengambil buku matematikanya yang ketinggalan.

Sarah membuka pintu ruangan Osis dan mengucapkan salam untuk memastikan apakah masih ada orang. Benar saja dugaannya, masih ada orang di dalam. 'Dion' Sang ketua Osis.

"Loh, kok belum pulang ra?" Tanya Dion, setibanya Sarah di dalam ruangan Osis.

"Mau ngambil buku matematika yang ketinggalan kak" Jelas Sarah.

Dion hanya ber oh ria dengan jari-jarinya yang terus bergerak diatas keyboard dan sesekali ia melirik ke arah Sarah. "Sibuk banget kak?" Tanya Sarah basa-basi.

"Iyah nih ra, perbaiki data siswa yang salah" jawab Dion, lalu menghentikan aksi mengetiknya ketika Sarah hendak beranjak dari ruangan Osis.

"Mau pulang ra?" tanyanya

"Mau bimbel dulu kak" jawab Sarah seraya tersenyum

"Udah pinter, masih aja bimbel yah" puji Dion.

"Percuma pinter kak, kalau gak diasah terus. Entar bisa lupa" jawab Sarah sekenanya.

"Iyah sih. Oh ya, lo ikut olimpiade matematika yang akan diadain UI itu gak?"

"InsyaAllah kak. Oh ya, Kak aku pamit dulu yah soalnya takut telat" Sarah mengakhiri obrolannya dengan Dion. Pasalnya mereka hanya berdua di dalam ruangan Osis dan Sarah tidak nyaman.

"Oh oke. Semangat Sarah" ucap Dion.

"Makasih kak. Assalamualaikum" pamit Sarah lalu ia keluar dari ruangan Osis.

Sarah menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi, hanya menyisakan beberapa siswa yang sedang ekskul basket.

Tiba-tiba Sarah menghentikan langkahnya, dan memutar balik. Sebab ia ingin sekali buang air kecil.

***

Sebelum Sarah keluar dari toilet, ia membasuh wajahnya yang terlihat sangat kusam, lalu Sarah mengambil handuk kecil yang tergantung diatas wastafel untuk mengeringkan wajahnya.

Sarah melihat pantulan dirinya dicermin, lalu merapikan seragamnya yang sedikit berantakan, ia juga merapikan jilbabnya. Setelah merasa semuanya rapi Sarah beranjak dari toilet.

Sarah memutar knop pintu tapi pintu tak kunjung terbuka membuat Sarah panik. Sarah mencoba lagi tapi tetap saja pintu belum juga terbuka.

Sarah menggedor-gedor pintu seraya berteriak minta tolong tapi tak ada jawaban.

Perempuan KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang