[ 14 ]

3 0 0
                                    

(Jangan pernah menyakiti diri kita sendiri hanya karena hal yang tidak bermanfaa dalam agama kita,sebab,itu hanya menyebabkan dosa).





Hati mulai tegang dan berwarna,seketika waktu telah usai dimakan hari,dan seketika hari telah usai dimakan waktu,tak terasa,kini aku telah menuruni bus yang telah mengantarkanku kembali ke kota tercintaku,kini aku sudah menikmati suasana terminal jakarta,dengan wajahku yang terasa begitu cerah dan berbinar,aku hanya tersenyum melebarkan serta melengkungan bibir merah mudahku hingga menjadi senyuman yang matang,sebagai balasan dari beberapa Orang yang terengah-engah bertanya-tanya.

".Dari pesantren Mbak?".
".Dari pesantren Ustadzah?".
".Baru pulang dari pesantren ya Neng?".
Dengan panggilan yang begitu berbeda-beda,ada sebagian yang me manggil dengan sebutan "mbak"
"Neng" "Ustadzah"
Dan lain-lain dengan bermacam kata cara mereka menyapa.
Sedangkan aku hanya menjawab ".iya". Disertai senyuman yang lebih akrab pula,secara bergantian.

          *           *           *            *

Perjalanan menuju rumah bersama Taxi yang kini sedang melaju mengantarkanku,aku hanya tersenyum-senyum sendiri merasa bahagia tiada arah,karena aku ingin cepat-cepat sampai di rumah menemui Abi,Ummi,Aini dan Mas Alfi  yang pada saat itu berjanji akan melamarku,aku ingin segera menagih janjinya,sebab,aku yakin Mas Alfi adalah pemuda terbaik untuk dijadikan imamku.ya...aku memang sengaja tidak memberitahu mereka bahwa hari ini aku akan pulang,biar nanti sesampainya di rumah mereka kaget akan kehadiranku.

         *               *             *               *

Sesampainya didepan rumah,aku segera turun dari taxi seraya menarik kooper dan diturunkannya dengan pelan.
Aku bahagia sekali setelah melihat keadaan rumah bersama halaman-halaman yang dipenuhi oleh bung-bunga yang bermekaran,rupanya bunga-bunga kesayanganku yang kering pada saat itu kini sekarang telah bermekaran berduri memenuhi daunnya.namun keadaan rumah tampak begitu sepih.
Pintunya juga ter kunci.

        *            *            *             *

Kemudian setelah sekian lamanya aku  berada di depan rumah,aku berencana untuk menemui Mas Alfi ke rumah Pak Ustad Halqi,namun sesampainya di jalan menuju Masjid,aku melihat ke arah Masjid,sepertinya hari ini ada acara pernikahan yang sedang berlangsung,aku jadi penasaran pada seseOrang yang akan menikah itu.kemudian ada 2 ibu-ibu yang baru datang menuju Masjid,kemudian akupun menghampirinya .

".Assslamualaikum Buk...!".

Ucapku seraya tersenyum pada mereka.

". Waalaikumssalam,eh,Mbak Aisyah...baru datang dari pesantren ya...?".
Tanya salah satu dari ibu-ibu tersebut.

". Iya buk...oh iya,sepertinya itu didalam Masjid acara pernikahannya siapa ya buk...?".
Tanyaku penasaran.

". Loh...emang Mbak Aisyah tidak tahu...?itukan yang menikah Adiknya sendiri".

". Hah...Aini maksudnya?,dengan siapa?".

". Nggak tau Mbak...lupa namanya".

Kemudian ke 2 ibu-ibu tersebut pergi menuju Masjid.aku senang sekali setelah nendengar bahwa Aini akan menikah hari ini,tapi kenapa Abi dan Ummi tidak memberi tahu aku sama sekali tentang ini ?,ah,tapi sudahlah,yang penting Aini bahagia hari ini,.akupun segera beranjak menuju Masjid.

       *             *                *             *

Aku segera meletakkan kooper di luar Masjid,perlahan setelah akad nikah mulai terucapkan oleh calon suami Aini.
". Saya nikahkan Ainiyah binti Sulaiman dengan maskawin  seperangkat alat sholat dibayar tunai".

Setelah semuanya berkata ". Sah".

Akupun tiba dipintu Masjid.

". Assalamualaikum".
Ucapku.

". Waalaikumssalam".
Jawaban semua Orang yang berada didalam.ada Abi,Ummi,Pak.Ustadz Halqi,Iqbal dan Mas Rival pula,mereka kaget dengan kehadiranku,namun, Mas Alfi tidak kelihatan sama sekali.

".Aisyah!".

Panggil Ummi seraya berdiri akan segera beranjak untuk memelukku,namun jejak Ummi terhenti setelah aku perlahan berjalan untuk menghampirinya,

Kemudian suami Aini segera menoleh ke arahku,begitupun denganku.

Setelah ia menatap kaget kearahku,dadaku kini tiba-tiba akan mulai sesak,senyumanku yang dari tadi akanku hadiahkan,kini mulai
terputus seketika,kebahagiaanku dari pesantren kini mulai pecah tiba-tiba,hati aku terasa terbakar api,darah dijantungku kini terasa mulai memudar,air mataku tak tertahan lagi,kini mulai pecah seketika membasahi pipi merah mudaku,setelah aku tahu bahwa suami Aini adalah seOrang pemuda yang amat sangat aku cintai, dan yang pernah berjanji akan melamar dan segera menikahiku,yaitu Mas Alfi.akupun segera menutup mulutku dan berlari kembali keluar,semua Orang menatapku kaget,begitupun Abi,Ummi yang tengah berdiri,Pak Ustad Halqi,Iqbal,Mas Rival dan yang lainnya .
Ada yang sebagian bertanya-tanya, ada apa?
     Sesampainya didepan Masjid dadaku mulai sesak,kepalaku merasa pusing,serasa kakiku sudah mulai lemas tiba-tiba aku jatuh pingsan,untunglah ada Syifah yang tiba-tiba datang dan berhasil menangkapku.

".isyah...!."

Teriak Syifah kaget.
Kemudian setelah semua yang berada didalam Masjid mendengar dengan teriakan Syifah,mereka semuapun keluar.

".Aisyah...!".
Teriak Ummi,sambari menghampiriku,

". Mbak...!".
Ainipun menghampiriku.
Sedangkan Mas Alfi kini merasa khawatir padaku,namun,ia hanya bisa diam mematung dengan raut kesedihannya.

Ya Allah...maafkan hamba ya Allah ...
Ini semua salah hamba,bisa-bisanya hamba telah mengecewakan seseOrang yang selama ini mencintai hamba ya Allah...janji yang telah hamba berikan,kini telah hamba ingkari sendiri ya Allah...hamba memang bukanlah lelaki sempurnah...ya Allah...,Astaghfirullah...!".
.
batin Mas Alfi mulai menangisi tentangku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualakum Pemuda BerimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang