Chapter 3

2.8K 369 26
                                    

Hiiiy ulat buluuuu!!!😱😱😱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiiiy ulat buluuuu!!!
😱😱😱



Prahara yang menggemparkan ruang rapat rahasia, tak surut hanya dengan menghilangnya pelaku peneror. Mereka masih gencar menyisir segala sudut tempat. Demi menemukan seseorang yang di sinyalir sangat mengancam.

Kedatangannya mengusik ketenangan. Kedatangannya jelas selain mengirim pesan ancaman, juga menabuh genderang perang.

Di lain sisi, Jungkook yang terluka, mati-matian mencapai tempat tujuannya. Untuk mengobati luka, ia tidak mungkin pergi ke rumah sakit, klinik, bahkan klinik hewan sekalipun. Hanya ada satu tempat yang terbesit di dalam benaknya. Tempat yang tidak akan pernah di sambangi oleh mereka yang mengjarnya.

Ia menyelinap masuk kedalam gedung sekolahnya. Dan langsung menuju ke ruang kesehatan. Sepengetahuannya perlengkapan medis klinik sekolah tidak kalah lengkap dengan UGD rumah sakit. Ada obat-obatan juga tersedia disana.

Memang pintu klinik posisi terkunci, karena dia adalah seseorang yang di panggil Ru-Suh oleh teman-temannya menduplikat kunci adalah hal kecil yang mudah untuk ia lakukan. Hal itu sudah ia lakukan sejak lama. Karena ia adalah orang yang menyusun rencananya dengan begitu detail. Termasuk dengan memanfaatkan klinik sekolah untuk keadaan darurat.

Jungkook menyalakan lilin dan memanaskan pinset. Karena hanya pinset yang mampu ia temukan dalam keadaannya yang tengah pendarahan. Ia hanya perlu mengeluarkan peluru yang masih bersarang dipinggang dan segera desinfektan luka.

Hal mengerikan yang baru pertama ia lakukan. Memang menyakitkan jika tangan melukai anggota tubuh sendiri. Karena ia adalah seseorang buronan yang tak mungkin meminta bantuan kepada siapapun untuk saat ini.

Arrgh!!” Erangan kecil yang tak akan terdengar sampai ke luar. Ia tahan sekuat tenaga rasa sakit yang akan ia nikmati sendiri.

Sekuat tenaga ia menahan sakit dan peluru itu berhasil keluar dari lubangnya. Pandangannya mulai kabur tak jelas. Tapi ia masih punya sisa kekuatan untuk menutup luka semampunya. Kehilangan banyak darah dan lemas membuatnya tak kuat menahan rasa sakit yang mendera tubuh. Jungkook roboh dan pingsan seketika.

==========================

Pagi menjelang penuh damai. Kicau burung selalu hadir untuk menyambut sang surya muncul dari peraduannya. Seolah itu adalah sebuah senandung syukur akan datangnya cahaya hari yang memberi terang nan hangat setiap pagi. Aktivitas berjalan lancar kembali.

Di dalam kamarnya, Jimin terus memainkan ponsel tak tenang. Tak ada pesan ataupun panggilan tak terjawab dari Jungkook. Membuatnya semakin khawatir. Kemana anak itu pergi, tanyanya dalam hati.

“Brengsek itu, apa yang sudah ia lakukan? Bukan… apa yang sudah terjadi padanya? awas saja!” Umpatnya sambil membanting pintu kamar dan bergegas berangkat sekolah.

Pseudo Crescent ( vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang