-7 Author's POV

2.5K 165 6
                                    

Akhir-akhir ini, banyak warga sekolah yang memperbincangkan soal kolam teratai disamping lab ipa. Ada yang berpendapat positif dan juga sebaliknya.
Banyak yang menyayangkan lahan disana yang bisa dipergunakan untuk hal lebih bermanfaat dari pada membuat sebuah kolam.
Beberapa siswi mendatangi Pak Zack untuk menceritakan keluhannya tentang kolam itu. Sebut saja namanya Echa, Icha dan Acha. Siswi kelas 12-C yang hitz abis.

"Aduuh,Pak Zack maksudnya apa sih bikin empang kayak begitu, menganggu pemandangan tau gak," keluh Icha.

"Iya,pak. Ciyus deh kita gak suka," tambah Acha.

"Hooh,Pak. Apalagi suara kodok-kodok jomblo itu menganggu pendengaran saya yang kekal ini, Pak." Lanjut Echa.

"Iya,bebz. Suara kita kalah menggelegar eak," sahut Icha.

"Pak, kok bapak diem-diem aek. Ngopi ngapa pak ngopi," kesal Echa melihat Pak Zack yang hanya menyimak keluhan mereka.

"Lalu kalian maunya apa?" tanya Pak Zack malas.

"Ganti kolam itu jadi mall, Pak." Jawab Acha seenak jidat.

"Iya,Pak. Jangan lupa diskonnya 100%,Pak," timbal Echa.

"Kalo beli tas, bisa dapat cash back sesuai gaji tentara,Pak."

"Kalo begitu, kalian sekolah saja diplanet Venus sana. Banyak alien baik hati yang bisa menyediakan sekolah aneh seperti itu," jawab Pak Zack sangat tegas.

"Ya udah deh, jangan diganti pake mall, minimal jangan ada empang lah,pak. Kemarin, saya liat Solihin lewat pinggiran empang ehh dia ke peleset dan terjatuh tapi tak bisa bangkit lagi," jelas Echa dengan penuh emosi.

"Echa, setahu saya disekolah ini gak ada yang namanya Solihin, ada juga Sodikun," jawab Pak Zack.

"Kalau mau bohong, yang bagus dikit dong. Jangan ketahuan kayak gini, kan gak seru," lanjut nya.

"Ya udah deh ganti, kemaren saya liat sodik--"

"Sudah! Sodikun tidak sekolah disini lagi, tahun kemarin dia sudah lulus!" tukas Pak Zack.

"Cha, kalo nendang kepsek, denda berapa sih?" bisik Echa ke Icha.

"Kalo kepseknya jomblo+bego, kayaknya gak kena denda deh," jawab Icha.

"Pokoknya, apapun alasan kalian soal kolam itu, Bapak tidak peduli. Selagi kolam itu tidak memakan korban jomblo, Bapak tidak akan menghilangkannya. Titik! Jelas?" Pak Zack nampak naik darah, terlihat dari hidungnya yang mulai kembang kempis.
Ketiga gadis itu menangguk cepat, dan langsung keluar ruangan, takut tiba-tiba Pak Zack berubah jadi dakocan dan menelan mereka semua.

"Ada ada saja cabe U-18 itu, ingin memusnahkan kolam renang yang tidak bersalah. Coba saja, kenaikan harga BBM diakibatkan oleh kolam itu, baru saya berani menghancurkannya," gumam Pak Zack.

Trio koplak berpas-pasan dengan ketiga gadis itu yang baru keluar dari ruangan Pak Zack dengan raut wajah ala mangga muda, kecut kecut menggoda.

"Apa lo ngeliatin kita? Naksir?" dengus Echa melipat tangannya dibawah dada.

"Kalo iya? Kenapa?" jawab Roy PD. Raut wajah Echa langsung berubah kemerahan yang sedikit ia sembunyikan dibalik helaian rambutnya.

"Ehh cacar kutu, gak pantes lo naksir kita. Beda kasta woyy," bentak Icha tak kalah sangar.

"Gue kan naksir Echa, bukan kalian." Jawab Roy lebih semangat, lagi-lagi Echa diterbangkan keatas awan. Entah Roy serius atau hanya menggombal saja.

"Gue juga cuma naksir Echa, gak naksir kalian," lanjut Boy ikut-ikutan.

"Udah udah gak usah rebutin gue." Jawab Acha seenak alisnya.

Guru Somplak & Murid KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang