Jungoo, udah cangar beyum?
Suasana belum berganti, dari semenjak menghilangnya Jungkook setelah ujian matematika. Ketika Taehyung dan Jimin memutuskan untuk mencari anak itu, semuanya menjadi semakin tidak jelas. Karena tidak menemukan Jungkook dimanapun. Setelahnya, Taehyung putuskan untuk kembali ke kelas dan berusaha untuk tidak terlalu peduli.
Pada dasarnya, Jungkook tak pernah menyita perhatiannya sejak awal mereka menjadi satu kelas. Tidak memungkiri memang mereka sudah satu kelas sejak satu tahun yang lalu. Dan selama itu dia menjadi manusia individualis serta sedikit apatis karena masalah adaptasi yang skeptis.
“Jimin ikutan bolos? Mereka memang jodoh,” Cibiran yang sudah biasa keluar dari mulut Taehyung. Sekalipun ia nampak tak peduli, ia sedikit tahu bagaimana Jimin memperlakukan Jungkook selama ini. Diam tapi bermakna dalam, begitulah Jimin.
Hari belum beranjak siang, pelajaran jam pertama masih berlangsung beberapa menit lagi. Taehyung yang sudah berkali-kali menguap karena mata pelajaran yang membosankan mendadak berjingkat melihat kelebatan kakaknya muncul lagi di sekolahnya. Ia mendengus kesal dan menggerutu sendiri dengan kata-kata yang kurang jelas.
“Mau apa dia ke sini lagi? Ish!”
Ada sesuatu yang harus Namjoon verifikasikan kepada guru konseling mereka. Dari rekaman cctv yang Namjoon dapatkan dari tim keamanan sekolah, ia sama sekali tidak menemukan apapun disana. Gedung olahraga itu kosong selama tiga hari berturut-turut. Hanya terlihat petugas kebersihan yang sesekali membersihkan dan merapikan tempat itu.
“Saya harus kembali olah TKP karena cctv tidak menunjukkan tanda-tanda positif, terimakasih atas waktunya,” Ucap Namjoon ramah dengan guru konseling yang untuk saat ini menjadi rekan kerjanya mengamati tiap gerak-gerik siswa.
Namjoon meninggalkan kantor guru, dan langsung di sambut dengan tatapan kesal dari Taehyung. Polisi muda itu hanya tersenyum geli memandangi adiknya. Sudah sejak lama Taehyung memintanya untuk tidak ambil pusing dengan kecelakaannya. Lagipula luka di lengannya sudah mengering dan sama sekali tidak mengganggu aktivitas selama ini.
“Sepertinya Tuhan dan kamu sudah satu tujuan, aku sama sekali tidak menemukan petunjuk apapun dari cctv,” Tukas Namjoon.
“Demi seseorang yang sekarang menjadi teman ku, hentikan Kak,”
“Apa kamu tidak melihat berita akhir-akhir ini? Tentang pemanah misterius yang meninggalkan pesan merah pada Tuan Han Eunsok dan koleganya beberapa hari yang lalu?”
“Jangan bilang kakak mulai beride gila, menyangkutkan yang tidak nyambung,”
“Kakak yakin dalam hati mu pun juga sependapat,”
“Hanya saja, yang kakak curigai itu adalah anak kelas 2 SMA yang sedang mempersiapkan masa depannya, logis gak sih kalau ia menyia-nyiakan hidupnya demi hal-hal yang gila seperti itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo Crescent ( vkook / Brothership )
FanfictionHanya ketika dalam satu ruas terpecah-pecah, bukan berarti menjadi terasing Hanya ketika keluarga itu tak pernah bersama, bukan berarti tak pernah ada ikatan Semua hal menjadi sangat menyakitkan, tapi harus di hadapi bersama Ketika yang terkecil dia...