Bab 47

1.5K 85 0
                                    

  Tubuh Shila menegang seketika saat melihat nama sang papah tertera di layar ponselnya, ia ragu apakah ia harus menjawab panggilan itu atau justru mengabaikannya namun ia brubah pkiran dan Shila tdk punya pilihan lain mengabaikan tlpon sang papah sama artinya dgn memberi tanda agar Wijaya mencarinya

 "ya pah...",jawab Shila 

"apa yg kau lakukan? Kau berpesta lagi?",ucap Wijaya

 "aq perlu hiburan pah pkerjaan membuat q lelah",jawab Shila dgn santai 

"apa itu alasannya kau membuat keributan? Papah akui kau cukup brani Shila utk mengganggu Kevin bahkan tadi dia mengamuk di kantor papah krna kau membuat istrinya kabur",ucap Wijaya dgn tertawa

 "papah baik2 saja?",ucap Shila yg terdengar khawatir 

"tentu saja papah baik2 saja, Kevin memang dtg dgn membawa kemarahannya tp dia ttp tdk bisa menyentuh papah dan papah sgt brterima ksih pda mu Shila, km sdh brhasil membuat dendam papah pda kluarga Alex trbayarkan lewat menantunya",ucap Wijaya

 "apa papah tdk berlebihan? Bukankah dri awal sdh q jelaskan masalahnya, aq benar2 tdk mengerti knapa papah smpai brbuat sejauh ini pda mereka",ucap Shila

 "papah tdk ingin ada yg menghina putri papah krna tdk ada satu pun yg boleh menghina martabat kluarga kita",jawab Wijaya

 "benarkah? Aq harap apa yg papah katakan benar",ucap Shila lirih 

"istirahat lah sayang papah tdk ingin km trlalu lelah dan tolong sampaikan pda dokter pribadi mu itu klo papah sgt menghargai pilihannya, seorg dokter memang harus memilih pasiennya",ucap Wijaya sambil tertawa senang 

"akan aq sampaikan",jawab Shila dan tlpon pun trputus

 "maafkan aq Vin...",ucap Shila lirih. 

********************************************

Wijaya sangat trkejut saat melihat Arthur masuk ke ruangannya "seharusnya kau mengabari q bila ingin berkunjung dgn begitu aq bisa menyambutmu dgn lbih layak",ucap Wijaya

 "apa aq harus meminta ijin utk brada di gedung q?",ucap Arthur 

"tentu saja tdk, silahkan duduk aq rasa ada hal penting yg ingin kau bicarakan dgn q smpai2 membuat mu dtg sejauh ini",ucap Wijaya

 "kau benar dan aq tdk punya waktu utk bicara omong kosong, aq ingin kau tdk menyentuh putri dan menantu q Wijaya. Aq tau kau punya hubungan yg tdk baik dgn Alex tp jgn pernah melibatkan anak2 q dlm masalah kalian",ucap Arthur dingin. 

"Aku rasa kau salah paham Arthur, aq sama skali tdk prnah punya masalah dgn kluarga besan mu lgi pula aq tdk akan pernah brani menyeret putri mu dlm hal apapun",ucap Wijaya

 "tapi apa yg aq dengar sgt berbeda Wijaya, aq dengar kau menggangu putri q krna dia menolak merawat putri mu",ucap Arthur

 "aq akui aq memang kesal pda dr.Mila krna sdh menolak putri q, kau sendiri tau bgaimana kluarga q dan aq tdk akan pernah diam saat ada yg mengganggu kluarga q tp skarang dr.Mila sdh setuju utk jd dokter Shila jd aq tdk punya alasan utk menggangunya",jawab Wijaya

 "aq sgt mengerti apa yg kau rasakan pd kesehatan putri mu krna itu aq akan mendukung Shila dlm hal pengobatannya bahkan putri q tdk akan mundur jd jgn libatkan anak2 q dlm apapun yg sdg kau rencanakan",ucap Arthur dingin dan Wijaya tau makna di balik ucapan rekan bisnis nya itu 

"tentu saja saat putri q mendapatkan dokter trbaik maka aq akan tenang dan jgn khawatir aq akan menghentikan smuanya",jawab Wijaya 

"aq pegang kata2 mu dan tolong jgn memprovokasi Alex aku tdk ingin dia melakukan hal bodoh pda khidupan anak2 q",ucap Arthur

DREAMLIKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang