pembersihan kebun

735 74 25
                                    

Note:
Part ini harusnya di up sebelum part Samsutod. Tapi aku lupaaaa!
Hehe, maapin ya!
Selamat membaca^_^









Boy's POV...

Pulang sekolah, Roy berencana ngajakin kita orang kerumah pak haji Udin.

"Ngapain sih kita kesana? Minta makan?" tanya si Sam, si Roy tetep jalan lurus ke depan tanpa menghiraukan apapun.

"Apa minta sumbangan?"

"Ohh lu minta dijodohin sama si Aisyah?"

Astaga ni orang kalo mulutnya belum disumpal kaos kaki masih aja ngerocos.

"Bisa diem gak?" Sekarang Roy serius. Dia ngasih tatapan maut ke si Sam.

"Iya, Roy. Bisa."

Setibanya kita orang dirumah paji Udin.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam,"

"Ngapain lo pada?" Si Aisyah langsung nyamber kaya ayam kampung. Padahal maksud dan tujuan kita kan baik.

"Babeh lu ada?" Tanya si Roy to the point.

"BABEEEEEEH.." Astaga teriakan si Aisyah. Yang dipanggil siapa yang nongol siapa.

"Yoyoyo wasap gaess, lu lu pada ngapain di mari? Babeh gua kaga ada,"

Gue coba nahan diri buat gak mengumpat, meskipun malaikat di samping kiri gue terus bisikin buat ludahin ni cewek gila.

Roy dengan sejuta pesonanya keliatan lagi ngontrol emosi, tangannya melipat sempurna. Tapi dia tetep senyum.

Ya Allah jangan sampe gue jatuh cinta sama si Roy, inget kita cuma temen.

"Terus babeh lu kemana?" Tanya si Roy, mukanya adem banget kaya ruangan ber-AC.

Anjir, si Sam malah garuk-garuk pantat.

"Kayaknya babeh gue nyari kambingnya deh," jawab Aisyah. Satu-satunya anak paji Udin yang agak waras.

"Ok, mksh."

Akhirnya gue sama Sam ngikutin ke mana arah kaki si Roy melangkah. Berhentilah kita di sebuah kebun, yakni kebun paji Kumar.

"Ngapain kita ke sini, Roy? Mau bercocok tanam?"

Seakan tau isi otak si Sam yang isinya telor kodok semua, si Roy mengabaikan pertanyaan itu.

"Gue tau apa yang harus kita lakukan agar paji Udin dan paji Kumar gak baku hantam lagi."

Gue pun menyimak dengan serius. Roy menarik napas panjang, "kita perbaikin kebunnya paji Kumar. Kita tanam lagi tanaman-tanaman yang di rusak kambing itu."

Entah arwah petani mana yang merasuki tubuh si Sam. Bocah itu langsung bersihin sisa-sisa potongan tubuh sayuran yang tercabik-cabik dan membuangnya. Si Roy mulai menggali, menanam kembali tanaman yang setidaknya layak untuk ditanam.
Gue cuma bisa mandorin aja. Sorry ya, meni pedi kuku gue mahal bro.

Roy's POV

"Roy, aku sangat lelah," keluh si Sam sambil mengusap keringatnya. Jijik sih ngeliatnya. Baru nyabut batang kangkung aja udah lelah. Apa kabar jomblo di luar sana yang ditolak terus? Mereka tidak pernah menyerah.
Gue coba mengabaikan makhluk disamping gue itu. Gue coba khushu menanam dan menanam agar hubungan dua orang tua itu baik kembali.

Ingin sekali tangan ini melempar golok ke arah si Boy yang lagi nongkrong di atas dahan pisang yang roboh. Tapi orang ganteng itu sabar, jadi tahan.

Singkat cerita, kebun pak haji Kumar udah rapi, hampir mirip seperti semula.

"Alhamdulillah, akhirnya kelar juga." kata si Boy.

Kita pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon pisang.

"Abis ini kita mau ngapain, Roy?"

"Assalamualaikum," pak haji Kumar datang, mengedarkan pandangannya ke area kebun.

"Assalamualaikum juga," jawab si Sam

"Duh gini nih kalo org atheis denger salam," celoteh si Boy emosi. Bodoamat gue ga mau ikut campur.

"Emang harusnya jawab apa, Boy?"

"Shalom."

Tahan Roy, tahan. Jangan ngatain, jangan nimpug.

"Kalian yang rapihin kebun saya?" tanya pak haji kumar.

"Iya lah pak, siapa lagi," jawab si Boy bangga. Dahal dia gak ngapa-ngapain. Ok masih gue liatin.

"Bagus lah kalo begitu, saya akan balikin kambingnya pak haji Udin."

"Alhamdulillah," ucap kami serempak.

Akhirnya pertikaian antara haji haji kampret itu telah selesai. Sekarang kembali ke permasalahan semula. Yaitu menyatukan cinta yang mustahil antara Pak Zack dan Bu Mawar.
Nanti aja next part yaa,

Aowkwkwkk

Bersambung....

Guru Somplak & Murid KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang