[ 9 ]

1 0 0
                                    

    (Hanya Allahlah yang tau bersama siapa salah satu Makhluknya itu bersatu,bersama Makhluk yang ini atau yang itu?)








        Raut malam menyulam rasa iri terhadap purnama bersama beribu-ribu bintang yang tengah merayap membungkam membaca tasbih bersama gulita.
Setangkai asmara dalam sunyi selalu saja berbisik tentang keindahan sepasang mata.
 
".Mbak...!."

Panggil Aini sambari menghampiriku di sudut mata awan,katakanlah dilantai atas,diluar kamar seraya menatap awan.
  
   ".ia Ai...ada apa?".

  ". Dipanggil Abi dan Ummi!.".

   ". Oh ya...".

Ainipun segera kembali ke asalnya,dari mana ia tadi,dari ruang tamu, kamar atau dapur.ah, kebiasaan.
Akupun segera kembali memasuki kamar menutup pintu bersama jendela yang tampak beberapa cahaya bulat purnama bersama segi-segi bintang gemintang.

  Akupun menemui Abi dan Ummi di ruang tamu.

". Abi,Ummi memanggilku?".

". Iya...sini Nak"!.

Abi dan Ummi mempersilahkanku duduk didepannya,mereka memintaku untuk memutuskan tentang kemana tujuanku mencari ilmu selanjutnya,tetap melanjutkan kuliah di jakarta atau memenjara diri,di pondok pesantren,melaksanakan perintahnya ?.

". Abi...Ummi...maafkan Aisyah...Aisyah tidak bisa memutuskan sekarang,beri Aisyah waktu semalam saja,buat memikirkan semua itu bi,mi...".

". Iya sudah Nak...!".
Kata Abi.

          *            *               *             *

". Assalamualaikum".

Tiba-tiba ada pesan dari seseOrang ke ponsel Syifah yang tengah duduk disudut ranjang.

  Yaampun Nomer baru lagi.
Batinnya.

" Waalaikumssalam,siapa?".

".Kamu Nasyifah,temannya Aisyah?".

". Iya...kamu siapa?".

". Perkenalkan...Namaku Iqbal".

Hhah...Iqbal?.tidak salah lagi,pasti dia Iqbal yang itu...iya...temannya Kak Rival pula,ah...coba Kak Rival gak ditempat Pak Ustad...pastinya aku sudah nanya-nanya dah...

Batinnya.

". Oh...ya...!."

Kemudian dalam pesan yang keberapa kalinya,ia meminta Syifah buat membujuk aku supaya aku mau menerima Iqbal .
Syifahpun angkat tangan pada Iqbal,sebab ia tidak mau memberi masa depan buruk yang tidak diinginkan sahabatnya sendiri,yaitu aku.Iqbal tetap memaksa Syifah hingga akhirnya ia bersedia saja,entah bersedia benar atau tidak?atau hanyakamarku.s akal-akalan Syifa saja.

Kemudian Syifah mencoba menghubungi aku untuk menceritakan semua itu,tiba-tiba ponsel aku tidak bisa dihubungi,sebab  baterainya Lowbet,hingga dari tadi di cas off belum juga terisi hingga 100℅.
Hahha...ternyata benar...Syifa membuat akal-akalan saja berpura-pura bersedia membujuk aku supaya mau bersama Iqbal,rupanya ia berniat menceritakannya padaku,sungguh Syifa memanglah sahabat terbaik bagiku.
Kemudian Syifah mencoba menghubungi Aini.

Tring...tring...

".Haloo...Assalamualaikum.ada apa Mbak?".

".iya Waalaikumssalam,Ai...Mbakmu ada?".

". Oh...Mbak Aisyah sudah tidur,sejak jam 20:02 tadi...".

". Oh...ponselnya kok gak aktif kenapa sih Ai?".

". Oh...tadi ponselnya Mbak Aisyah di cas Off Mbak...".

". Oh. ya udah dulu ya Ai...besok sampaikan sama Mbakmu,ada perlu penting dari Mbak Syifah,ya...,
Assalamualaikum".

". Iya Mbak...Waalaikumssalam".

Panggilanpun segera diputuskan oleh Syifah.

    
     *                 *                 *                  *

Mentari pagi menyapa seraut Wajahku dari luar jendela kamarku seketika aku membuka Korden kamarku.
Dan aku segera beranjak menuju dapur untuk membantu Ummi memasak buat sarapan pagi,akhir-akhir inipun disetiap pagi aku selalu membantu Ummi didapur,sebab Sekolahku sudah mulai tamat.

    ". Pagi Mi...!".

Sapaku seraya menghapiri Ummi dan mencium pipi sebelah kiri Ummi.

  ". Pagi sayang...mau bantu ?".

  ". Ya iyalah Mi...kan Aisyah pingin jadi anak yang baik."

Akupun memperlihatkan senyuman yang dari tadi aku memang menyediakannya buat Ummi.

".Ya sudah...yah...kamu iris dulu bawang-bawang ini,Ummi mau kedepan sebentar".

". Oh,iya siap Mi!".

Ummipun segera pergi setelah tersenyum sekilas untukku.

Kemudian.

". Kak Aisyah...!".

Tiba-tiba Aini muncul dari pintu dapur dengan memakai seragam sekolah,yah...jadi serasa pingin sekolah lagi nih,

". Ummi mana kak?".
Tanyanya.

". Kedepan sebentar,ada apa?".

Ainipun segera bercerita padaku bahwa Syifah ada perlu penting padaku.akupun segera mempercepat mengiris bawang-bawang ini,walau mataku sedikit berkaca-kaca karena bawang-bawang ini,aku membiarkannya saja,tanpa aku menunggu Ummi yang sejak tadi kedepan,akupun segera merebus tempe yang telah tersedia didalam wajan,dan akupun segera mencampurkan bawang-bawang yang kuiris tadi kedalam wadah yang brisi Kuah Sop yang berada diatas kompor.
  Begitu semuanya selesai,berbagai sarapan pagi ini telah tersaji rapi diatas meja makan,kemudian Ummipun datang .

". Sudah selesai Nak...?".

Seraya tersenyum seketika melihat kearah meja makan yang telah tersaji berbagai makanan.

". Iya Mi...entar dulu ya Mi...Aisyah ke kamar dulu".

Akupun segera beranjak menuju kamar.

Aku meraih ponselku yang dari tadi malam di cas,kemudian,aku segera menghubungi Syifah.

Tring...tring...

". Haloo syah...!".
Terdengar suara Syifah dari ponselku.

". Ada apa?katanya perlu?".

". Iya pokoknya ini penting buat kamu syah.. ".

". Hah...".

Syifah segera menceritakan tentang Iqbal yang tadi malam itu padaku.
Akupun merasa semakin emosi pada Iqbal,tak habis pikir Syifahpun menyuruhku buat menemui Iqbal sekarang,supaya tidak selalu menggangguku,sebab Syifah menginginkan aku bersatu bersama Mas Alfi bukannya bersama si Iqbal.




     

Assalamualakum Pemuda BerimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang