peri mula bersiul sejenak namun tiada siapa yg mendengari,
walau apapun yg terjadi,
peri tetap sendiri,
gigih hendak terbang tiada bersayap.kedengaran melodi tanpa ritma,
bebas, tersirat, apa, tiada, ayat berantakan,
nakhoda mula menunjukkan kuasa,
Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tidak diberikan.dunia heboh tanpa berita,
peri bertemu si nakhoda punya angkara,
kini menjadi sindiran dan bayangan,
siapa yg makan cili akan terasa kepedasannya.apa? kau mula bertanya, kepala muncul tanda soal kebiruan,
bingung, kau meragukan,
siapa nakhoda dan kau tau apa itu peri,
ini cuma kata-kata sialan,
sengaja diberikan, kerna tiada kerjaan,
ok, sini kuberitahukan ...
mungkin dia ada sambungan,
dan itu tidak kujanjikan,
maaf dan tolonglah nantikan.
YOU ARE READING
Puisi Nafsi
PoetryBait puisi yang tiada makna, bukan puisi cuma isi hati, curahannya diluah ikut alur puisi, bicara dalam hati, jarinya main aksi. Baca, jgn bermadah. Mungkin ada kepalanya tidak dapat kau baca. Dengan itu, baca lagi. Awalnya ini hanya huruf yg bersam...