"Bahagia itu sederhana, cukup berjalan bersamaku memenuhi panggilan-Nya"
------------------------------------------------------Bunyi bel istirahat yang
terdengar seantero sekolah, baru saja berbunyi. Siswa yang tengah kelaparan, saling berlomba-berlomba menuju kantin setelah duduk sekitar 2 jam mendengarkan guru menjelaskan. Tapi tidak dengan Kai, ia lebih memilih menuju kelas 11 Ipa 3, bertemu dengan seseorang yang sejak tadi pagi terlihat begitu sibuk."Mau ke mana lo?" tanya Danu, yang melihat Kai beranjak dari kursinya sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam laci, tempat alternatif untuk mengurangi beban tasnya saat dibawa.
"Ke kelas sebelah"
"Lo mau gangguin si Putri? Gak ngajak-ngajak lo"
Hobi Kai selain telat dan bolos, ia juga sering menganggu Putri, anak kelas 11 Ipa 2 yang naksir sama Kai sejak kelas 10. Dulu, Putri sering mengirimkan Kai surat yang berisi puisi romantis, namun semenjak kepergok Kai ia jadi berhenti mengiriminya surat. Putri memiliki postur tubuh yang tinggi, rambut sebahu dan berponi. Ia juga memiliki paras yang lumayan cantik, namun Kai tidak tertarik sama sekali dengannya. Kai tidak suka dengan tipikal cewek yang mengejar cowok, menurutnya itu sama saja menurunkan harga dirinya sebagai cowok yang seharusnya mengejar, bukan dikejar.
"Alpa dulu gue hari ini" Kai lagi sedang tidak mood untuk menganggu Putri. Pikirannya hanya tertuju pada gadisnya, yang sejak tadi pagi sangat susah ditemui.
"Lah, terus lo mau ke kelas sebelah mau ngapain?"
"Ipa 3 maksud gue" jawab Kai singkat, jelas dan padat.
"Gilaaa, gercep amat yah lo" timpal Rio tanpa melihat lawan bicaranya. Ia tengah asik bermain game di ponselnya, namun telinganya tetap fokus mendengarkan sahabatnya yang tengah berbincang.
"Ohh gue tau, lo mau ketemu Sarah kan? Gilaaa, sahabat kita yang satu ini tengah jatuh cinta untuk kedua kali rupanya" tambah Danu.
Kai tidak menanggapi ucapan kedua sahabatnya itu, ia memilih pergi keluar kelas menuju kelas 11 Ipa 3.
Kai kini berdiri di depan kelas 11 Ipa 3 dengan tangan yang dimasukkan ke dalam kantong celana. Matanya menatap ke lapangan, menyaksikkan kakak seniornya yang tengah bermain bola sambil menunggu gadisnya itu keluar.
Suara gelak tawa membuat Kai seketika menoleh, ia melihat Katya dan Rana keluar dari kelasnya. Namun gadis yang tengah ia cari tidak ada bersama mereka.
"Katya" panggilan Kai membuat dua gadis itu menoleh secara bersamaan.
"Lo cari Sarah?" tanya Katya memastikan, yang di balas anggukan oleh Kai sebagai jawaban.
"Lo telat, baru aja Sarah pulang"
"Dia sakit?" tanya Kai, tidak biasanya Sarah pulang di jam sekolah.
"Gak, katanya nyokapnya sakit" Jelas Katya.
"Dia pulang sendiri?"
"Sama kak Dion dianterin" jawaban Katya membuat Kai mengepalkan tangannya. Entah apa yang ia rasakan, namun saat nama Dion disebut hatinya seakan tidak terima.
Katya yang melihat perubahan raut wajah Kai tersenyum simpul, sepertinya Kai sedang cemburu. "Kalau suka ungkapin, jangan sampe udah diambil orang baru nyesel"
"Sarah tipe orang yang welcome sama siapa aja, hati-hati" tambah Rana. Ia sengaja membuat Kai makin kesal. Sebab, Rana gemes sendiri melihat sikap Kai yang malu-malu tapi mau.
"Rumah sakit apa?" tanya Kai, ia berniat menyusul Sarah ke sana. Ia tidak rela, gadisnya itu menghabiskan waktu seharian bersama Dion.
"Gatot soebroto" jawab Katya, Kai lalu berbalik dan melenggang pergi meninggalkan Katya dan Rana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Kahfi
Fiksi Remaja[On going] Ini adalah kisah dua anak manusia yang memiliki masalah dalam keluarga, membuat takdir menuntun mereka agar saling bertemu untuk menguatkan satu sama lain Namun bukan semesta namanya jika jalan kisah mereka hanya lurus saja tanpa belok da...