Genius Boyfriend

8.3K 1.1K 148
                                    

Warn!
NamJin, School!AU, BL, Fiction.
Short-Fiction
.
.
.

Seokjin itu punya kekasih, kekasihnya sejak setahun belakangan. Kekasih Seokjin itu sangat hebat, dia siswa yang terkenal di sekolah karena kecerdasannya dan juga siswa kesayangan para guru karena sangat rajin memenangkan kompetisi ilmu pengetahuan.

Jika kalian bertanya apakah Seokjin bangga? Oh ya jelas dia bangga.

Walaupun seisi sekolah banyak yang kurang menyukai hubungan mereka (hal ini karena banyak yang mengincar kekasih Seokjin, sementara Seokjin terlalu sulit didekati dan sebagian besar orang terlalu takut untuk menyukai Seokjin karena itu), Seokjin tidak peduli dan dia justru memamerkan hubungannya dengan senang hati.

Seokjin juga tidak peduli walaupun banyak yang memandangnya aneh karena kekasihnya itu pria.

Iya, kekasih Seokjin adalah siswa bernama Kim Namjoon, siswa kehormatan di sekolah mereka.

Kekasih Seokjin memiliki banyak kelebihan, sangat banyak hingga Seokjin terbiasa memanfaatkan semua kelebihan kekasihnya itu.

.
.

1. Private Tutor
.
.

Seokjin memiringkan kepalanya seraya menatap Namjoon yang duduk di depannya dan sedang sibuk menjelaskan materi matematika karena besok mereka akan menghadapi test harian.

"Lalu jika kau menggunakan fungsi ini.." Namjoon berhenti saat dia merasa Seokjin hanya menatapnya dan tidak memperhatikan buku teksnya.

Namjoon mengetuk ujung hidung Seokjin dengan pensil mekaniknya, "Sayang, jangan malah memperhatikan wajahku, bukunya tidak ada di wajahku."

Seokjin terlonjak kecil karena sentuhan itu, "Aku sedang mendengarkan penjelasanmu kok!"

Namjoon tersenyum, dia memajukan wajahnya mendekat ke arah Seokjin. "Oh? Lalu tadi aku sedang menjelaskan apa?"

Seokjin mengerjap beberapa kali karena terkejut, dia menatap secara acak ke sekitar agar tidak menatap mata Namjoon yang walaupun terlindung di balik kacamata, tetap terlihat sangat jelas. "Uuh.. matematika?"

"Iya, soal apa?"

"Uuh.." Seokjin mencoba mengintip buku teksnya namun Namjoon bergerak lebih cepat dengan menutup buku itu. Seokjin mengerang, "Namjoon~" rengeknya.

"Apa, sayang? Aku kan hanya bertanya mengenai topik yang kujelaskan sejak tadi." Namjoon menyeringai, "Nah, apa jawabanmu?"

Seokjin menggigiti bibir bawahnya karena gugup, "Uhm.. aku.. tidak tahu." cicit Seokjin agak takut.

Namjoon tersenyum lembut dan mengetuk dahi Seokjin, "Makanya perhatikan."

Seokjin merengut, "Huh, padahal kan aku tidak fokus karenamu!"

Namjoon mengangkat sebelah alisnya, "Aku? Kenapa?"

Seokjin menunduk dengan wajah yang mulai dihiasi rona merah karena malu. "Habisnya.. kau terlihat keren saat mengajariku." bisik Seokjin.

Namjoon terdiam dan dua detik berikutnya dia terbahak, tangannya terulur untuk mengacak rambut Seokjin. "Duh, Jinseokku menggemaskan sekali~" Namjoon tersenyum lebar, "Tapi cobalah untuk fokus pada materi ini ya, besok test harian, Jinseok. Aku tidak mau kau mengambil kelas remedi lagi."

Seokjin mengangguk patuh dan mengambil pensilnya. "Uuh.. baiklah."

Namjoon tersenyum lebar, "Sepulang sekolah nanti aku traktir makan malam ya."

DreamcatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang