Keira mengetok pintu kamar Sam yang tertutup rapat. “Sam, bangun. Sekolah!” Panggilnya. Ia bersusah payah mengikuti peraturan baru Sam yang mengharuskan semua orang mengetuk pintu kamarnya sebelum masuk. Tidak ada lagi Sam kecil yang terkadang ketakutan saat tengah malam dan membangunkannya hanya untuk pelukan. Keheningan di dalam kamar Sam menandakan anaknya itu masih berada di pulau kapuk. Ia menggedor pintu lebih kencang. “Sam, mama masuk ya kalau kamu gak buka pintu di hitungan kesepuluh!” Teriaknya kali ini.
Keira mulai menghitung dengan kencang dari depan pintu, di hitungan kedelapan pintu itu terbuka. Memperlihatkan wajah Sam yang tidak lagi dapat dikatakan lucu seperti dulu. Ia sudah tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan pertama kali mereka berjumpa. Sam jelas lebih tinggi dibandingkan dirinya, ia hampir setinggi Samudra. “Ma, aku masih ngantuk. Pagi-pagi udah on fire banget deh.” ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur. Lupakan suara imut nan menggemaskannya dulu, suara Sam sudah pecah dan kini digantikan dengan suara berat khas pria. Matanya baru terbuka setengah dengan badan menyender pada pintu seakan itu adalah tempat tidurnya yang empuk.
“Siapa suruh kamu mabar sampai subuh di hari sekolah?” tangannya terlipat di dada. Siap mengomeli anaknya itu jika ia memberikan alasan tak masuk akal seperti yang sudah-sudah. “Aku khi—”
“Khilaf. Aku lupa waktu, aku kira masih jam sebelas, eh ternyata jamku mati.” potongnya. Menyebutkan beberapa alasan Sam yang sering tidak masuk akal. Jam di kamarnya adalah jam digital yang kalau mati tidak ada tulisannya, for the love of god! Mata Sam kini sudah terbuka lebar dan memberikan cengiran padanya.
“Mamaku cantik banget kalau lagi marah-marah.” rayunya yang dihadiahi dengusan oleh Keira. “Mandi cepat. Turun ke bawah untuk sarapan.” Ia berjalan menuju tangga, namun membalikkan badan dengan tiba-tiba. Matanya memicing, “Jangan main gim lagi. Mandi cepet!” desisnya yang membuat gelak tawa Sam terdengar di telinganya. Bocah itu berdiri tegak lalu memberikan hormat padanya. “Siap, komandan!”
Mau tidak mau Keira tersenyum memandang bocah itu lalu turun ke ruang makan yang sudah berisikan Samudra yang duduk dengan tenang di kepala meja. Ia menggelengkan kepala melihat perbedaan dua orang pria terpenting di hidupnya ini. “Kok bisa ya, kamu apik dan rapi serta teratur, tapi Sam seratus delapan puluh derajat dari itu?”
Samudra yang tengah menenggelamkan hidungnya dalam koran menjawabnya tanpa mengalihkan perhatian, “Sehari-hari dia sama siapa memangnya?”
Matanya melotot dan dengan kaki dihentakkan ia berjalan mendekati pria itu, “Jadi, menurut kamu aku berantakan gitu? Terus aku kasih contoh gak baik buat Sam?” Bukannya menjawab, pria itu menarik Keira yang kini terjatuh di pangkuannya dengan duduk menyamping. Kedua tangannya memeluk pinggang wanita yang sudah memberikannya satu anak perempuan dan membuat bentuk tubuhnya berubah. Pelukannya mengerat dengan hidung yang kini menghidu aroma sabun dari ceruk leher Keira. “Sensi banget pagi-pagi. Lagi mau dapet?”
Otaknya masih menyuruhnya untuk meminta kejelasan pada pria itu, namun tubuhnya berkata lain. Tangan kirinya dilingkarkan pada leher Samudra sedangkan dagunya bersandar pada bahu suaminya. “Gak.” jawabnya dengan jemari yang asyik memainkan rambut suaminya yang sudah rapi. “Kamu anter Sam ke sekolah kan hari ini? Terus ke kantor dan pulang?” Mootor Sam sedang rusak sehingga masuk ke bengkel dan jika menggunakan angkot dapat dipastikan anak itu akan terlambat ke sekolah. Ia terlalu malas berdesak-desakan.
“Iya. Kamu mau ke rumah Ibu atau di rumah aja hari ini?” Tanyanya. Pembicaraan ini seperti keseharian untuk mereka. Memastikan kedua belah pihak tahu keberadaan masing-masing meskipun tidak ada kabarnya. Samudra terlalu sibuk dengan pekerjaan sedangkan Keira sibuk dengan kedua anaknya, urusan rumah tangga dan juga fangirling. Untuk yang terakhir baru selama lima tahun terakhir dilakukannya lantaran terlalu bosan di rumah. Entah itu boyband Korea, Jepang, aktro atau aktris atau yang baru-baru ini adalah chef terkenal yang diketahuinya saat makan. Chef Sagara dan juga Chef Narendra. Kolom komentar setiap postingan kedua pria itu tidak ada yang lolos darinya.
Keira menjalin tangannya dengan tangan besar Samudra. “Di rumah aja kayaknya. Ibu juga lagi mau pergi liburan sama temen-temen arisannya.” tuturnya. Buru-buru ia melanjutkan, “Jangan transfer uang lagi ke Ibu buat jalan-jalannya. Nyonya besar terakhir marah-marah karena kamu transferin uang terus-terusan.” Samudra terlalu loyal dan sering kali itu membuatnya tidak enak hati.
Suaminya menganggukkan kepala, namun ia tahu tetap saja Samudra akan mentransfer sejumlah uang tanpa memberitahunya. Ia menggerutu pelan yang membuat Samudra terkekeh. “Iya, aku gak transfer ke Ibu. Atau kalau khilaf aku tranfser gak banyak-banyak.”
“Mana ada khilaf direncanain?!” ujarnya sebal. Samudra tertawa lagi. Mendengar langkah mendekat, Keira melepaskan genggamannya dari Samudra dan hendak berdiri tapi pegangan pria itu pada pinggannya tidak mengizinkannya untuk bergerak. “Mas! Itu anaknya mau datang!” Bisiknya dengan panik. Meskipun dulu ia sering menggoda pria itu, ia tidak pernah mau PDA di depan anak-anaknya. Dan seperti mengetahuinya, Samudra selalu menggunakan kesempatan itu untuk membalas dendamnya karena diisengi oleh Keira selama bertahun-tahun.
“Ewh! Jangan pagi-pagi, please!” Sam memutar bola matanya. Pemandangan ini sudah dilihatnya bertahun-tahun, namun tetap membuatnya jengah. Keira berusaha melepaskan tangan Samudra dari pinggangnya, namun gagal karena pria itu justru mengeratkannya. Melihat istrinya yang mencoba untuk kabur dan juga muka memerah anaknya yang sampai ke telinga membuatnya tertawa. Usaha terakhir Keira adalah dengan mencubit tangan suaminya tanpa terlihat oleh Sam hingga pria itu meringis. “Rasain.” desisnya tajam.
Yaaak lanjutannya bisa baca di @lontara.app yaa. Download appnya di playstore. Bab ekstra 3-5 ini tidak ada di versi cetak karena ini khusus untuk lontara. Harganya sekarang sudah 69.000
Ekstra di cetak hanya sampai 2 ya man teman.
Buat yang pernah beli di ibuk/lontara bisa clear cache ya, gak usah beli lagi.
Bab ekstra 3-5 total 58 halaman dengan 10rban kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP! [FIN]
Chick-LitSudah cetak selfpub Karena katanya jodoh itu bukan dicari tetapi dijebak. ISBN 978-602-489-770-3 _______________________________________________ Tulisan ini dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 19 tahun 2002. Dilarang untuk...