Part 4

88.1K 8.2K 157
                                    

Repub tanpa edit 7/11/20
2/1/21


Suara tawa menggema di ruangan itu. Semua orang tertawa terbahak-bahak bahkan Adit sudah jatuh di lantai sambil memegangi perutnya yang keram tappi tentu saja ada satu orang yang memanyunkan bibirnya kesal karena di tertawakan secara sadis seperti itu oleh semua orang.

Kei menolehkan kepalanya melihat ruangan yang di tempati bosnya sudah kosong, ah Bapak memang jarang lembur seperti para kacungnya dan dia bersyukur karena tidak harus berhadapan dengan bosnya itu lagi hari ini. Kei tidak tahu mau di taruh kemana mukanya yang cantik itu jika masih harus berpapasan setelah bosnya melengos pergi tanpa menjawab pertanyaannya yang basa-basi tadi.

"Udah sih, Mas. Ketawanya biasa aja."

"Lo beneran epic Kei, makanya itu mulut di pakein rem jangan asal ngomong gitu. Malu sendiri kan lo!" ucap Adit begitu dia sudah bisa mengendalikan tawanya. D bahkan menghapus air mata yang terlihat di ujung matanya karena kebanyakan tertawa.

"Udah ah gw pulang dulu, ayang gw udah nunggu malam jumatan. Langsung pulang ya Kei tapi jangan praktek sendiri atau sama dildo. Lo ga sedesperate itu kan sampe lepas perawan sama dildo?" Kali ini Sarah menimpali sambil melenggang pergi yang di ikuti tawa membahana lagi.

Dasar memang orang-orang disini tidak berpericungpretan!

Diantara mereka yang belum menikah hanyalah Keira dan Reno, makanya setiap malam jumat mereka akan pulang cepat untuk menagih jatah katanya. Padahal tanpa embel-embel malam jumat Keira yakin mereka juga pada minta jatah! Terutama Sarah yang hobi belanja, dia akan menservice suaminya habis-habisan jika ada tas atau sepatu keluaran terbaru yang dia incar. Tidak urung Keira sering menemani Sarah dan Fina membeli lingerie untuk kebutuhan perang mereka.

Lucu ya, orang-orang perang pake armor eh mereka pake lingerie. Dasar sableng!

"Kei mau balik bareng gak?" tawar reno ketika merek di lobi kantor

"Gak deh, Ren. Gw mau mampir dulu ada yang mau di beli."

Keira berjalan keluar dari gedung perkantoran itu menuju salah saru mall terdekat. Bahan makanannya habis jadi dia harus berbelanja, setidaknya begitu agar ketika ibunda ratu datang kulkasnya tidak kosong dan menjadi bahan omelan lagi.

Setelah selesai berbelanja Keira memutuskan untuk mampir ke salah satu kedai kopi. Dia mengingat mengenai perkataan Fina dan ingin mencobanya. Tidak ada salahnya kan mencoba?

Berhubung membawa Bapak ke rumah ibunda ratu sangat tidak mungkin, dia akan memikirkan mengenai Reno nanti. Mungkin pria itu mau di bawa keruma orang tuanya dengan iming-iming makan siang di suatu restoran.

Keira sedang sibuk dengan pikirannya ketika ada anak kecil tampan mendekat. Bocah ini sungguh ganteng biarpun umurnya Keira taksir tidk lebih dari enam tahun. Pasti akan mematahkan banyak hati ketika besar nanti, pikirnya.

"Ganteng, ngapain di sini?"

"Nemenin tante, tante sendiri. Kata Papa ga baik perempuan sendiri."

"Anak kecil juga ga boleh sendiri lho!"

"Tapi aku bukan anak kecil! Kata papa aku udah besar!"

"Kamu masih kecil kaya kutu begini ngaku-ngaku besar."

"Ck! Pantes tante sendiri. Tante nyebelin gini."

Ketika Keira hendak menjawab terdengar suara yang sangat familiar di kupingnya dan juga mimpinya.

"Sam, kamu papa cariin dari tadi lho."

Sumpah, gw mau cari jodoh tapi kenapa malah ketemunya sama dia lagi-dia lagi.

"Sam nemenin tante ini pah. Kasian sendiri kaya jomblo ngenes." bocah yang di panggil Sam itu menoleh ke asal suara sambil menunjuk ke arah Keira yang terlihat pucat sekarang.

Samudra sudah berdiri didepannya tanpa jas yang membalut tubuhnya yang terlihat hanyalah kemeja yang menutup dada bidangnya dengan sempurna serta lengan kemeja yang sudah di gulung sampai se-siku yang membuat lemgannya terlihat nyaman kalau di pegang apa lagi di peluk. Kemejanya tidak terlihat rapih lagi, tapi tidak mengurangi ketampanan lelaki itu.

"Errrr, malam Pak."

Lelaki itu mengernyit ketika melihat anak buahnya yang di datangi oleh Sam.

"Malam," dia lalu mengalihkan tatapannya kepada Sam. "Ayo pulang, Sam."

"Tapi tante ini kasihan sendiri Pa."

Woy bocah! Jangan diulangin mulu kali!

"Tante itu lagi cari prospek buat kenalan disni, Sam."

"Lho tante ini ga punya temen ya sampe harus kenalan di tempat ngopi gini pah?"

"Bukan gitu, tante ini ga punya pacar. Makamya sekarang lagi lihat-lihat mana yang bisa di prospekin buat jadi pacar."

Woy! Ini bapak sama anak kok sama ngeselinnya!

Tentu saja Keira hanya bisa mesem-mesem melihat bosnya tahu mengenai pembicaraannya tadi siang. Berarti si bos sudah lama disana.

Anak kecil itu mengeluarkan ponsel berlambang apel di gigit keluaran terbarunya, astaga jiwa kemiskinan Keira rasanya ingin berteriak. Dia saja masih harus menabung untuk membeli ponsel itu.

"Pa udah jam tujuh, Sam lapar. Nyemil disini dulu sambil temenin tante ini boleh?" si bocah kecil ini menatap papanya dengan mata bulatnya yang Keira yakin pasti menjadi senjata utamanya ketika meminta sesuatu.

Papanya hanya menghela napas lalu menyuruh anaknya untuk duduk, si anak duduk tepat di samping Keira sedangkan bapak bos duduk di sebrang anaknya.

Ketika sedang menikmati muffinnya sambil mendengarkan celotehan bocah itu tanpa sedikitpun berani menatap bosnya, ponselnya bebunyi.

Reno : Kei, dia bilang kangen gw!

Me: iya, kangen ke lo tapi sayang ke orang lain.

Reno: Bangsat!

Me: sono buka tinder lagi, udah ya gw lagi prospekin orang

Keira tertawa melihat balasan Reno yang mencak-mencak. Sampai tawanya berhenti ketika mendengarkan ucapan

"Bisa taro ponselnya kalau lagi makan?"

❤️❤️❤️

Mamam lo kei!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRAP! [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang