Repub tanpa edit 3/11/20
"Selamat pagi rakyat jelata!"
Teriak Kei ketika membuka pintu masuk ke ruangannya yang terisi beberapa kubikel. Jam menunjukkan pukul 07.30 dan ruangan itu sudah terisi beberapa orang.
Ada Mba Sarah sekertaris pak Bos, lalu ada Mas Adit, Reno dan Mba Fina yang merupakan kacung kampret seperti dirinya.
"Kei semangat amat sih pagi-pagi." Sungut Mas Adit yang terbangun dari tidurnya karena mendengar sapaan, atau lebih tepatnya teriakan, dari Keira.
"Hehehehe mesti semangat dong Mas menyambut minggu baru."
"Halah perez lho, bilang aja semangat mau liat muka pak bos!" kini Mba Fina yang menyahut sambil terus berkutat dengan komputernya. Bukan, bukan bekerja, tapi dia menonton drama koreanya.
"Mba! Ih kok cablak banget sih?! Aku kan malu. " ucapnya sambil berjalan ke kubikelnya yang berada tepat di damping kubikel mba Fina. Ia lalu meletakkan barang-barangnya dan mengecek penampilannya.
"Masih punya urat malu Kei? Bukannya udah putus?" kali ini Reno yang menggodanya.
"Tytyd mu yang kuputusin mau?!"
Ucapan Keira kontan mengundang tawa seisi ruangan, terlebih Reno yang langsung menutupi kemaluannya sambil meringis.
"Selamat pagi." ucap suara berat yang tengah berjalan menuju ruangannya.
Semua kompak mengucapkan selamat pagi, Pak Samudra kecuali Keira ya mengucapkan Selamat Pagi calon Kepala Rumah Tanggaku yang diucapkannya pelan tetapi cukup terdengar oleh teman-temannya dan langsung di hadiahi lemparan bola kertas oleh teman-temannya. Sementara si Pak Bos hanya menganggap sapaannya basa basi dan langsung berlalu menutup pintu ruangannya.
"Kei, sumpah ya lo najis banget ganjennya, inget woy kelas curut ga bisa masuk kasta brahmana!"
"Ih Mba Fina! Love conquers all!"
"PRET!"
Mereka mulai bekerja ketika pukul menunjukkan delapan tepat. Bunyi keyboard terdengar jelas, terkadang bunyi telephone, mesin printer dan photocopy.
"Kei, pak bos minta laporan projectnya sekarang."
"Mati gue Mba Sarah! Itu project ada keterlambatan dari kontraktornya. Mati gue." ucapnya sambil membereskan dokumen dan melesat ke ruangan Pak Bos.
"Permisi Pak, manggil saya?"
Lelaki itu menghentikan perkerjaannya dan melihat Keira.
"Duduk, saya mau lihat laporan project Adi Karyo."
Keira meletakkan laporannya di meja sambil membuka bagian pengerjaan.
"Kenapa ada keterlambatan?"
"Dari pihak kontraktor ada keterlambatan pak, percetakan mengalami beberapa kendala pada saat mencetak warna yang kita inginkan."
"Berapa lama lagi prosesnya?"
"Minggu depan paling lambat, Pak." jawab Keira mantap.
"Laporkan kepada saya kalau ada keterlambatan."
Kalau saya terlambat datang bulan lapor ke bapak juga ga pak?
"Baik Pak."
Keira duduk diam sambil terus memandangi wajah Samudra.
"Kamu ngapain masih di situ?"
"Lho udahan Pak? Cepet amat, yakin ga ada lagi yang mau di cek?"
Misalnya ngecek kabar saya gitu pak.
"Kamu mau ngapain lagi di sini?"
Bikin anak boleh pak? Duh itu lengan kok ya mengundang bener.
"Eh saya permisi pak." ucapnya lalu berdiri dan keluar ruangan dan menutupnya. Dia lalu melipir ke meja sekertaris bosnya yang terlihat tengah sibuk dengan beberapa dokumen di mejanya.
"Mba.."
"Hmm"
"Mba Sarah.."
"Apa sih Kei?!"
"Mba, Bapak itu ibarat mie instan ya.."
"Maksudnya?"
"Seleraku."
"BODO AMAT KEI!"
💕💕💕
Siapanyang napsu sama indomie kuah ngacungggg
Bikin ini karena akhirnya kelima cerita yg udh di tulis berhubungan semua wkwkwkw, ku butuh cerita ringan sebagai selingan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP! [FIN]
ChickLitSudah cetak selfpub Karena katanya jodoh itu bukan dicari tetapi dijebak. ISBN 978-602-489-770-3 _______________________________________________ Tulisan ini dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 19 tahun 2002. Dilarang untuk...