"Lo jangan senyum,nanti banyak semut"
***
Bel istirahat berbunyi,setelah melewati kutukan-kutukan alam yang di lampiaskan lewat tugas-tugas Matematika di lanjutkan dengan mengingat-ingat masalalu lewat pelajaran Sejarah,akhirnya kebahagiaan datang. Bel istirahat seketika membuat kepala menjadi kembali bernafas tenang (duh,kok kepala bisa nafas sii,yaa pokoknya gitu lah,kepala bisa kembali tenang).Kesya berjalan keluar kelas. Hari ini tidak ada Fika,tidak ada lagi obrolan tidak penting,tidak ada lagi colotehan Fika yang tanpa titik koma,tidak ada lagi rebutan siapa makan habis terakhir dia yang traktir. Kesya membawa satu buku novel tebal bercover wanita dengan earphone yang menempel di telinganya,Kesya berencana hanya akan menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca novel sambil sekedar minum jus di kantin. Sampainya di kantin Kesya menduduki satu meja kosong dan memesan satu gelas jus alpukat favoritnya. Tak lama jus yang di pesannya datang,Kesya mengambil sedotan dan mulai meminumnya dengan santai kemudian mulai membuka dan membaca novel yang dari tadi sudah di hadapannya.
Lima menit berlalu,tiba-tiba ada seseorang menduduki satu kursi kosong di hadapannya,tak lain adalah Petra.
"Haii" sapanya.
"Iyaaa" Kesya hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan aktifitas membacanya.
"Lo suka novel ya" tanya Petra basa-basi.
Kesya hanya mengangguk acuh.
"Euumm..lo juga suka alpukat?" tanya Petra lagi.
"Iya" jawab Kesya masih tetap datar.
"Lo tau ga?tadi ada semut tabrakan?" kata Petra. Kesya mendongkak mengalihkan pandangannya menatap Petra sambil menyergitkan keningnya.
'What?ngomong apa sih gue' batin Petra setelah di dapati Kesya menatapnya aneh.
"Hahahahahaa,lo aneh banget mana ada semut tabrakan"vketawa Kesya pecah. Petra tersenyum kikuk sambil tangannya menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Hehe,gue aneh yah?" tanya Petra polos
"Haha,nggak kok.Gue cuma becanda,abis lo lucu banget" jawab Kesya."Yaudah,gue duluan ya mau ke kelas" lanjut Kesya sambil tangannya menutup novel yang tadi masih di bacanya.
"Eh iya" jawab Perta
Kesya kemudian berjalan menuju kasir kantin untuk membayar jus yang ia pesan tadi.
"Orang jutek,ketawanya bagus ya?herann gue" Kata Petra tersenyum kecil sambil menatap punggung Kesya yang hampir hilang dari hadapannya.***
Pukul 15.00,bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa berbondong-bondong keluar dari kelasnya. Karna besok Kesya piket kelas,terpaksa hari ini dia pulang paling akhir untuk menyapu kelas sendirian,Dita tidak masuk sejak tiga hari yang lalu,jadi terpaksa Kesya yang menyapu kelas ini sendirian.
Dua puluh menit,akhirnya selesai juga. Kesya menjatuhkan tubuhnya di kursi kelas untuk sekedar mengatur nafasnya.
"Auss bangett" Kata Kesya membenarkan rambut hitamnya yang tadi sempat menghalangi mata. Tiba-tiba satu sentuhan dingin menempel di pipi tirusnya,Kesya tersentak membalikan tubuhnya dan di dapati Petra sedang menjulurkan satu botol minum dingin ke arahnya.
"Nihh,lo capek kan?" Kata Petra sambil melemparkan senyum manisnya dan mengambil posisi duduk di samping Kesya.
"Makasih" jawab Kesya lugu,di ambilnya botol itu dan mulai membuka tutupnya yang masih di segel,tangan Kesya licin karena keringat sehingga tutupnya sulit terbuka.
"Bisa gak?" tanya Petra.
Kesya tersenyum malu,Petra kemudian sedikit membenarkan poni coolnya dan mengambil botol yang tadi masih di tangan Kesya. Petra membuka tutup botolnya setelah terbuka Petra memberikan kembali botol minumnya kepada Kesya.
Kesya mengambil dan meminumnya tanpa aba-aba. Petra tersenyum kecil saat di dapati air yang tadi masih di dalam botol minum ukuran 200 ml sudah tidak ada dalam hitungan kurang dari satu menit.
"Buset,lo aus apa nyelem. Kasian guee" komentar Petra.
Kesya hanya tersenyum malu. Ini?ini adalah senyuman manisnya,bukan lagi senyuman jutek yang selalu ia beri kepada orang yang tidak di kenalnya. Mungkin akhir-akhir ini Petra sering mengganggunya,jadi Kesya sudah sedikit tidak asing kepada Petra.
"Lo jangan senyum,nanti banyak semut" Kata Petra menggoda sambil tersenyum miring (tapi kok ganteng ya?oh my got!cool bgt. Dih apaan si gue,ko jadi ngehayal gini. Oke lanjut gaes).
Kesya terdiam,bibirnya kaku,pipinya merah,jantungnya?ah ada apa ini?jantung Kesya seperti sedang gempa tektonik.
"Syaaa?Kesyaa?" Petra melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah Kesya.What?Kesya ngelamun?
"Hah?iya apa?" Sontak,Kesya langsung tersadar.
"Lo kenapa?" Petra menyergitkan keningnya heran.
Kesya tetap terdiam,tak tau mau jawab apa. Kemudian Petra tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kesya. Kesya mendongkak terkejut,5 cm..4 cm..3 cm..2 cm..(Oh my got) Kesya memejamkan matanya paksa.
"Lo gak nafas?" Kata Petra mengejutkannya
"Hah?" Kesya tersentak
"Lo degdegan?" goda Petra jail..
"Iiih apaan si lo,udah ah gue..gue mau pulang" Sergah Kesya sambil berdiri dan berjalan setengah berlari menghindari Petra.
Petra hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan Kesya meninggalkannya sendiri di dalam kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lockers And Letters
Novela JuvenilAwalnya kesya tidak tau,kenapa fika tiba-tiba menjauh dan mengacuhkannya.Kedatangan seorang petra dalam kehidupan dua sahabat itu mengubah kisah antara keduanya. Berawal dari rasa penasaran Petra dengan sikap salah satu wanita jutek yang ada di...