Rotasi kehidupan mulai berjalan dengan normal. Sebagai balasan dari semua yang telah mereka lakukan. Han Eunsok dengan hatinya yang beku tengah meringkuk di tahanan menunggu vonis hakim atas kejahatannya di masa lalu yang berlanjut sampai sekarang.
Kim Sanghoon mulai menghirup udara bebas. Kembali bersama dengan istri dan keluarga. Namjoon dan Taehyung masih berkutat dengan rutinitas masing-masing. Terasa cukup dari kata sempurna untuk menikmatinya.
Satu hal lagi yang telah berubah dari tatanan sebelumnya. Kingdom Corp diambang kehancuran karena reputasi CEO yang mendadak anjlok, membuat sahamnya kocar kacir. Beberapa pemegang saham telah menjual sahamnya kembali, membuat saham mereka semakin anjlok.
Sedangkan tampuk manajemen masih kacau balau. Orang yang seharusnya bertanggung jawab mengatasi situasi semacam ini, justru sedang membutuhkan bantuan.
Hanya satu harapan Kingdom Corp untuk kembali bangkit. Mengganti kepemilikannya secepat mungkin sebelum kerapuhan industri besar itu menggerogoti sampai ke sumsum tulang.
Jungkook berdiri di depan cermin besar di kamarnya sambil membenahkan kancing di lengan kemeja. Dari belakang, Junghye telah menyiapkan jas untuk ia kenakan pada sang adik. Mereka berdua melakukan rekonsiliasi perasaan. Sampai pada akhirnya Jungkook mengalah. Dan sudi tinggal berdua di rumah orang tua Junghye.
Kali ini, tak nampak lagi rambut gondrong si pesan merah, tatapan dingin membunuh, dan juga keangkuhan dalam sunyinya. Yang ada hanyalah seorang pemuda yang sedang berusaha membangun kembali pondasi semangat hidup untuk masa depan yang lebih cerah dari yang ia jalani sebelumnya.
“Andaikan seperti ini penampilan mu dari dulu, aku mungkin sudah menjadi mantan pacarmu, ganteng sekali adik ku,” Seloroh Junghye membuat Jungkook sedikit menarik sudut bibirnya. Tersenyum simpul dengan candaan sang kakak. Candaan ringan yang berhasil membuat pipinya semburat merah.
Sepulang dari rumah sakit, Junghye memboyong Jungkook pulang ke rumah kediaman keluarga Han. Rumah yang tadinya di kuasai penuh oleh Han Eunsok. Mendekamnya sang paman di penjara membuat rumah dan perusahaan kosong adanya.
Bukannya keluarga Kim tak lagi peduli dengan Jungkook. Seara dan Sanghoon sudah berkali-kali menjenguk Jungkook di rumah sakit selama ia dirawat. Begitu pula dengan Namjoon yang setengahnya memang dalam tugas menghimpun keterangan Jungkook sebagai saksi kejahatan Han Eunsok beserta anteknya terhadap Han Junghye.
Hanya satu yang mengganjal, Jungkook tak melihat kelebatan Taehyung. Pemuda itu seolah raib di telan bumi. Tak ada yang namanya Kim Taehyung datang menjenguknya di kala sakit.
“Senang melihat mu tampil setampan ini nak,” Sapa Kim Sanghoon, yang kembali menjabat sebagai CEO Aeland Group setelah terbebas dari hukuman.
“Jika bukan karena kakak, mungkin aku lebih memilih berkelana saja ke penjuru dunia Paman,”
“Anak muda memang begitu hobinya, lebih suka banyak bergerak dari pada berdiam diri menyelesaikan pekerjaan yang ada di depan mata, kau tak ada ubahnya dengan mendiang Ayah mu Jungkook,”
Pertemuan mereka terjadi di ruang meeting Aeland Group. Kontrak kerja sama telah di perbaharui. Kedua perusahaan yang sudah berubah kepemimpinan ini mencoba untuk rujuk kembali.
Kingdom yang porak-poranda setelah hampir saja colaps karena kelakuan Han Eunsok, membutuhkan sandaran untuk tetap tegak. Aeland Group adalah pilihan yang tepat. Karena beberapa sektor bisnis kedua korporasi bergerak di bidang yang sama. Jika kerja sama berhasil, maka itu akan menguntungkan kedua belah pihak.
Awalnya Jungkook bersemangat datang ke Aeland Group. Karena dia berharap bisa bertemu dengan Kim Taehyung. Sempat frustasi sejenak saat ia tak menemukan Taehyung di manapun. Bahkan ketika ia berpamitan dengan baik-baik kepada Seara, pemuda itu tak nampak ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo Crescent ( vkook / Brothership )
FanfictionHanya ketika dalam satu ruas terpecah-pecah, bukan berarti menjadi terasing Hanya ketika keluarga itu tak pernah bersama, bukan berarti tak pernah ada ikatan Semua hal menjadi sangat menyakitkan, tapi harus di hadapi bersama Ketika yang terkecil dia...