Kenyataan

1.3K 106 13
                                    

"UDAH BABEH UDAH!!!"

Teriakan itu, mirip suara Aisyah.

Gue yang masih ditengah jalan, auto lari ke arah rumah Paji Udin.

Astagfirullahadzim,

Betapa terkejutnya hamba melihat paji Udin & paji Kumar udah babak belur.

Disana juga ada Aisyah yang berusaha melerai dengan teriakan mautnya.

Ada juga Jamile yang mengabadikan momen langka ini dengan ponselnya.

Gue pun ikut melerai, menjauhkan kedua tua Bangka itu.

"Udah woyy paji, udah! Kenapa si pada ribut, kaya anak kecil. Malu diliat tetangga," kata gue. Mereka sedikit terhentak dan menghentikan perkelahiannya.

"Gue gak punya tetangga,Roy." Kata paji Udin, lalu lanjut menunjukkan pak kumar.

"Ok gessss, disini kita liat babeh gue lagi ribut sama tetangganya, seru banget. Kalo kalian suka video ini, silahkan pencet tombol subkreb dibawah, layk dan sher yaa."

SI JAMILE MALAH NGELIVE ASUUU!!!!

"BABEEEH, STOOOOOOOOP"

Dan sepertinya kesabaran Aisyah mulai habis.

Untung gak ada Sam, kalo ada pasti dia auto nyanyi lagu Dewi Persik.

Stop! Kau mencuri hatiku, hatiku. Stop! Kau mencuri hatiku.

Astagfirullah gue. '-'

Mereka pun berhenti berkelahi.

"Kalo berantem jangan disini, lapangan banteng kan luas," kata Aisyah.

"Paji udah paji, malu sama umur."

"Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tapi gak gini caranya, kita duduk. Bicarakan, dan pasti akan selesai masalahnya," sok bijak amat dah gue.

"Kebon gue dirusak sama dia Roy," kata paji Kumar gak terima. Dengan darah bercucuran di pelipis matanya, ia masih ngotot minta pertanggungjawaban paji Udin.

"Balikin dulu kambing gue," paji Udin gak mau kalah.

"Kagak!"

"Yaudah, gue gak mau ganti."

"Awas lu,"

Paji Kumar udah mulai ancang-ancang buat ninju paji Udin, untung banget ada gue, jadi gue yang melerai.

"Ehh, kok pada berhenti sih, berantem lagi dong, biar subkreber gue nambah."

Pengen banget gue sentil paru-paru nya si Jamile. '-'
Bapaknya hampir mati digebukin, masih aja mikirin subkreber.

GEPLAKK!!

"Gak guna banget gue punya kembaran, mati Lo sana bangsad."

Aisyah ngelemparin sendal jepit andalannya, dan mendarat tepat di jidat Jamile.

"Sakit bego!"

Kenapa jadi mereka yang ribut?

Ya Allah kenapa hamba dikelilingi manusia seperti mereka?? 😭

Dihadiahi Sam & Boy dalam hidupku saja sudah cukup bagiku, jangan ditambah lagi 😭

"Kalo sampe besok lu belum ganti rugi, kambing Lo gue jodohin sama ayam gue," ancam paji Kumar.

"Sembarangan Lo, kambing gue udeh punya dedeman, Lo mau misahin sejoli yang romantis itu? Lo gak tau apa, kambing gue itu cinte mati ama pasangannya. Lo gak mikirin perasaan pacar kambing gue yang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Tega Lo tega!" Paji Udin nyerocos tanpa jeda.

Asli ini mah curhat.

"Yaelah pak lebay bener. Kemaren kan tuh kambing lamarannya ditolak," aku Aisyah.

Ya Allah ngenes amat kambingnya

#PrayForKambeng.

"Gak mau tau. Kalo besok lu belum ganti. Bakal gue balikin kambing lo berbentuk sate."

"Gue mau 20 tusuk ya," pesan Jamile.

"Awas lu!"

Tiba-tiba paji Udin lari kedalam rumahnya, kembali dengan membawa sebuah G O B L O K

anjir, typo. Ralat. G O L O K

"Masya Allah paji Udin mau ngapain?"

"Hiyaaaaaaaat."

Paji Udin ngarahin goloknya ke paji Kumar dengan kekuatan kilat. Sontak kami semua kaget dan tiba-tiba....Hujan.

"ROHANI,,, WOYYY ROHANI."

Suara emak gue?

Ya Allah akhirnya gue ada temennya.

"Mak, tolong mak. Paji Kumar mau dibacok sama paji Udin. Tolong mak."

"Bacok, jidat lo kotak! Bangun woyyy.. lu mau skola kaga? Eitt dah jadi bocah males bener."

Sekolah?

Gue kan lagi dirumah paji Udin.

Anying,

"Lah mak, kok gue ada disini?" Tanya gue keheranan. Kenapa tiba-tiba gue ada dikamar gue?

"Ya terus lu maunya dimana? Diistana? Ngimpi lu."

Yaelahhh, CUMA MIMPI!

"Mak, gue mimpi paji Udin sama paji Kumar berantem."

"Berantem ngerebutin gue? Terus dimimpiin lu gue milih siapa? Gak papa dua-duanya tajir kok. Lu bisa beli apa aja yang lu mau, Roy. Uhhh coba kenyataan."

Yaelahhh ni emak-emak kepedean banget.
Untung emak gue.

"Bodoamat!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next part maunya di post kapan?

Kapan-kapan aja yaa :v

Guru Somplak & Murid KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang