15

1.7K 122 1
                                    

"Jika tidak ada keperluan silahkan tinggalkan ruangan ini."

Tidak. Pak Zack berubah lebih sadis sekarang. Dia seolah lupa akan jasa jasa kita orang.

"Pak," panggil si Roy sangat lembut kaya cotton candy di pasar malem.

"Ada apa?"

"Bapak baik-baik aja 'kan?"

Pak Zack menghela nafas berat, raut wajah nya yang sangar langsung berubah jadi lesu.

"Masuk," dan Pak Zack meminta kita masuk ke ruangannya.

"Boy, jangan. Kalo Pak Zack tiba tiba berubah jadi monster gimana? Terus kita dimakan gimana? Gak mau gue,Boy. Gue masih pengen hidup." Keluh si Sam tiada arti.

"Kebanyakan nonton dora sih lu, masuk bego. Lu mau SPP lu selamat lagi 'kan?"

Sam pun nurut, akhirnya kita tiba di ruangan yang sudah tidak asing lagi.

Ruangan sumpek dengan aroma ketek kecoa yang sangat khas.

"Duduk," kata Pak Zack.

"Gue takut, Boy."

"Kalo Pak Zack menyemburkan cairan racun gimana?"

"Terus gue digigit, jadi kecoaman, gimana Boy? Gue gak mau."

Demi korengnya Avril Lavigne kalau bukan suasana menegangkan seperti sekarang pasti udah gue jahit mulut tuh alien, ngeganggu banget bisik bisik ke gue.

"Boy jangan diem aja, apa jangan jangan lo udah dihipnotis sama Pak Zack?"

"Woyy tapir, kutu, anoa, lintah, bagong, bisa diem gak?" dan gue pun gak tahan lagi buat ngabsen silsilah keluarga si Sam.

Pak Zack masih bungkam.

"Maaf, saudara Joko, tolong itu peliharaannya dikasih makan dulu." Kayaknya Roy juga ke ganggu sama gonggongan si Sam.

"Iya,pak. Maaf ya ini undur undur saya lahir prematur. Jadi maklum udah gedenya agak ngeselin." Sahut gue

"Hmm,, lain kali kalo ngeselin langsung bakar aja,pak. Dari pada ngerepotin kan."

"Sudah saya bakar pak, cuma gak mati mati, heran saya."

Ya. Keheningan diruangan itu kita habiskan dengan melucon. Tapi Pak Zack tak kunjung memulai pembicaraan.

"Pak," panggil si Sam cari mati. Pak  Zack menoleh.

"Iya,Sam?"

"Saya turut berduka atas kehancuran kolam teratai andalan kita."

Demi apapun juga, entah wali ke berapa yang merasuki Sam sekarang, tumben dia bisa bijak.

"Iya,Sam. Terimakasih." Jawab Pak Zack lemah kaya abis diperkosa.

"Lalu bagaimana pak?" tanya si Roy mulai todepoin.

"Bu Mawar."

"Hmm,, saya sudah pikirkan matang-matang.." kata Pak Zack menggantung.

Dari raut keriputnya nampak urat urat putus asa mulai keliatan. Kalo sampe Pak Zack berhenti mengejar Bu Mawar lantas bagaimana nasib SPP gue kedepan?

Roy's POV...

Gue paham perasaan Pak Zack, pasti kacau banget kaya kandang si Sam. Mau berhenti ngejar Bu Mawar pun gak papa, gue gak ngelarang, toh cinta kan gak bisa dipaksa. Ya gak mblo?


Iyain biar cepet


"Kita paham perasaan Bapak, yang sabar ya pak," kata gue.

Guru Somplak & Murid KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang